Pemerintah Optimis Ekonomi Indonesia 2024 Tumbuh 5,2 Persen, Ini Penopangnya
Konsumsi rumah tangga sendiri merupakan penopang utama pertumbuhan ekonomi nasional.
Suahasil mencontohkan, perekonomian Indonesia mampu tumbuh sebesar 5,11 persen di kuartal I-2024.
Pemerintah Optimis Ekonomi Indonesia 2024 Tumbuh 5,2 Persen, Ini Penopangnya
Pemerintah Optimis Ekonomi Indonesia 2024 Tumbuh 5,2 Persen, Ini Penopangnya
- Ternyata Ini yang Bikin Pertumbuhan Indonesia Masih Bergerak Positif Meski Ekonomi Global Lesu
- Ada Pilkada Serentak, Sri Mulyani Yakin Ekonomi Indonesia Tumbuh di Atas 5 Persen
- Gubernur BI Prediksi Ekonomi Indonesia Tumbuh di Atas 5 Persen Pada Kuartal II-2024
- Didorong Konsumsi Pemilu, Ekonomi Indonesia Diprediksi Tumbuh 5,5 Persen di 2024
Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu), Suahasil Nazara optimis ekonomi Indonesia mampu tumbuh di atas 5 persen pada 2024. Bahkan, perekonomian nasional diyakini tumbuh sebesar 5,2 persen di tahun ini.
"Kalau di pemerintah kita yakin untuk tahun 2024 Indonesia akan tumbuh di atas 5 persen, dengan potensi di 5,2 persen," kata Suahasil dalam acara Grab Business Forum di Kempinski Hotel, Jakarta, Selasa (14/5).
Suahasil mencontohkan, perekonomian Indonesia mampu tumbuh sebesar 5,11 persen di kuartal I-2024. Dia menilai, angka tersebut merupakan pertanda baik agar ekonomi Indonesia tumbuh di atas 5 persen di sepanjang tahun ini.
"Jadi, pertumbuhan di kuartal pertama (2024) sebesar 5,11 persen adalah basis yang bagus, yang baik untuk pertumbuhan (ekonomi) kita," bebernya.
Indikator selanjutnya adalah konsumsi rumah tangga yang tetap terjaga. Konsumsi rumah tangga sendiri merupakan penopang utama pertumbuhan ekonomi nasional.
Kemudian laju inflasi di Indonesia masih tetap terjaga di era suku bunga tinggi. Per April 2024, laju inflasi Indonesia mencapai 3,00 persen secara year on year (yoy).
"Jadi, angka inflasi Apri 2024 sebesar 3 persen cukup comfortable (nyaman) buat pertumbuhan kita," tegasnya.
Selain itu, tingkat pengangguran di Indonesia juga terus mengalami tren penurunan. Suahasil mencatat, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Indonesia mencapai 7,2 juta.
"Kita melihat yang namanya tingkat pengangguran, bahkan sudah di bawah level sebelum pandemi, dan ini baik untuk ekonomi Indonesia" bebernya.
Ke depan, Kementerian Keuangan terus mengoptimalkan peran APBN sebagai penopang perekonomian Indonesia dalam meredam dampak ketegangan geopolitik. Langkah ini bertujuan untuk menjaga tren positif pertumbuhan ekonomi nasional.
"Kami akan terus menjalankan APBN, APBN akan terus kita jadikan shock absorber. Artinya kalau terjadi shock dari luar Indonesia, APBN sebagai bumper," pungkasnya.