Pemerintah Diminta Realistis Patok Target Pertumbuhan Ekonomi 2022
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, diminta untuk realistis mengenai target pertumbuhan ekonomi di kisaran 5,2 - 5,8 persen pada 2022. Hal ini disampaikan oleh sejumlah fraksi di dalam Rapat Paripurna DPR RI pada Selasa (25/5).
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, diminta untuk realistis mengenai target pertumbuhan ekonomi di kisaran 5,2 - 5,8 persen pada 2022. Hal ini disampaikan oleh sejumlah fraksi di dalam Rapat Paripurna DPR RI pada Selasa (25/5).
Salah satunya adalah fraksi Partai Amanat Nasional (PAN). Hal ini disampaikan oleh anggota Komisi XI DPR RI dari fraksi PAN, Jon Erizal.
-
Apa yang menjadi tujuan utama dari penerapan APBN? Sebagai salah satu unsur penting dalam perekonomian negara, tentu APBN diadakan dengan fungsi dan tujuan yang jelas.
-
Kapan target pertumbuhan ekonomi Indonesia diproyeksikan mencapai 6,22 persen? Penerapan ekonomi hijau dalam jangka panjang diproyeksikan dapat menstabilkan pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 6,22 persen hingga 2045," kata Airlangga di Jakarta, Kamis (4/7).
-
Siapa yang bertanggung jawab atas pelaksanaan APBN? Di mana pemerintah harus bertanggung jawab atas semua pendapatan dan pengeluaran kepada rakyat, di mana rakyat sebagai pemegang kekuasaan tertinggi.
-
Bagaimana APBN digunakan untuk mencapai kesejahteraan yang merata? Fungsi distribusi, APBN harus memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan. Ini dilakukan untuk mencapai kesejahteraan masyarakat yang merata tanpa kesenjangan.
-
Kenapa target pertumbuhan ekonomi ini penting bagi Prabowo-Gibran? Target tersebut tercantum dalam Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2025. Badan Anggaran (Banggar) DPR RI dan Pemerintah menyepakati target sasaran pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2025 mendatang berada pada rentang 5,3 persen sampai 5,6 persen.
-
Kenapa APBN dibutuhkan untuk mencapai kesejahteraan masyarakat? Fungsi dan tujuan APBN untuk mencapai kesejahteraan masyarakat yang adil.
"Asumsi makro yang diajukan pemerintah terlalu optimis, bahkan cenderung tidak realistis mengingat kita kontraksi 0,74 persen. Sementara diperkirakan dampak negatif Covid-19 masih akan terus berlangsung," kata Jon Rizal dalam live streaming Rapat Paripurna pada Selasa (25/5).
Fraksi PAN berpendapat pertumbuhan yang realistis pada 2022 berada di kisaran 2,5 - 3,5 persen. Namun jika merujuk pada skenario yang sangat berat seperti diajukan pemerintah, katanya, Fraksi PAN berpendapat bahwa pertumbuhan ekonomi hanya 1,5 - 2 persen.
Pandangan PAN ini berdasarkan asumsi bahwa 2022 sangat erat kaitannya dengan kemampuan pemerintah menangani pandemi Covid-19, meredam pandemi, dan mempercepat vaksinasi, meningkatkan daya beli masyarakat, serta meningkatkan permintaan dari pasar tujuan ekspor.
"Kehadiran vaksin dari setidaknya 70 persen dari masyarakat perlu terus diperjuangkan," tuturnya.
Selanjutnya
Hal serupa juga disampaikan oleh Fraksi Demokrat. "Fraksi Partai Demokrat menyampaikan catatan kritis berkaitan dengan asumsi ekonomi makro 2022. Demokrat meminta pemerintah untuk realistis dalam penetapan target pertumbuhan ekonomi dengan mempertimbangkan pencapaian pada kuartal I masih minus 0,74 persen," kata anggota Komisi V DPR RI dari Partai Demokrat, Irwan.
Anggota Komisi VII DPR dari Fraksi Partai PKB, Ratna Juwita, mengatakan pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi pada tahun depan terlalu tinggi.
"Fraksi PKB memandang bahwa besar kemungkinan pertumbuhan ekonomi tahun 2022 hanya dapat mencapai pada batas bawah 5,2 - 5,4 persen. Itu saja juga didukung perbaikan laju konsumsi rumah tangga dan positifnya laju investasi," ungkap Ratna.
Reporter: Andina Librianty
Sumber: Liputan6
(mdk/bim)