OJK: Kinerja perbankan di Solo masih baik meski kredit macet tinggi
"Meskipun NPL di wilayah eks-Karesidenan Surakarta cukup tinggi tetapi masih lebih rendah jika dibandingkan di Jawa Tengah yang mencapai lebih dari 3 persen."
Hingga Juli 2016, kinerja perbankan di wilayah eks-Karesidenan Surakarta mengalami kenaikan yang positif. Kondisi tersebut berbanding terbalik dengan kinerja perbankan secara nasional yang mengalami perlambatan. Volume usaha perbankan di Solo naik 12 persen (yoy) atau Rp 7,7 triliun menjadi Rp 71,4 triliun.
Meski demikian, kredit macet atau non performing loan (NPL) perbankan di Solo terhitung naik menjadi 2,6 persen. Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kota Solo, Laksono Dwionggo mengatakan, kenaikan ini disebabkan kegagalan usaha yang dibiayai melalui kredit/pembiayaan, karakter debitur, serta kondisi ekonomi.
-
Bagaimana OJK mendorong pengembangan perbankan syariah? Berbagai kebijakan dikeluarkan OJK untuk mendorong pengembangan perbankan syariah bersama stakeholders terkait beberapa inisiatif seperti: Mulai dari perbaikan struktur industri perbankan syariah yang dilakukan melalui konsolidasi maupun spin-off unit usaha syariah (UUS). Lalu penguatan karakteristik perbankan syariah yang dapat lebih menonjolkan inovasi model bisnis yang lebih rasional, serta pendekatan kepada nasabah yang lebih humanis; Pengembangan produk yang unik dan menonjolkan kekhasan bank Syariah, sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi masyarakat untuk meningkatkan competitiveness perbankan syariah. Lalu, peningkatan peran bank syariah sebagai katalisator ekosistem ekonomi syariah agar segala aktivitas ekonomi syariah, termasuk industri halal agar dapat dilayani dengan optimal oleh perbankan syariah; dan Kelima, peningkatan peran bank syariah pada dampak sosial melalui optimalisasi instrumen keuangan sosial Islam untuk meningkatkan social value bank syariah.
-
Di mana Perpustakaan Bank Indonesia di Surabaya berada? Perpustakaan ini terletak di tengah kota, tepatnya di Jalan Taman Mayangkara, Kelurahan Darmo, Kecamatan Wonokromo, Kota Surabaya.
-
Apa yang ingin dicapai OJK dari pengembangan perbankan syariah? Bank syariah saat ini sedang kita coba arahkan untuk memberikan alternatif produkproduk perbankan syariah yang bukan merupakan bayangan dari produk-produk yang sudah ada di perbankan konvensional,” kata Dian.
-
Kenapa OJK menyelenggarakan Pasar Keuangan Rakyat (PKR) di Sumbawa Barat? Perluasan akses keuangan merupakan salah satu strategi yang efektif untuk menurunkan tingkat kemiskinan dan meningkatkan stabilitas sistem keuangan. Melalui akses pembiayaan yang mudah dan murah, penciptaan pusat-pusat kegiatan ekonomi baru di berbagai daerah akan dapat terwujud,” kata Ogi, Minggu (29/10).
-
Kenapa OJK mengupayakan perluasan akses keuangan di Jawa Tengah? Otoritas Jasa Keuangan bersama seluruh pemangku kepentingan terus memperluas akses keuangan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mendukung pertumbuhan ekonomi di daerah.
-
Kenapa OJK terus berupaya mengembangkan industri perbankan syariah? OJK terus berupaya mengembangkan industri perbankan syariah dengan memanfaatkan keunikan dan kekhasannya yang memiliki keunggulan dibanding produk bank konvensional. Keunggulan itu perlu dimaksimalkan agar perbankan syariah dapat memberikan dampak positif pada masyarakat dan perekonomian nasional.
"Meskipun NPL di wilayah eks-Karesidenan Surakarta cukup tinggi tetapi masih lebih rendah jika dibandingkan di Jawa Tengah yang mencapai lebih dari 3 persen. Kinerja industri perbankan di wilayah eks-Karesidenan Surakarta untuk Dana Pihak Ketiga (DPK) bank umum konvensional dan syariah meningkat sebesar 14 persen (yoy) dengan total Rp 55,5 miliar," ujar Laksono kepada wartawan, Kamis (29/9).
Laksono menyebut, sumber dana terbesar berasal dari tabungan yang meningkat Rp 3,7 triliun menjadi Rp 26,8 triliun. Diikuti deposito yang meningkat sebesar Rp 1,9 triliun menjadi sebesar Rp 20,2 triliun. Sedangkan giro meningkat Rp 1 triliun menjadi Rp 8,3 triliun.
Meningkatnya sumber dana dari masyarakat tersebut, kata dia, membawa dampak kredit yang disalurkan meningkat sebesar Rp 7,9 triliun atau 14,9 persen menjadi Rp 60,9 triliun secara year on year (yoy).
"Peningkatan kredit tersebut berdampak pada peningkatan LDR (Loan to Deposito Ratio) menjadi 109 persen. Sementara itu kinerja Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan BPR Syariah di wilayah eks-Karesidenan Surakarta juga menunjukkan perkembangan yang baik," jelasnya.
Baca juga:
Pertama di Indonesia, pembayaran elektronik korporasi diluncurkan
OJK sebut pangsa pasar bank syariah capai 5 persen tahun ini
BCA gandeng perusahaan Jepang perkuat bisnis kartu kredit
Bank Mandiri 'amankan' Rp 7,37 triliun dana Tax Amnesty
Pengusaha sebut ada 49 juta UKM belum tersentuh fasilitas perbankan