OJK sebut industri keuangan masih mampu hadapi risiko depresiasi rupiah
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan industri keuangan, khususnya perbankan di Indonesia masih mampu memitigasi dampak negatif dari risiko pergerakkan nilai tukar rupiah. Ini dapat terlihat dari sejumlah indikator kesehatan industri keuangan yang masih terjaga.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan industri keuangan, khususnya perbankan di Indonesia masih mampu memitigasi dampak negatif dari risiko pergerakkan nilai tukar rupiah.
Juru Bicara OJK Sekar Putih Djarot, mengatakan ketahanan Industri keuangan, khususnya perbankan dapat terlihat dari sejumlah indikator kesehatan industri keuangan yang masih terjaga.
-
Kenapa OJK menyelenggarakan Pasar Keuangan Rakyat (PKR) di Sumbawa Barat? Perluasan akses keuangan merupakan salah satu strategi yang efektif untuk menurunkan tingkat kemiskinan dan meningkatkan stabilitas sistem keuangan. Melalui akses pembiayaan yang mudah dan murah, penciptaan pusat-pusat kegiatan ekonomi baru di berbagai daerah akan dapat terwujud,” kata Ogi, Minggu (29/10).
-
Apa yang dikatakan OJK mengenai sektor jasa keuangan Indonesia saat ini? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 Agustus 2023 menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga dan resilien dengan indikator prudensial. seperti permodalan maupun likuiditas yang memadai serta profil risiko yang terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian global.
-
Kenapa OJK serius dalam upaya mencegah korupsi? “Kami sungguh sangat serius dalam upaya mencegah korupsi dan kami juga menerapkan SMAP yaitu sistem manajemen anti penyuapan yang berbasis ISO dan diharapkan semua Industri Jasa Keuangan secara mandatory juga bisa berpartisipasi supaya Industri Jasa Keuangan bisa tumbuh sehat dan berintegritas,” kata Sophia.
-
Apa yang membuat Pejuang Rupiah istimewa? "Makin keras kamu bekerja untuk sesuatu, makin besar perasaanmu ketika kamu mencapainya."
-
Siapa saja yang bisa menjadi Pejuang Rupiah? "Orang-orang sukses tidak berbakat; mereka hanya bekerja keras, kemudian berhasil dengan sengaja."
-
Kapan Pejuang Rupiah harus bersiap? "Jangan khawatir tentang menjadi sukses tetapi bekerjalah untuk menjadi signifikan dan kesuksesan akan mengikuti secara alami." – Oprah Winfrey
"Rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) perbankan masih terkendali di 2,73 persen (gross), Dana Pihak Ketiga (DPK) bertumbuh 6,8 persen (year on year/yoy) dan pertumbuhan kredit mencapai 11 persen (yoy)," kata Sekar dalam diskusi 'Bersatu untuk Rupiah', di Jakarta, Senin (10/9).
Selain itu, rasio kecukupan modal bank alias Capital Adequacy Ratio (CAR) perbankan, masih kuat. CAR perbankan pada awal September 2018 masih sebesar 22 persen. Meskipun demikian, regulator tetap waspada terhadap meningkatnya risiko ekonomi eksternal
"Di tengah volatilitas pasar keuangan, profil risiko di industri keuangan masih manageble (dapat dikendalikan). CAR Perbankan juga masih kuat," kata dia.
Menurut dia, pemerintah, Bank Indonesia dan OJK masih berhasil mengatasi dampak dari pengetatan likuiditas perekonomian global. Belum ada tendensi pengetatan likuiditas di pasar domestik. OJK mengapresiasi BI yang melakukan intervensi pasar dalam beberapa waktu terakhir.
Untuk itu, OJK akan membantu pemerintah dan BI untuk menurunkan defisit transaksi berjalan. Langkah yang diambil OJK adalah dengan memberikan insentif makroprudensial kepada perbankan yang berkontribusi menumbuhkan industri berorientasi ekspor. Kemudian, OJK juga mendorong Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia dengan fasilitas pembiayaan ekspor.
"Dalam kebijakan kami, Kami berikan insentif bagi perbankan, misalnya melalui relaksasi ATMR (Aset Tertimbang Menurut Risiko) untuk yang membantu meningkatkan ekspor domestik. Kami juga dorong LPEI untuk penyediaan fasilitas ekspor," tandas dia.
Baca juga:
Kemenkeu: Kebijakan pengendalian Rupiah tak ganggu ekonomi 2019
Sri Mulyani: Tiap Rp 100 per USD sumbang penerimaan Rp 4,7 triliun
Awal pekan, Rupiah dibuka di level Rp 14.835 per USD
Ekonom sebut pelemahan Rupiah berlanjut sampai akhir tahun, ini sebabnya
Rupiah anjlok, pedagang perkecil ukuran tahu dan tempe