Pelanggan Indosat turun 2,5 juta di triwulan awal 2013
Ini berbanding terbalik dengan triwulan keempat tahun lalu yang tumbuh sebanyak 3 juta pelanggan.
PT Indosat Tbk (ISAT) mengalami penurunan jumlah pelanggan pada triwulan pertama tahun ini sebanyak 2,5 juta pelanggan. Ini berbanding terbalik dengan triwulan keempat tahun lalu yang tumbuh sebanyak 3 juta pelanggan.
"Pelanggan kita turun 2,5 juta," ujar Presiden Direktur Alexander Rusli usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahun (RUPST) di kantornya, Jakarta, Selasa (18/6).
-
Kapan PT Tera Data Indonusa Tbk melantai di bursa saham? Bahkan pada 2022, saat pandemi berlangsung, perusahaan ini berani mengambil langkah melantai di bursa saham.
-
Bagaimana Indah Permatasari berbelanja di pasar? Indah bangun pagi untuk pergi berbelanja di pasar tradisional yang ditujunya.
-
Kenapa Bursa Karbon Indonesia (IDXCarbon) diluncurkan? Tujuan bursa karbon sendiri untuk mencipatakan insentif bagi perusahaan dan negara untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dengaan menyediakan mekanisme untuk membeli dan menjual izin emisi atau kredit karbon.
-
Kapan Bursa Karbon Indonesia resmi diluncurkan? Presiden Jokowi mengatakan ingin mengurangi dampak perubahan iklim yang saat ini terjadi di beberapa negara termasuk Indonesia. ”Karena memang ancaman perubahan iklim sangat bisa kita rasakan dan sudah kita rasakan. Dan, kita tidak boleh main-main terhadap ini, kenaikan suhu bumi, kekeringan, banjir, polusi, sehingga dibutuhkan langkah-langkah konkret untuk mengatasinya,” kata Presiden Jokowi.
-
Kenapa harga saham bisa naik turun? Salah satu yang sering jadi dilema adalah harga saham yang begitu cepat naik turun bagaikan roller coaster. Jadi, sebenarnya apa sih penyebab harga saham bisa naik turun?
-
Siapa saja yang memegang saham PT Berau Coal Energy Tbk? Saat ini, PT Berau Coal Energy Tbk menguasai 90 persen saham perusahaan dan 10 persen dimiliki oleh Sojitz Coorporation.
Rusli menjelaskan untuk pendapatan konsolidasi perseroan naik 17,6 persen menjadi Rp 5,788 triliun. Sedangkan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik perusahaan turun menjadi sebesar Rp 71,1 miliar.
Sementara jika dibandingkan, tahun 2011 pendapatan operasional 2012 tumbuh 9,2 persen dari Rp 20,529 triliun menjadi Rp 22,419 triliun. Laba yang dapat diatribusikan turun 61,3 persen menjadi Rp 375,1 miliar. Free cash flow naik 235,4 persen menjadi Rp 4,3 triliun.
"Pay out ratio sebesar 50 persen dari laba bersih kita tahun 2012," ujar Direktur Keuangan perusahaan Curt Stefan Carlsson.
(mdk/bmo)