Pekerja: Informasi keliru buat industri tembakau RI kian terpuruk
Situasi industri hasil tembakau saat ini memiliki beban yang cukup besar, seperti cukai dan penurunan produksi sebesar 2 persen pada 2016. Untuk tahun 2017, Kementerian Keuangan memprediksi akan terjadi penurunan produksi rokok lagi sampai dengan 2,3 persen atau lebih besar dibanding 2016.
Ketua Umum Federasi Serikat Pekerja Rokok, Tembakau, Makanan dan Minuman (FSP RTMM) Sudarto menyayangkan banyaknya informasi yang keliru terkait industri hasil tembakau yang beredar saat ini. Menurutnya, ini bisa menciptakan kegaduhan yang tidak perlu di kalangan para pemangku kepentingan terkait.
Hal ini sekaligus menyikapi komentar pihak-pihak yang mengatakan bahwa kenaikan cukai tidak berdampak pada tenaga kerja serta petani tembakau dan cengkeh. Untuk itu, dia meminta informasi industri hasil tembakau disampaikan secara akurat.
-
Apa yang ditemukan di Kawasan Industri Batang? Pada tahun 2019, seorang arkeolog asal Prancis bernama Veronique de Groot menemukan sebuah situs diduga candi di Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang di Desa Sawangan, Kecamatan Gringsing, Batang.
-
Bagaimana dampak cukai rokok terhadap industri hasil tembakau? "Kita dibatasi produksinya, tapi di lain pihak rokok ilegalnya meningkat. Kalau rokok ilegal menurut informasi dari kawan-kawan Kementerian Keuangan, itu hampir 7 persen. Kalau itu ditambahkan kepada produksi yang ada, pasti akan tidak turun," tuturnya.
-
Mengapa industri tembakau dianggap vital bagi perekonomian Indonesia? Setidaknya dalam beberapa tahun terakhir, industri tembakau telah berkontribusi kepada penerimaan negara sebesar ratusan triliun rupiah setiap tahunnya.
-
Dimana desa yang menjadi pusat industri kompor minyak tanah di Indonesia? Bahkan, Desa Taman Harjo, Singosari, Malang, Jawa Timur, dikenal sebagai pusat industri kecil kompor dengan bahan bakar minyak tanah.
-
Dimana industri rotan di Cirebon berlokasi? Deretan produk rotan berbentuk kursi kuda, miniatur sepeda, tudung saji sampai ayunan anak menghiasi toko-toko di sepanjang jalan Desa Tegal Wangi, Kecamatan Weru, Kabupaten Cirebon.
-
Bagaimana Mendag memastikan pasokan tembakau dan cengkih untuk industri rokok? Mendag menambahkan, Kemendag akan melakukan koordinasi dengan instansi terkait agar pasokan tembakau dan cengkih dapat memenuhi kebutuhan industri rokok dengan mengutamakan hasil petani dalam negeri.
"Ketika industri tertekan, otomatis seluruh mata rantai dari hulu sampai hilir akan menjadi korban, termasuk tenaga kerja," kata Sudarto di Jakarta, Kamis (3/8).
Ketua Paguyuban Mitra Produksi Sigeret Indonesia (MPS-I), Djoko Wahyudi mengatakan, data dan fakta di lapangan sering diinformasikan salah oleh sebagian pihak.
"Saya sudah menulis surat kepada Menteri Keuangan, supaya lebih memperhatikan para pelaku industri hasil tembakau, khususnya yang memproduksi sigaret kretek tangan. Karena sekarang kami lebih sering didiskreditkan, padahal mereka tidak melihat dan paham akan efek yang ditimbulkan jika kami tutup," katanya.
Djoko memaparkan, situasi industri hasil tembakau saat ini, di mana industri memiliki beban yang cukup besar seperti cukai dan penurunan produksi sebesar 2 persen pada 2016. "Penurunan ini sebenarnya sudah terjadi sejak 10 tahun lalu. Jumlah pabrik rokok pada 2006 sebanyak 4.669 dan saat ini tinggal 754 pabrik. Kalau kami tidak dapat bertahan, pegawai kami yang tingkat pendidikannya rendah juga akan terkena imbasnya," lanjutnya.
Untuk tahun 2017, Kementerian Keuangan memprediksi akan terjadi penurunan produksi rokok lagi sampai dengan 2,3 persen atau lebih besar daripada penurunan 2016. "Ini harus jadi perhatian khusus, pemerintah seharusnya tidak menaikkan target cukai lagi, untuk target 2016 saja tidak tercapai," katanya.
Djoko meminta pemerintah untuk tidak menaikkan tarif cukai 2018 sampai industri pulih dari penurunan produksi. "Selain itu, saya juga meminta agar diterapkan pengenaan tarif cukai yang lebih adil, yaitu memastikan tidak adanya tarif cukai Sigaret Kretek Mesin yang lebih rendah daripada tarif cukai SKT. Hal ini sangat penting mengingat tingginya serapan tenaga kerja di segmen SKT, di mana 7.000 pelinting dapat digantikan oleh 1 mesin saja," katanya.
Sudarto yang mewakili kalangan buruh mengatakan, beban yang berlebihan juga memberikan dampak langsung kepada pekerja. "Dampaknya sangat terasa pada kesejahteraan buruh dan bahkan PHK para buruh rokok," lanjutnya.
Saat ini, kata Sudarto, anggota FSP RTMM berjumlah sekitar 340 ribu orang. Sepanjang 2010-2016, jumlah anggotanya berkurang sebanyak 32.729 orang akibat PHK. "Itu baru anggota FSP RTMM yang tercatat di data kami, kalau di luar itu lebih banyak," katanya.
Dia juga mengatakan, apalagi buruh yang menjadi korban biasanya mereka yang berpendidikan SD dan SMP. "Tentu mereka akan kesulitan untuk mencari pekerjaan lagi. Saya pikir ini harus menjadi perhatian kita bersama."
Baca juga:
Cara petani Palestina memproduksi tembakau menjadi rokok
Cari masukan, Pansus RUU Pertembakauan sowan ke Malang
Bea Cukai Jabar sebut Bandung kota penghasil rokok ilegal terbanyak
Kemendag bakal wajibkan importir serap tembakau dalam negeri
Presiden Jokowi diyakini bakal tolak pengesahan RUU Tembakau