OJK: Jangan Percaya Oknum Tawarkan Sertifikat Pelunasan Kredit, Itu Penipuan
Untuk mendapatkan sertifikat pelunasan kredit, pelaku penipuan meminta para debitur kredit macet untuk membeli sertifikat pelunasan yang harganya bervariasi, ada yang dijual Rp 300 ribu, Rp 500 ribu, Rp 1 juta, bahkan ada yang meminta 10 persen dari nilai kredit yang macet.
Otoritas Jasa Keuangan Regional Bali dan Nusa Tenggara mengingatkan masyarakat Bali jangan sampai mempercayai oknum-oknum yang menawarkan sertifikat jaminan pelunasan kredit macet. Sebab, itu murni tindak penipuan.
"Kami mendapatkan informasi di Kabupaten Tabanan, ada oknum yang mencari-cari para debitur macet di perbankan, kemudian mereka menawarkan sertifikat pelunasan," kata Kepala OJK Regional Bali-Nusra, Elyanus Pongsoda seperti dikutip dari Antara Denpasar, Rabu (2/10).
-
Kapan P.K. Ojong meninggal? Sebulan kemudian, Ojong meninggal dunia pada 31 Mei 1980.
-
Apa yang diuji coba oleh Pemprov DKI Jakarta? Penjelasan Pemprov DKI Uji Coba TransJakarta Rute Kalideres-Bandara Soekarno Hatta Dikawal Patwal Selama uji coba dengan menggunakan Bus Metro TransJakarta dikawal dengan petugas Patwal hingga ada penutupan sementara di beberapa persimpangan Penjabat Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono bersama jajaran Pemprov DKI Jakarta menjajal langsung TransJakarta menuju Bandara Internasional Soekarno-Hatta yang dimulai dari Terminal Kalideres.
-
Apa yang diresmikan oleh Jokowi di Jakarta? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan kantor tetap Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Asia di Menara Mandiri 2, Jakarta, Jumat (10/11).
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Apa saja jenis PPKS yang ditemukan di Jakarta? Contoh PPKS yang dijangkau adalah manusia gerobak, manusia silver, pengemis, dan badut.
-
Siapa yang kuliah di Jogja? Perempuan yang tidak diketahui namanya itu kerap berdoa agar diberi kekuatan untuk selalu mencari nafkah demi keluarga. Terutama anaknya yang sedang menempuh pendidikan tinggi di Yogyakarta.“Anak saya juga kuliah di situ, di Jogja. Sekarang semester akhir, makanya saya ada di sini itu karena ya butuh biaya,” ucap perempuan tersebut.
Untuk mendapatkan sertifikat pelunasan kredit, pelaku penipuan meminta para debitur kredit macet untuk membeli sertifikat pelunasan yang harganya bervariasi, ada yang dijual Rp300 ribu, Rp500 ribu, Rp1 juta, bahkan ada yang meminta 10 persen dari nilai kredit yang macet.
Penjual sertifikat lunas bodong itu meyakini para korbannya bahwa masyarakat dijamin oleh negara, termasuk utang-utangnya akan dilunasi negara lewat harta karun negara dengan difasilitasi melalui lembaga tertentu yang namanya tertera dalam sertifikat tersebut.
"Bahkan kadang ada yang membawa-bawa nama Presiden. Jelas sertifikat pelunasan tersebut palsu karena tidak ada pihak yang bisa menjamin pelunasan utang di perbankan," ujar Elyanus.
Umumnya para korban baru mengetahui dirinya tertipu setelah pergi ke bank tempat meminjam kredit ataupun ketika orang bank datang menagih.
Pihaknya mendapatkan informasi kasus tersebut saat bertemu dengan jajaran komisaris dan direksi BPR di Tabanan belum lama ini terkait pembahasan kredit macet.
"Saya sudah minta teman-teman untuk menelusuri lebih lanjut jangan sampai korbannya terus bertambah. Selain itu, akan dibicarakan dalam satuan tugas waspada investasi," ucapnya.
Meskipun sudah ada beberapa korban penipuan sertifikat pelunasan palsu itu, hingga kini belum ada masyarakat yang melaporkan langsung ke OJK. "Mungkin mereka mengikhlaskan uangnya hilang. Tetapi bagi kami, kasus ini tidak boleh menambah korban lebih banyak lagi," kata Elyanus.
Baca juga:
Gantikan Mirza Adityaswara, Dodi Budi Waluyo Dilantik jadi Dewan Komisioner OJK
OJK Tutup 1.300 Fintech Ilegal
3 Tips agar Tak Sengsara Akibat Pinjaman Online Ilegal
Bos OJK Kaget Ada Orang Pinjam Online 20 Kali dalam Semalam
OJK Atur Kode Etik untuk Perusahaan dan Konsumen Fintech
Dampak Penurunan Uang Muka Kredit Rumah & Mobil ke Perbankan