OJK Catat Investasi Reksadana Tumbuh Signifikan dalam 3 Tahun
Direktur Pengelolaan Investasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sujanto mengatakan dari tahun ke tahun, industri investasi memang terus menunjukkan tren perkembangan yang positif. Tercatat, total dana kelolaan reksadana meningkat dua kali lipat dalam 3 tahun terakhir.
Direktur Pengelolaan Investasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sujanto mengatakan dari tahun ke tahun, industri investasi memang terus menunjukkan tren perkembangan yang positif. Tercatat, total dana kelolaan reksadana meningkat dua kali lipat dalam 3 tahun terakhir.
"Dalam kurun waktu 3 tahun terakhir total dana kelolaan reksa dana meningkat sampai 2 kali lipat, yaitu 272 triliun pada 2016, menjadi Rp 507 triliun per 9 Mei 2019," kata dia, di Jakarta, Selasa (14/5).
-
Apa yang dikatakan OJK mengenai sektor jasa keuangan Indonesia saat ini? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 Agustus 2023 menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga dan resilien dengan indikator prudensial. seperti permodalan maupun likuiditas yang memadai serta profil risiko yang terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian global.
-
Bagaimana OJK menilai stabilitas sektor jasa keuangan Indonesia? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 Agustus 2023 menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga dan resilien dengan indikator prudensial. seperti permodalan maupun likuiditas yang memadai serta profil risiko yang terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian global.
-
Bagaimana OJK mendorong penguatan governansi di sektor jasa keuangan? OJK telah meminta agar Industri Jasa Keuangan terus memperkuat governansi antara lain dengan penerapan manajemen risiko dan manajemen anti-fraud serta penyuapan.
-
Apa saja yang dilakukan OJK untuk memastikan kinerja sektor jasa keuangan tetap baik? Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memastikan kinerja sektor jasa keuangan sangat baik di tengah kondisi global yang penuh tantangan. Hal itu disampaikan langsung Ketua Dewan Mahendra Siregar.Kata dia, stabilitas sektor jasa keuangan nasional tetap terjaga didukung oleh permodalan yang kuat. Selain itu, likuiditas industri keuangan juga sangat memadai dengan profil risiko yang manageable.
-
Mengapa OJK menyatakan sektor jasa keuangan Indonesia stabil? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 Agustus 2023 menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga dan resilien dengan indikator prudensial. seperti permodalan maupun likuiditas yang memadai serta profil risiko yang terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian global.
-
Apa kondisi sektor jasa keuangan nasional menurut OJK? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 25 Oktober 2023 menilai sektor jasa keuangan nasional terjaga stabil didukung permodalan yang kuat, kondisi likuiditas yang memadai, dan profil risiko yang terjaga sehingga meningkatkan optimisme bahwa sektor jasa keuangan mampu memitigasi risiko meningkatnya ketidakpastian global baik dari higher for longer suku bunga global maupun peningkatan tensi geopolitik.
Tak hanya itu. Jumlah produk Reksadana pun meningkat signifikan. Menurut dia, sejak 2016, jumlah produk Reksadana meningkat tiga kali lipat. "Jumlah Reksadana pun meningkat dari 1.091 produk pada 2016 menjadi 2.082 produk per 9 Mei 2019. Sejalan pertumbuhan itu," lanjut dia.
Demikian pula dengan kinerja Reksadana Syariah yang turut mengalami tren perkembangan yang positif. Hal tersebut tampak dari peningkatan dana kelolaan sebesar tiga kali lipat dalam 3 tahun terakhir.
"Dana kelolaan reksa dana syariah juga mengalami peningkatan lebih daripada 3 kali lipat, yaitu dari Rp 11 triliun pada 2016 menjadi Rp 35 triliun per 9 Mei," jelas dia.
Meski demikian, dia mengakui bahwa proporsi dana kelolaan reksa dana syariah masih 7 persen dari total dana kelolaan produk Reksadana yang ada saat ini, yakni Rp 507 triliun tersebut. Selain itu, hingga April 2019 jumlah investor Reksadana mencapai 1.143.801, meningkatkan tiga kali lipat dalam 5 tahun.
"Adapun investor Reksadana meningkat lebih dari 3 kali lipat, dalam 5 tahun, 1.143.801 investor per akhir April 2019," ungkapnya.
Namun, jika dibandingkan dengan total populasi Indonesia yang sebesar 260 juta jiwa, maka porsi investor Reksadana hanya 0,4 dari total populasi. "Karena itu kami melihat pertumbuhan industri Reksadana termasuk Reksadana Syariah masih sangat berpotensi untuk bertumbuh lagi ke depan lagi,"
"Karena demografi penduduk yang demikian besar akan menjadi tantangan bagi kita untuk mencapai jumlah yang lebih besar dari yang ada sekarang," tandasnya.
Baca juga:
Saldo Rp 10.000 di Go-Pay Kini Bisa untuk Investasi Reksa Dana
Phillip Asset Management Luncurkan Reksa Dana ETF Perdana
OVO Gandeng Bareksa Hingga Teralite Perluas Layanan Keuangan
Reksa Dana Syariah Capai 223 Hingga Januari 2019
Dalam tiga tahun, reksadana Narada catatkan return 78,28 persen
Jadi bos Danareksa, Arief Budiman disiapkan pimpin holding BUMN jasa keuangan