Parpol Pilih Beli Barang Impor, Penjualan Kaos dan Alat Peraga Pemilu Buatan UMKM Lesu
Para pedagang konveksi di Pasar Tanah Abang dan PD Jaya Pasar Senen Jakarta mengalami penurunan penjualan produk alat kampanye.
Para pedagang konveksi di Pasar Tanah Abang dan PD Jaya Pasar Senen Jakarta mengalami penurunan penjualan produk alat kampanye.
- Tiga Paslon Pilkada Jakarta Deklarasi Kampanye Damai, Ini Isinya
- Penuhi Panggilan Parpol di Jakarta, Eks Bupati Tabalong Yakin Dapat Rekomendasi Maju Pilkada Kalsel
- FOTO: Penampakan Alat Peraga Kampanye Pemilu 2024 Semakin Ramai Menghiasi Jakarta dan Berpotensi Membahayakan Pengendara Sepeda Motor
- FOTO: Alat Peraga Kampanye Melunturkan Keindahan Pemandangan Ibu Kota Jakarta
Parpol Pilih Beli Barang Impor, Penjualan Kaos dan Alat Peraga Pemilu Buatan UMKM Lesu
Ironi, Parpol Pilih Beli Barang Impor untuk Alat Peraga Kampanye
Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) mencatat belum ada dampak signifikan perekonomian yang dirasakan oleh para pelaku UMKM lokal.
Meskipun, saat ini telah memasuki masa kampanye Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
"Khususnya bagi sebagian besar pelaku UMKM bidang usaha konveksi dan sablon yang memproduksi dan menjual produk atau alat peraga kampanye,"
kata Deputi Bidang Usaha Mikro KemenKopUKM Yulius kepada awak media di Jakarta, ditulis Selasa (9/01).
Bahkan, para pedagang konveksi yang beroperasi di Pasar Tanah Abang dan PD Jaya Pasar Senen Jakarta mengaku mengalami penurunan penjualan produk untuk alat kampanye dibandingkan dengan periode Pemilu 2019.
"Kami mewawancara beberapa pedagang di kedua pasar tersebut. Diperoleh informasi bahwa terjadi penurunan omzet penjualan yang cukup drastis dari 40 hingga 90 persen jelang Pemilu 2024 jika dibandingkan dengan Pemilu 2019," ujar Yulius.
Yulius menduga, kemungkinan hal tersebut disebabkan beberapa faktor.
Pertama, pemesanan produk partai politik untuk kampanye dilakukan melalui e-commerce.
Padahal, sejumlah produk yang dijual pasar online berasal dari luar negeri atau impor.
"Sekarang pesanan (belanja pemilu) itu lari ke e-commerce. Dan juga yang kita tahu e-commerce barangnya dari luar negeri, tapi yang dari UMKM-nya lebih sedikit," terang Yulius.
Meski demikian, Yulius tidak menyebutkan daftar partai politik yang melakukan belanja alat peraga kampanye melalui e-commerce.
Hanya saja dia menyebut sebagian barang alat peraga kampanye pemilu di cetak di China.
merdeka.com
"(Barang) dicetak di luar negeri, China misalnya, datanya enggak ada," ungkap Yulius.
Faktor lainnya, pemesanan produk untuk kampanye langsung melalui pelaku usaha mitra dari partai sesuai daerah pemilihan (Dapil).
Kemudian, peserta Pemilu lebih memilih untuk membagikan sembako dibandingkan membagikan kaos.
Oleh karena itu, Kementerian Koperasi dan UKM berupaya mendorong partai politik atau calon legislatif yang memiliki ruang lingkup bisnis produk untuk kampanye agar dapat melibatkan pelaku UMKM dalam rantai pasok bisnisnya.
Sehingga, dapat meningkatkan penjualan para pelaku UMKM bidang usaha konveksi dan sablon di tengah semarak musim pemilu 2024.
"Di mana ke depan, Pemerintah dapat mempermudah pelaku usaha untuk terhubung dalam katalog elektronik atau e-katalog," pungkas Yulius.