Pejabat BI hingga mantan staf ahli SBY lolos seleksi kedua DK OJK
Panitia Seleksi Pemilihan Calon Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Periode 2017-2022 telah menetapkan 35 orang yang berhasil lolos tahap II. Dari ke-35 nama tersebut, terdapat nama mantan staf ahli di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan pejabat Bank Indonesia (BI).
Panitia Seleksi Pemilihan Calon Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Periode 2017-2022 telah menetapkan 35 orang yang berhasil lolos tahap II. Dari ke-35 nama tersebut, terdapat nama mantan staf ahli di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan pejabat Bank Indonesia (BI).
Sesuai data yang diterima merdeka.com, calon Dewan Komisioner OJK yang lolos tahap ke II akan bersaing ke tahap III ke berupa assessment center dan pemeriksaan kesehatan akan dilaksanakan tanggal 27 Februari 2017 dan 1 Maret 2017.
Dari data yang diterima dua politisi yang sebelumnya lolos tahap pertama harus gugur saat seleksi tahap ke II yakni Melchias Mekeng dan Andreas Eddy.
Sementara itu, dua Dewan Komisioner OJK yang masih aktif saat ini yakni Nurhaida dan Rahmat Waluyanto dipastikan lolos melaju ke tahap III.
Nantinya, 35 calon ini akan melaksanakan test assessment center di PT Daya Dimenesi Indonesia di kawasan Mega Kuningan, Jakarta Selatan. Kemudian untuk pemeriksaan kesehatan di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto, di ruang Medical Check Up dan akan diumumkan pada tanggal 6 Maret 2017 melalui laman seleksi-dkojk-kemenkeu.go.id, www.kemenkeu.go.id, dan www.bi.go.
Berikut nama 35 calon Dewan Komisioner OJK yang lolos seleksi tahap II:
1. Dr. Adi Budiarso
2. Dr. Agusman
3. H. Agus Santoso
4. Ahmad Hidayat, MBA
5. Dr. Ahmad Junaedy Ganie
6. Arif Baharudin
7. Dr. Darminto
8. Dr. Dewi Hanggraeni
9. Dwityapoetra Seoyasa Besar
10. Dyah Nastiti K Makhijani
11. Ir. Edy Setiadi
12. Etty Retno Wulandari
13. Prof. Firmansyah
14. Drs. Freddy R Saragih
15. Prof. Dr Haryono Umar
16. Heru Kristiyana, SH MM
17. Hoesen
18. Ir. Lucky Fathul Aziz Hadibrata
19. Dr. Maliki Heru Santosa
20. Prof Dr. Marsuki
21. Mas Achmad Daniri
22. Mohammad Fauzi Maulana Ichsan
23. Mulya Effendi
24. Nurhaida
25. Rahmat Waluyanto
26. Riswinandi
27. Samsul Hidayat
28. Sigit Pramono
29. Suheri
30. Susandarini
31. Tirta Segara
32. Widyo Gunadu
33. Wimboh Santoso
34. Yohanes Santoso Wibowo
35. Zulkifli Zaini
-
Apa yang dikatakan OJK mengenai sektor jasa keuangan Indonesia saat ini? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 Agustus 2023 menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga dan resilien dengan indikator prudensial. seperti permodalan maupun likuiditas yang memadai serta profil risiko yang terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian global.
-
Bagaimana OJK mendorong pengembangan perbankan syariah? Berbagai kebijakan dikeluarkan OJK untuk mendorong pengembangan perbankan syariah bersama stakeholders terkait beberapa inisiatif seperti: Mulai dari perbaikan struktur industri perbankan syariah yang dilakukan melalui konsolidasi maupun spin-off unit usaha syariah (UUS). Lalu penguatan karakteristik perbankan syariah yang dapat lebih menonjolkan inovasi model bisnis yang lebih rasional, serta pendekatan kepada nasabah yang lebih humanis; Pengembangan produk yang unik dan menonjolkan kekhasan bank Syariah, sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi masyarakat untuk meningkatkan competitiveness perbankan syariah. Lalu, peningkatan peran bank syariah sebagai katalisator ekosistem ekonomi syariah agar segala aktivitas ekonomi syariah, termasuk industri halal agar dapat dilayani dengan optimal oleh perbankan syariah; dan Kelima, peningkatan peran bank syariah pada dampak sosial melalui optimalisasi instrumen keuangan sosial Islam untuk meningkatkan social value bank syariah.
-
Bagaimana OJK menilai stabilitas sektor jasa keuangan Indonesia? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 Agustus 2023 menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga dan resilien dengan indikator prudensial. seperti permodalan maupun likuiditas yang memadai serta profil risiko yang terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian global.
-
Bagaimana OJK mendorong penguatan governansi di sektor jasa keuangan? OJK telah meminta agar Industri Jasa Keuangan terus memperkuat governansi antara lain dengan penerapan manajemen risiko dan manajemen anti-fraud serta penyuapan.
-
Kenapa OJK mengupayakan perluasan akses keuangan di Jawa Tengah? Otoritas Jasa Keuangan bersama seluruh pemangku kepentingan terus memperluas akses keuangan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mendukung pertumbuhan ekonomi di daerah.
-
Apa yang ingin dicapai OJK dari pengembangan perbankan syariah? Bank syariah saat ini sedang kita coba arahkan untuk memberikan alternatif produkproduk perbankan syariah yang bukan merupakan bayangan dari produk-produk yang sudah ada di perbankan konvensional,” kata Dian.
Baca juga:
Satgas Waspada Investasi hentikan 7 perusahaan investasi bodong
OJK: Perppu buka data nasabah bank ganti pasal dalam UU Perbankan
Begini mudahnya cairkan Bansos non-tunai
Bos DBS: Perbankan tetap kuat meski ada perlambatan ekonomi
OJK beberkan pentingnya edukasi penyaluran bantuan non-tunai
Menengok perbedaan pemberian Bansos di era Jokowi
Kinerja OJK selama 5 tahun di mata CEO perbankan