Pemerintah Jokowi Optimis Ekonomi Indonesia Membaik di 2021, Ini Indikatornya
Indikator paling jelas dari angka pertumbuhan ekonomi terlihat pada PDB dari sisi demand atau permintaan. Paling dominan dalam hal ini adalah konsumsi rumah tangga sebesar 57,6 persen pada kuartal IV 2020, dan yang kedua PMTB investasi 31,6 persen.
Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Susiwijono Moegiarso optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia akan membaik pada 2021. Hal ini karena sejumlah indikator yang menunjukkan perbaikan.
Indikator paling jelas dari angka pertumbuhan ekonomi terlihat pada PDB dari sisi demand atau permintaan. Paling dominan dalam hal ini adalah konsumsi rumah tangga sebesar 57,6 persen pada kuartal IV 2020, dan yang kedua PMTB investasi 31,6 persen.
-
Apa yang dilakukan Kemenkumham untuk meningkatkan perekonomian Indonesia? Menurut Yasonna, dengan diselenggarakannya Temu Bisnis Tahap VI, diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan perekonomian Indonesia.
-
Bagaimana strategi pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi? Oleh karena itu, pendekatan pembangunan perlu diubah dari reformatif menjadi transformatif yang setidaknya mencakup pembangunan infrastruktur baik soft maupun hard, sumber daya manusia, riset, inovasi, reformasi regulasi, tata kelola data dan pengamanannya serta peningkatan investasi dan sumber pembiayaan.
-
Mengapa pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023 meningkat dibandingkan dengan kuartal I-2023? “Pertumbuhan ekonomi kita secara kuartal (q-to-q) lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang ini sejalan dengan pola yang terjadi di tahun-tahun sebelumnya, yaitu pertumbuhan triwulan II selalu lebih tinggi dibandingkan di triwulan I,” terang Edy.
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023 dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya? Jika dibandingkan dengan kuartal II-2022, ekonomi RI mengalami perlambatan. Sebab tahun lalu di periode yang sama, ekonomi mampu tumbuh 5,46 persen (yoy).
-
Apa saja yang dilakukan Kemenko Perekonomian untuk mewujudkan transportasi berkelanjutan di Indonesia? Pemerintah telah menetapkan pengembangan infrastruktur sebagai salah satu prioritas dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019, dengan pembentukan Proyek Strategis Nasional (PSN). Pengembangan infrastruktur yang signifikan akan terus dilanjutkan sebagaimana dijelaskan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045 guna mewujudkan visi strategis 100 tahun Indonesia. Menko Airlangga juga menyampaikan bahwa Pemerintah telah membangun lebih dari 2.000 km jalan tol yang menghubungkan pusat-pusat komersial, industri, dan perumahan utama di tanah air, menciptakan value chain perdagangan yang lebih kuat. Dalam program PSN tersebut, Indonesia juga mengembangkan proyek transportasi perkotaan seperti MRT yang telah selesai pada tahun 2019 dan proyek LRT Jabodebek yang baru saja selesai.
-
Mengapa pembangunan IKN penting bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia? “Ibu Kota Nusantara diharapkan menjadi penggerak ekonomi Indonesia di masa depan, mendukung transformasi ekonomi nasional menuju visi Indonesia Emas 2045,” jelas Teni dalam sebuah sosialisasi.
"Jadi dua itu saja sudah hampir 90 persen sendiri. Artinya kalau kita mau dorong pertumbuhan ekonomi memang fokusnya dikonsumsi terutama di rumah tangga dan investasi," kata Susiwijono dalam diskusi virtual pada Selasa (16/2).
Faktor kunci pertumbuhan lain untuk 2021 adalah mendorong ekspor dan berbagai hal terkait pengeluaran pemerintah. Namun, porsi kedua hal ini tidak sebesar konsumsi rumah tangga dan PMTB investasi.
"Kalau kita lihat trennya mulai Q2 menuju Q3 dan Q4 (2020), lalu memasuki 2021, keduanya mengalami tren perbaikan yang cukup bagus terutama dari sisi konsumsi rumah tangga. Karena itu kita akan terus mengalirkan berbagai dorongan untuk mendorong konsumsi rumah tangga," jelas Susiwijono.
"Artinya dari sisi demand, PDB kita dengan mengandalkan konsumsi rumah tangga dan investasi, saya pikir trennya sudah membaik. Sehingga kita optimis untuk di 2021 bisa sesuai dengan proyeksi yang kita perkirakan," sambungnya.
Perekonomian Indonesia diproyeksikan rebound pada 2021 di kisaran 4,5 hingga 5,5 persen didukung konsumsi rumah tangga, investasi, pengeluaran pemerintah, dan ekspor. Pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami tren peningkatan sejak terkontraksi paling dalam minus 5,32 persen pada kuartal II 2020. Kemudian mulai mengalami perbaikan dengan minus 3,49 persen pada kuartal III, dan minus 2,19 persen pada kuartal IV 2021.
Dukungan Lapangan Usaha
Sementara itu, pemerintah juga terus memberikan dukungan dari sisi suplai atau berdasarkan lapangan usaha. Secara sektoral banyak yang terpukul karena pandemi, yang salah satunya adalah industri manufaktur. Hal ini disebabkan berbagai pembatasan yang dilakukan pemerintah.
Susiwijono mengatakan pemerintah akan fokus pada industri manufaktur karena akan memberikan dampak akan sangat besar, baik dari sisi tenaga kerja dan peningkatan daya beli masyarakat.
"Kelihatannya memang belum ada perubahan secara fisik yang kita lihat kasat mata di masyarakat. Tapi angka-angka indikator menunjukkan perbaikan karena memang kondisinya masih pandemi. Karena itu, dua aspek tadi kita akan seimbangkan dengan berbagai kebijakan," jelasnya.
Roperter: Andina Librianty
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)