OJK Sebut Inklusi Keuangan Bisa Jadi Solusi Mempercepat Pemulihan Ekonomi Nasional
"Kami meyakini bahwa inklusi keuangan dapat menjadi mesin pendorong proses pemulihan ekonomi. Karena, penyaluran pembiayaan bagi pengusaha kecil, mikro, bahkan ultra mikro dapat menjadi awal untuk menggerakkan kembali roda perekonomian."
Anggota Dewan Komisioner Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Tirta Segara mengatakan bahwa seluruh pemangku kepentingan di sektor keuangan ditantang untuk bersinergi dalam menyediakan layanan keuangan yang memiliki tiga karakteristik.
Karakteristik pertama adalah accessible atau mudah diakses. Kedua, flexible yaitu bisa menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat, dan yang ketiga adalah affordable yaitu dengan biaya murah.
-
Apa yang dikatakan OJK mengenai sektor jasa keuangan Indonesia saat ini? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 Agustus 2023 menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga dan resilien dengan indikator prudensial. seperti permodalan maupun likuiditas yang memadai serta profil risiko yang terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian global.
-
Apa kondisi sektor jasa keuangan nasional menurut OJK? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 25 Oktober 2023 menilai sektor jasa keuangan nasional terjaga stabil didukung permodalan yang kuat, kondisi likuiditas yang memadai, dan profil risiko yang terjaga sehingga meningkatkan optimisme bahwa sektor jasa keuangan mampu memitigasi risiko meningkatnya ketidakpastian global baik dari higher for longer suku bunga global maupun peningkatan tensi geopolitik.
-
Bagaimana OJK mendorong penguatan governansi di sektor jasa keuangan? OJK telah meminta agar Industri Jasa Keuangan terus memperkuat governansi antara lain dengan penerapan manajemen risiko dan manajemen anti-fraud serta penyuapan.
-
Mengapa OJK meminta agar Industri Jasa Keuangan memperkuat governansi? “Penerapan manajemen risiko di Sektor Jasa Keuangan perlu bertransformasi dari compliance- driven menjadi terintegrasi pada proses bisnis sehingga dapat meningkatkan kinerja, mendorong inovasi, dan mendukung pencapaian tujuan organisasi sehingga tercipta ekosistem keuangan yang bersih dan sehat,” kata Sophia.
-
Kenapa OJK mengimbau masyarakat waspada terhadap penipuan keuangan? Masyarakat Indonesia diimbau agar selalu waspada terhadap modus penipuan layanan di sektor jasa keuangan. Pasalnya sudah terjadi penipuan yang merugikan banyak korban.
-
Bagaimana OJK meningkatkan sinergi dan kolaborasi untuk memperluas akses keuangan? Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama seluruh pemangku kepentingan terus meningkatkan sinergi dan kolaborasi memperluas akses keuangan di seluruh wilayah Indonesia dalam mendukung Pemerintah mencapai target Inklusi Keuangan sebesar 90 persen pada 2024.
Tirta menegaskan bahwa tiga karakteristik inklusi keuangan tersebut dapat menjadi salah satu solusi mempercepat pemulihan ekonomi nasional.
"Pertama,kami meyakini bahwa inklusi keuangan dapat menjadi mesin pendorong proses pemulihan ekonomi. Karena, penyaluran pembiayaan bagi pengusaha kecil, mikro, bahkan ultra mikro dapat menjadi awal untuk menggerakkan kembali roda perekonomian," kata Tirta, dalam acara Penutupan Bulan Inklusi Keuangan (BIK) yang digelar secara daring pada Selasa (2/11).
Tirta menyampaikan bahwa pihaknya akan mendorong industri jasa keuangan untuk terus mengembangkan produk keuangan yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan masyarakat.
Dalam kaitan ini, salah satu kemajuannya adalah melalui tim percepatan akses keuangan daerah. OJK juga mendorong program Kredit Pembiayaan Melawan Rentenir (KPMR), yang merupakan skema pembiayaan dengan proses cepat, dan dengan biaya rendah.
"Kami mengharapkan agar KPMR dapat menjadi salah satu jawaban yang muah dan terjangkau bagi pegiat pariwisata, pelaku usaha ultra mikro, mikro, dan kecil, agar mereka bukan hanya bertahan hidup, tetapi juga membangkitkan kembali usahanya pasca pandemi," ujar Tirta.
"Kedua, inklusi keuangan juga diharapkan dapat mendukung ketahanan ekonomi masyarakat dalam berbagai situasi dan kondisi," lanjutnya.
Ketersediaan keuangan yang disertai dengan peningkatan keterampilan pengelolaan keuangan, menurut Tirta,akan membantu masyarakat untuk bertahan dalam menghadapi tekanan ekonomi. "Hal ini memungkinkan bagi mereka lebih siap menghadapi situasi krisis," ujarnya.
Menciptakan Budaya Hidup Hemat
Peran inklusi keuangan selanjutnya yaitu terkait dengan funding, atau tabungan, atau investasi untuk masa depan.
Tirta mengungkapkan bahwa orang dewasa di Indonesia yang mengikuti program pensiun berjumlah hanya sekitar 6 persen. Angka ini terbilang relatif sangat rendah.
"Kita semua perlu menyiapkan hari tua kita, agar tidak menjadi beban ahli waris di kemudian hari," ujar Tirta.
"Selain itu, kami meyakini bahwa program inklusi keuangan melalui kebiasaan menabung sejak dini dapat menciptakan budaya hidup hemat," pungkasnya.
Reporter: Natasha Khairunisa Amani
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)