OJK sebar mata-mata pantau pelayanan jasa keuangan Tanah Air
Dalam bekerja, intel ini bisa saja menyamar sebagai konsumen dan bertanya tentang produk ataupun prosedur dan pelayanan.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) ternyata mempunyai agen intelijen khusus untuk memantau standar pelayanan sektor jasa keuangan Tanah Air. Dalam bekerja, intel ini bisa saja menyamar sebagai konsumen dan bertanya kepada pelaku usaha jasa keuangan tentang produk ataupun prosedur dan pelayanan.
Kepala Departemen Perlindungan Konsumen OJK Anton Prabowo mengatakan, intel OJK bisa berasal dari pihak ketiga yang telah bekerja sama dengan OJK. Tak sebatas itu, intel OJK bahkan bisa juga masyarakat atau mahasiswa yang dia sendiri tak sadar kalau sudah jadi intel OJK.
"Jadi bisa saja mereka tidak tahu dipekerjakan oleh OJK, dan mereka dipertemukan ke masyarakat. Ketika di lapangan mereka bertanya kepada masyarakat dan mengatakan untuk keperluan penulisan kuliah. Jadi orang OJK bertemu (intel) mengaku sebagai akademisi," jelas Anton dalam acara pelatihan wartawan keuangan di Sentul, Bogor, Sabtu (4/6).
"Tapi bisa juga dia (intel) berpura-pura beli asuransi, dijelaskan atau tidak secara detail mengenai asuransi, dan kami juga ke bank bertanya-tanya ke customer service," sambungnya.
Prinsip kerja agen intelijen ini berdasarkan hasil analisis pengaduan yang diterima OJK selama satu tahun. OJK akan meneliti bagian mana yang banyak dikeluhkan masyarakat dan lembaga ini akan langsung menerjunkan intelijen.
"Di akhir tahun kita melakukan analisis pengaduan dan akan kita ambil topik tertentu. Kemudian kita akan mendesain skenario dan melakukan pemantauan di lapangan," katanya.
Sistem kerja intel tersebut sudah ditentukan dan ditetapkan oleh OJK, misalnya bertanya sesuai daftar pertanyaan yang diberikan OJK. Selain itu, intel tersebut juga kerap dilengkapi dengan alat elektronik dan telekomunikasi canggih yang tersembunyi.
"Jadi saya tinggal duduk saja, jauh dari mereka tetapi dapat mendengarkan percakapan mereka apa yang dibicarakannya," ucapnya.
Anto berharap, masyarakat yang ingin membeli produk asuransi ataupun jasa keuangan lainnya agar lebih aktif bertanya kepada agen yang menawarkan, mengenai risiko dan keuntungan. "Konsumen harus lebih kritis dan agen harus menjelaskan secara banyak dan detil," tutupnya.
Baca juga:
Cegah korupsi di Korps Adhyaksa, Kejagung gandeng OJK
Triwulan I-2016, pertumbuhan kredit perbankan capai 8,7 persen
Data transaksi diintip DJP, OJK mengaku pengguna kartu kredit anjlok
OJK gandeng OECD genjot peran UMKM dalam perekonomian
Periode I-2016, OJK catat 321 emiten dalam daftar efek syariah
Deddy Mizwar minta perbankan 'jemput bola' biayai sektor perkebunan
Mayoritas masyarakat Indonesia belum melek asuransi
-
Bagaimana OJK mendorong pengembangan perbankan syariah? Berbagai kebijakan dikeluarkan OJK untuk mendorong pengembangan perbankan syariah bersama stakeholders terkait beberapa inisiatif seperti: Mulai dari perbaikan struktur industri perbankan syariah yang dilakukan melalui konsolidasi maupun spin-off unit usaha syariah (UUS). Lalu penguatan karakteristik perbankan syariah yang dapat lebih menonjolkan inovasi model bisnis yang lebih rasional, serta pendekatan kepada nasabah yang lebih humanis; Pengembangan produk yang unik dan menonjolkan kekhasan bank Syariah, sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi masyarakat untuk meningkatkan competitiveness perbankan syariah. Lalu, peningkatan peran bank syariah sebagai katalisator ekosistem ekonomi syariah agar segala aktivitas ekonomi syariah, termasuk industri halal agar dapat dilayani dengan optimal oleh perbankan syariah; dan Kelima, peningkatan peran bank syariah pada dampak sosial melalui optimalisasi instrumen keuangan sosial Islam untuk meningkatkan social value bank syariah.
-
Apa yang ingin dicapai OJK dari pengembangan perbankan syariah? Bank syariah saat ini sedang kita coba arahkan untuk memberikan alternatif produkproduk perbankan syariah yang bukan merupakan bayangan dari produk-produk yang sudah ada di perbankan konvensional,” kata Dian.
-
Apa yang dikatakan OJK mengenai sektor jasa keuangan Indonesia saat ini? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 Agustus 2023 menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga dan resilien dengan indikator prudensial. seperti permodalan maupun likuiditas yang memadai serta profil risiko yang terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian global.
-
Kenapa OJK mengupayakan perluasan akses keuangan di Jawa Tengah? Otoritas Jasa Keuangan bersama seluruh pemangku kepentingan terus memperluas akses keuangan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mendukung pertumbuhan ekonomi di daerah.
-
Kenapa OJK terus berupaya mengembangkan industri perbankan syariah? OJK terus berupaya mengembangkan industri perbankan syariah dengan memanfaatkan keunikan dan kekhasannya yang memiliki keunggulan dibanding produk bank konvensional. Keunggulan itu perlu dimaksimalkan agar perbankan syariah dapat memberikan dampak positif pada masyarakat dan perekonomian nasional.
-
Bagaimana OJK mendorong penguatan governansi di sektor jasa keuangan? OJK telah meminta agar Industri Jasa Keuangan terus memperkuat governansi antara lain dengan penerapan manajemen risiko dan manajemen anti-fraud serta penyuapan.