Pandemi Corona Dinilai Jadi Momen Tepat untuk Berinvestasi
Ekonom sekaligus Founder Komunitas Investor Muda, Jason Gozali menilai pandemi Covid-19 menjadi momentum tepat bagi masyarakat untuk berinvestasi. Sebab pandemi membuat nilai harga properti, obligasi, dan saham menjadi anjlok.
Ekonom sekaligus Founder Komunitas Investor Muda, Jason Gozali menilai pandemi Covid-19 menjadi momentum tepat bagi masyarakat untuk berinvestasi. Sebab pandemi membuat nilai harga properti, obligasi, dan saham menjadi anjlok.
"Kalau kita bicara secara peluang, namanya krisis keuangan pasti tidak terjadi setiap tahun. Pasti ini adalah hal langka, kalau kita belinya atau invest saat krisis otomatis peluang menang lebih besar dibanding saat kondisi normal dong!," ujar dia dalam diskusi virtual via Facebook BNPB, Minggu (28/6).
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Bagaimana para ilmuwan mengetahui virus mana yang berbahaya? Tim peneliti menggunakan sel amoeba untuk mengetahui virus apa yang berbahaya. Dalam penelitian, tim peneliti menemukan hanya satu virus yang dapat membunuh sel amoeba yaitu ‘lytic viruses’.
-
Dimana para ilmuwan mengambil inti es yang berisi virus purba? Pada 2015 tim peneliti internasional menjelajah ke Gletser Guliya yang terpencil di Dataran Tinggi Tibet di Himalaya untuk mengumpulkan inti es sepanjang ratusan meter.
-
Bagaimana virus Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia? Kasus ini terungkap setelah NT melakukan kontak dekat dengan warga negara Jepang yang juga positif Covid-19 saat diperiksa di Malaysia pada malam Valentine, 14 Februari 2020.
-
Di mana kasus Covid-19 pertama di Indonesia terdeteksi? Mereka dinyatakan positif Covid-19 pada 1 Maret 2020, setelah menjalani pemeriksaan di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Jakarta.
-
Kenapa Covid Pirola mendapat perhatian khusus? Namun, para pemerhati kesehatan dan ahli virus memberi perhatian lebih terhadap subvarian ini lantaran kemampuan Pirola dalam melakukan breakthrough infections lebih tinggi dibandingkan varian lainnya. Ketika sebuah varian atau subvarian virus COVID memiliki kemampuan breakthrough infections yang tinggi maka akan menyebabkan kasus re-infeksi semakin tinggi.
Menurutnya, saat pandemi ini masyarakat seharusnya dapat meningkatkan nilai investasinya. Terlebih kini investor diuntungkan melalui berbagai pilihan investasi dengan harga terjangkau baik sektor properti, obligasi, maupun saham.
Meski begitu, masyarakat diimbau untuk lebih cermat dalam menyalurkan uangnya untuk kegiatan investasi. Antara lain tidak tergiur penawaran diskon saham yang melebihi batas kewajaran.
Sebab, tidak semua saham akan menguat kembali nilai jualnya setelah kondisi perekonomian nasional kembali pulih. Maka, melihat kemampuan daya tahan suatu perusahaan menjadi hal penting.
Selain itu, ia juga meminta masyarakat untuk membekali diri terkait informasi dasar di bidang investasi yang di inginkan. Salah satunya dengan pihak sekuritas terpercaya.
"Intinya investasi itu bukan hanya ikut-ikutan. Namun, kita sudah siap membekali diri dengan pengetahuan," tukasnya.
Sementara itu, Pengusaha yang juga Politikus Partai Gerindra, Sandiaga Uno, menyarankan investor dalam negeri memasang posisi selektif beli saat ini di pasar modal. Menurutnya, penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) imbas sentimen virus corona masuk RI, menjadi momentum mengoleksi portofolio jangka panjang.
"Pilih komoditas-komoditas yang unggulan. Pilih emiten yang punya tata kelola (GCG) yang baik, ini saatnya kita mengakumulasi beli," ujarnya di Jakarta, Sabtu (7/3).
Menurutnya, penurunan IHSG wajar karena faktor ketidakpastian hingga memicu kecemasan imbas dari adanya virus corona. Namun, dia menilai penurunan ini akan sementara, dan IHSG akan naik kembali.
"(Gerak IHSG) Ini akan menemukan bottomnya dan akan segera diikuti dengan rebound. Ini kita sebut sebagai J curve. Efek J curve, pelaku pasar harus bisa menyikapi dengan sangat rasional. Karena kita sudah tahu, bahwa secara fundamental ekonomi kita tidak terlalu berubah. Hanya ada distorsi supply dan penurunan permintaan masyarakat (akibat virus corona)," jelasnya.
(mdk/azz)