Pemerintah Siapkan Strategi Tingkatkan Neraca Perdagangan
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, pemerintah akan menerapkan sistem industrialisasi substitusi impor untuk meningkatkan neraca perdagangan. Di mana pemerintah mengganti barang impor dengan barang produksi dalam negeri.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, pemerintah akan menerapkan sistem industrialisasi substitusi impor untuk meningkatkan neraca perdagangan. Di mana pemerintah mengganti barang impor dengan barang produksi dalam negeri.
Dia menjelaskan, pelaku industri harus lebih cermat mengenai identifikasi barang apa yang bakal diekspor. Mengingat, Indonesia tidak bisa lagi mengekspor barang ke luar negeri tanpa perhitungan yang cermat.
-
Bagaimana Narine Melkumjan mengatasi situasi darurat ini? Meski begitu Narine Melkumjan tidak terlihat panik. Padahal matanya yang tanpa pelindung terlihat sulit melihat karena kencangnya angin di kecepatan pesawat yang mencapai 300 km/jam itu. Dia kemudian berusaha kembali ke bandara dan mendaratkan pesawatnya dengan selamat.
-
Kapan Djamaluddin Adinegoro lahir? Gunakan Nama Samaran Djamaluddin Adinegoro lahir di Talawi, sebuah kecamatan di Sawahlunto, Sumatra Barat pada 14 Agustus 1904.
-
Kenapa NISN penting? Nomor tersebut menjadi pembeda antara satu siswa dengan siswa lainnya di seluruh sekolah Indonesia maupun Sekolah Indonesia di Luar Negeri.
-
Siapa sosok penemu ransum TNI? Pencipta ransum TNI ternyata bukanlah seorang tentara, melainkan seorang dokter.
-
Kapan Hasjim Ning lahir? Lahir pada 22 Agustus 1916, Hasjim memang dikenal sebagai pengusaha dengan julukan Raja Mobil Indonesia.
-
Kapan Alimin bin Prawirodirjo lahir? Lahir di Surakarta, Jawa Tengah pada tahun 1889, pria yang kerap disapa Alimin ini terlahir dari kalangan keluarga miskin.
"Kalau mau ekspor kelihatannya kita harus lebih cermat, apa barangnya. Itu sudah harus diidentifikasi dengan baik. kalau hanya dicoba-coba dalam situasi seperti ini, itu tidak benar," kata Darmin di Jakarta, Jumat (17/5).
Sedangkan untuk impor, pemerintah telah memperbarui kebijakan tax holiday alias pengampunan pajak terhadap 200 jenis lebih industri. Meski begitu, dia mengaku jumlah itu baru beberapa bagian saja dari keseluruhan industri yang tercatat dalam Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI).
Menurut Darmin, dalam kebijakan tax holiday ini, fasilitas tak hanya diberikan bagi industri substitusi impor seperti industri besi baja dan petrokimia, namun juga diberikan bagi industri berorientasi ekspor. "Ya walau ekspornya enggak seperti dahulu, tapi enggak apa-apa, yang penting tetap menjaga pertumbuhan," tandasnya.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis nilai neraca perdagangan Indonesia pada April 2019 mengalami defisit sebesar USD 2,5 miliar. Faktor penyebabnya adalah defisit sektor migas dan non-migas masing-masing sebesar USD 1,49 miliar dan USD 1,01 miliar.
Pada April 2019, ekspor mencapai USD 12,6 miliar, turun 10,8 persen dibandingkan Maret 2019 yang senilai USD 14,12 miliar. Sementara itu, impor April 2019 yang tercatat USD 15,10 miliar, naik dari Maret 2019 sebesar 12,25 persen senilai USD 13,45 miliar.
Baca juga:
Darmin Soal Defisit Neraca Perdagangan April Terbesar Dalam Sejarah:Tak Perlu Pesimis
Sri Mulyani Dalami Penyebab Defisit Neraca Perdagangan April 2019
Neraca Perdagangan April 2019 Defisit USD 2,5 Miliar, Terbesar Sejak 2013
Triwulan I-2019, Neraca Pembayaran RI Surplus USD 2,4 Miliar
Usai Pemilu 2019, Pemerintah Prediksi Defisit Neraca Perdagangan Berkurang
Menko Darmin soal Neraca Perdagangan Indonesia: Jangan Liat Akumulasinya