OJK-BI Desak Perbankan dan Sektor Jasa Keuangan Turunkan Suku Bunga Kredit
Dia menjelaskan, saat ini ada beberapa perusahaan yang mengajukan restrukturisasi. Hal ini pun secara tidak langsung menjadi beban bagi perbankan dalam melakukan pembagian penyaluran kredit.
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Wimboh Santoso meminta perbankan dan sektor keuangan untuk menurunkan suku bunga kredit. Sebab regulator telah memberikan berbagai macam stimulus agar permintaan kredit meningkat.
"Suku bunga kami imbau, ruangnya sudah ada. Kita harapkan ruang suku bunga cukup besar, kita tunggu waktunya untuk menurunkan ini," kata Wimboh dalam keterangan persnya, Jakarta, Kamis (25/3).
-
Apa yang dikatakan OJK mengenai sektor jasa keuangan Indonesia saat ini? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 Agustus 2023 menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga dan resilien dengan indikator prudensial. seperti permodalan maupun likuiditas yang memadai serta profil risiko yang terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian global.
-
Bagaimana OJK mendorong pengembangan perbankan syariah? Berbagai kebijakan dikeluarkan OJK untuk mendorong pengembangan perbankan syariah bersama stakeholders terkait beberapa inisiatif seperti: Mulai dari perbaikan struktur industri perbankan syariah yang dilakukan melalui konsolidasi maupun spin-off unit usaha syariah (UUS). Lalu penguatan karakteristik perbankan syariah yang dapat lebih menonjolkan inovasi model bisnis yang lebih rasional, serta pendekatan kepada nasabah yang lebih humanis; Pengembangan produk yang unik dan menonjolkan kekhasan bank Syariah, sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi masyarakat untuk meningkatkan competitiveness perbankan syariah. Lalu, peningkatan peran bank syariah sebagai katalisator ekosistem ekonomi syariah agar segala aktivitas ekonomi syariah, termasuk industri halal agar dapat dilayani dengan optimal oleh perbankan syariah; dan Kelima, peningkatan peran bank syariah pada dampak sosial melalui optimalisasi instrumen keuangan sosial Islam untuk meningkatkan social value bank syariah.
-
Bagaimana OJK meningkatkan sinergi dan kolaborasi untuk memperluas akses keuangan? Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama seluruh pemangku kepentingan terus meningkatkan sinergi dan kolaborasi memperluas akses keuangan di seluruh wilayah Indonesia dalam mendukung Pemerintah mencapai target Inklusi Keuangan sebesar 90 persen pada 2024.
-
Bagaimana OJK menilai stabilitas sektor jasa keuangan Indonesia? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 Agustus 2023 menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga dan resilien dengan indikator prudensial. seperti permodalan maupun likuiditas yang memadai serta profil risiko yang terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian global.
-
Kenapa OJK mengupayakan perluasan akses keuangan di Jawa Tengah? Otoritas Jasa Keuangan bersama seluruh pemangku kepentingan terus memperluas akses keuangan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mendukung pertumbuhan ekonomi di daerah.
-
Apa yang ingin dicapai OJK dari pengembangan perbankan syariah? Bank syariah saat ini sedang kita coba arahkan untuk memberikan alternatif produkproduk perbankan syariah yang bukan merupakan bayangan dari produk-produk yang sudah ada di perbankan konvensional,” kata Dian.
Dia menjelaskan, saat ini ada beberapa perusahaan yang mengajukan restrukturisasi. Hal ini pun secara tidak langsung menjadi beban bagi perbankan dalam melakukan pembagian penyaluran kredit.
"Ada beberapa perusahaan yang di-restructuring, beban bagi perbankan untuk melakukan credit rationing," kata Wimboh.
OJK optimis dengan penurunan bunga kredit perbankan atau perusahaan pembiayaan tetap akan mendapatkan keuntungan tahun ini. Besarannya akan lebih tinggi dari pada penyaluran kredit tahun lalu.
"Kami harap jika kredit naik pasti untungnya akan lebih besar di 2021, dari pada 2020," kata dia.
Wimboh mengatakan Bank Indonesia mulai melihat ada gelagat-gelagat dan optimisme yang sudah terlihat dibandingkan beberapa bulan sebelumnya di 2020. Ini merupakan buah dari kerja bersama para pemangku kepentingan, para praktisi perbankan maupun para pengusaha.
"Ini adalah sinergi yang luar biasa, kami apresiasi ini. Kata kunci yang kami pakai bersama-sama adalah sinergi, sinergi, sinergi," katanya.
Sinergi
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo mengatakan sinergi yang kuat juga terus dibangun antara para pemangku kepentingan bersama OJK, dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Paket kebijakan terpadu untuk peningkatan pembiayaan dunia usaha telah disiapkan guna memacu pemulihan ekonomi khususnya dari sektor potensial dan strategis.
Selain program PEN, kebijakan BI dan OJK juga diarahkan untuk mengakomodasi pemulihan ekonomi. BI telah menurunkan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 150 bps sejak 2020 ke level 3,5 persen.
Selain itu, BI menempuh pelonggaran likuiditas (quantitative easing) yang cukup besar, yakni mencapai Rp 726,57 triliun pada 2020 dan Rp 50,29 triliun pada 2021 (per 16 Maret). Berbagai program penting yang telah diluncurkan seperti pelonggaran uang muka pembelian kendaraan, pelonggaran Loan to Value/Financing to Value kredit/pembiayaan properti, perpanjangan restrukturisasi kredit debitur terdampak Covid-19 serta relaksasi Aset Tertimbang Menurut Rasio (ATMR) kredit kendaraan bermotor dan rumah tinggal menjadi contoh sinergi kebijakan yang kuat dan terkoordinasi dalam mendukung pemulihan ekonomi nasional.
"Kegiatan ini menunjukkan optimisme terhadap pemulihan ekonomi yang didukung oleh suatu sinergi yang kuat dari Pemerintah, Bank Indonesia, OJK dan kita semua," kaya Perry.
Untuk itu dia meminta perbankan baik kelompok bank himbara atau swasta dan dunia usaha untuk menjaga optimisme. Semua harus ikut bergandengan demi mempercepat proses pemulihan ekonomi nasional. "Ayo kita semua, perbankan, Bank Himbara, Bank Swasta, dan dunia usaha agar terus menjaga optimisme yang penting dalam upaya memulihkan ekonomi," kata Perry.
(mdk/idr)