Pandemi Corona Ciptakan Banyak Usaha Kebun Rumahan
Salah satu kegiatan yang cukup banyak dilakukan masyarakat selama pandemi covid-19 adalah bercocok tanam di rumah, atau populer dengan istilah urban farming. Bahkan, kegiatan ini disebut memiliki prospek yang cerah dalam mendukung kegiatan pertanian.
Salah satu kegiatan yang cukup banyak dilakukan masyarakat selama pandemi covid-19 adalah bercocok tanam di rumah, atau populer dengan istilah urban farming. Bahkan, kegiatan ini disebut memiliki prospek yang cerah dalam mendukung kegiatan pertanian.
"Urban farming yang awalnya merupakan kegiatan untuk mengisi waktu luang di masa covid-19 ini, saat ini telah diketahui oleh banyak masyarakat dan masyarakat tertarik untuk melakukan kegiatan tersebut sebagai gaya hidup baru di perkotaan yang dapat dilakukan oleh semua kalangan," ujar Senior Business Analyst MarkPlus, Inc., Dini Bonafitria, dalam acara MarkPlus Government Roundtable: Pemulihan Ekonomi di Sektor Pertanian, Senin (19/10).
-
Bagaimana PT Astra Agro Lestari Tbk mengembangkan industri perkebunan di Indonesia? Astra Agro Lestari Tbk (Perseroan) mulai mengembangkan industri perkebunan di Indonesia sejak lebih dari 30 tahun yang lalu.
-
Kapan warga Sindangsari mulai menekuni usaha kerupuk emping melinjo? Banyak warga setempat yang menekuni bisnis ini sejak 1997 silam.
-
Kapan desa Zaman Perunggu, Must Farm, dibangun? Di desa ini ada lima rumah berbentuk bundar yang dibangun di atas sungai, berasal dari sekitar tahun 950 SM, seperti dikutip dari Greek Reporter, Rabu (1/5).
-
Kenapa Wulansari berbisnis olahan buah salak? Potensi ini memantik daya kreatif Wulansari untuk menambah nilai ekonomi buah salak.
-
Bagaimana Prajogo Pangestu memulai bisnisnya? Ketika bekerja sebagai sopir angkot Prajogo Pangestu mulai mendapatkan celah untuk menjadi seorang pengusaha. Saat itu Prajogo bertemu dengan pengusaha kayu Malaysia bernama Bong Sun On atau burhan Uray pada 1960-an. Pengusaha kayu tersebut kemudian mengajak Prajogo untuk bekerja di perusahaan miliknya Djajanti Timber Group.
-
Siapa yang Makmur ajak untuk membangun bisnis pertanian? Makanya saya mengajak istri saya untuk berbisnis yang murni untuk pertanian,
Berdasarkan hasil survei MarkPlus, 90,9 persen masyarakat telah mengetahui urban farming ini. Dari banyaknya masyarakat yang mengetahui apa itu urban farming, 72 persen mengetahuinya dari internet. Sisanya, responden mengaku tahu kegiatan urban farming dari teman, baik individu maupun komunitas, dan televisi.
Survei ini melibatkan 110 responden, baik di dalam maupun di luar jabodetabek masing-masing 40 persen dan 60 persen. Lalu, 92,7 persen orang yang sudah melakukan urban farming akan terus melanjutkannya meski pandemi berakhir.
Bisnis Kebun Rumahan Perlu Dukungan Pemerintah Wujudkan Ketahanan Pangan
Meski begitu, masyarakat juga mengeluhkan sejumlah tantangan dalam implementasi urban farming ini. "Ternyata sarana dan fasilitas, ketersediaan waktu, dan biaya merupakan tantangan-tantangan yang dirasakan oleh masyarakat," kata Dini.
Disamping tantangan tersebut, 98,2 persen responden sepakat bahwa urban farming memiliki prospek dalam mendukung kegiatan pertanian. Alasannya, karena adanya ketahanan pangan, ramah lingkungan, dan dapat meningkatkan pendapatan.
Untuk itu, responden menilai perlunya dukungan untuk pengembangan lebih lanjut. Dini mengatakan, rasa optimis dan prospek yang cerah dari kegiatan urban farming harus dapat dilihat sebagai peluang bagi pemerintah dan pelaku usaha swasta dalam mendukung pengembangan lebih lanjut.
"Masyarakat masih merasa adanya kebutuhan dukungan terhadap kegiatan urban farming terutama dalam kebutuhan sarana dan prasarana seperti paket lengkap hidroponik," kata dia.
Reporter: Pipit Ika Ramadhani
Sumber: Liputan6
(mdk/bim)