Pekerja Wanita Disebut Paling Terdampak Pandemi Corona
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati menyebut, bahwa dampak pandemi Covid-19 betul-betul dirasakan langsung oleh perempuan. Selain sisi kesehatan, kehadiran virus ini secara tidak langsung menghantam aspek pendidikan, dan sosial.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati menyebut, bahwa dampak pandemi Covid-19 betul-betul dirasakan langsung oleh perempuan. Selain sisi kesehatan, kehadiran virus ini secara tidak langsung menghantam aspek pendidikan, dan sosial.
"Perempuan mengalami dampak yang lebih besar kenapa? Karena dunia kesehatan, pendidikan, sosial itu didominasi oleh perempuan," kata Menteri Sri Mulyani dalam acara virtual, Rabu (22/12).
-
Bagaimana mayat perempuan itu ditemukan? Mayat tersebut diduga merupakan korban pembunuhan lantaran terdapat luka-luka di tubuhnya.Mayat pertama kali ditemukan oleh petugas kehutanan, Suyitono. Ia tak sengaja menemukan mayat tersebut saat melakukan patroli rutin."Saya melakukan aktivitas patroli rutin. Kemudian muter-muter di situ karena saya senang mendengar suara burung berkicau kemudian ngopi sambil duduk. Saat membuka teko, ada mayat itu langsung turun saya," kata Suyitno, Jumat (13/9).
-
Apa yang ditemukan di tengkorak perempuan tersebut? Salah satu temuan arkeolog adalah cedera tajam berupa lubang persegi di tengkoraknya yang konsisten dengan benturan paku Romawi kuno; paku semacam itu telah ditemukan di beberapa situs arkeologi di Sardinia.
-
Bagaimana wanita tersebut dimakamkan? Berdasarkan hasil penelitian kerangka, tinggi wanita tersebut sekitar 152 cm. Kerangkanya ditemukan berbaring telentang di samping kerangka suaminya, namun yang mengejutkan para ilmuwan, bagian atas kepalanya hilang.
-
Kapan Hari Anti-Sunat Wanita Sedunia diperingati? Hari peringatan ini dilaksanakan setiap tanggal 6 Februari sebagai bagian dari upaya PBB untuk menghapuskan pemotongan kelamin perempuan.
-
Kapan makam perempuan muda itu ditemukan? Penemuan ini diumumkan Badan Kepurbakalaan Israel (IAA) pada Rabu.
-
Kenapa Siti Purwanti meninggal? Diketahui bahwa mendiang Siti Purwanti telah lama menderita penyakit jantung dan gagal ginjal.
Fenomena ini perlu dilihat sebagai tantangan yang perlu dicari jalan keluarnya. Salah satu jalan keluar yang bisa dipilih adalah meningkatkan peran perempuan dalam segala aspek, termasuk dalam mengambil keputusan.
World Economic Forum dalam Global Gender Gap Report tahun 2020 menunjukkan, rendahnya partisipasi perempuan di bidang ekonomi, politik, hingga bidang lainnya membuat ketidaksetaraan gender hanya bisa ditutup dengan jangka waktu yang lama.
Tak tanggung-tanggung, waktunya mencapai 99,5 tahun. Riset lainnya dari University of Liverpool menunjukkan, negara-negara yang dipimpin oleh perempuan menunjukkan kondisi yang lebih baik pada masa pandemi.
"(Melibatkan perempuan) Ini tentu memberikan tambahan perspekstif, karena sensitivitas terhadap policy, quality, tentu menyebabkan kualitas kebijakannya jadi lebih komprehensif, menjadi lebih punya afirmasi," tandasnya.
Angkatan Kerja Perempuan Rendah
Di sisi lain, Bendahara Negara itu masih melihat banyak perempuan yang menjadi angkatan kerja informal dengan produktivitas rendah, sehingga upah yang didapat lebih kecil dibanding laki-laki.
Hal serupa juga terjadi di angkatan kerja formal. Perempuan kerap mendapat upah yang berbeda dengan laki-laki meski berada di posisi yang sama. Dari sisi angkatan kerja, persentase perempuan baru mencapai 54 persen, lebih kecil dari porsi laki-laki mencapai 82 persen.
"Dan kalau kita lihat dampak pandemi ini jauh mengenai perempuan lebih banyak, maka kita bisa prediksikan ini akan memberikan beban yang lebih besar," tutur dia.
(mdk/bim)