Pemerintah Target 30 Juta UMKM Masuk Ekosistem Digital, Begini Strateginya
Pemerintah juga menargetkan transaksi UMKM di setiap daerah tembus Rp5 miliar.
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menargetkan sebanyak 30 juta UMKM/IKM dapat bertransformasi masuk ke pasar digital melalui Program Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (BBI) dengan Gerakan Nasional Bangga Berwisata di Indonesia (BBWI).
Selain itu,transaksi penjualan IKM yang menjadi target pembinaan bisa mencapai minimal Rp50 miliar per daerah, serta tercapainya 1,2 - 1,5 miliar perjalanan wisata di Indonesia.
- Mendag Budi Lepas Ekspor Produk Kerajinan UMKM Senilai Rp2 Miliar
- Transaksi Perdagangan Digital Diprediksi Senuh Rp500 Triliun Sepanjang 2024, Tantangan Terbesar soal Edukasi
- Apdesi Minta Pemerintah Percepat Digitalisasi Transaksi Keuangan di Desa
- Luhut: 25,2 Juta UMKM Sudah On Boarding Ekosistem Digital
"Gerakan Bangga Buatan Indonesia bukan sekadar slogan. Ini adalah panggilan untuk mencintai, mendukung, dan membanggakan hasil karya kita sendiri,” ucap Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza dalam acara Puncak Acara Harvesting Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia Ite Begawe Fest 2024 di Mataram, dikutip Senin (9/12).
Tahun ini, Kementerian Perindustrian sebagai Campaign Manager dalam BBI/BBWI bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat serta para Top Brands dan sponsor, menyelenggarakan Puncak Acara Harvesting Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia dan Bangga Berwisata di Indonesia Nusa Tenggara Barat Ite Begawe Fest 2024.
Rangkaian kegiatan Harvesting BBI/BBWI NTB ini diselenggarakan pada 6 – 8 Desember 2024 di Halaman NTB Mall yang berada di komplek Islamic Center Kota Mataram, NTB. Sebagai Campaign Manager BBI/BBWI Provinsi NTB Ite Begawe Fest 2024, Kemenperin memberikan dukungan penuh dalam rangka meningkatkan daya saing produk dan kualitas SDM IKM NTB.
“Dukungan tersebut meliputi fasilitasi dan pendampingan, seperti penguasaan teknologi e-business melalui Program e-Smart IKM, integrasi ke dalam e-katalog LKPP, desain serta pencetakan kemasan, hingga promosi dan publikasi melalui media sosial,” tutur Wamenperin.
Jika ditilik lebih dalam, persentase kenaikan rata-rata penjualan secara online dari 30 IKM tersebut mencapai 375,37 persen. Wamenperin menilai, hal tersebut mengindikasikan bahwa dukungan teknologi dalam pemasaran produk IKM secara digital terbukti dapat memperluas akses pasar para pelaku IKM, yang berdampak signifikan terhadap nilai penjualannya.
Di sisi lain, komitmen pemerintah dalam peningkatan penggunaan produk dalam negeri ini juga ditunjukkan dengan dikeluarkannya Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 2022 yang mengamanatkan pemerintah pusat, pemerintah daerah, serta BUMN dan BUMD untuk merencanakan, mengalokasikan, dan merealisasikan paling sedikit 95 persen dari nilai anggaran belanja barang/jasa untuk menggunakan Produk Dalam Negeri (PDN) dan 40 persen (empat puluh persen) di antaranya untuk menggunakan produk Usaha Mikro Kecil dan Koperasi.
“Hal tersebut membuka pasar yang lebih luas bagi produk-produk IKM, selain pasar konvensional yang menjangkau masyarakat umum, juga menjangkau pasar pengadaan barang/jasa pemerintah,” kata Wamenperin.
Tak hanya itu, Wamenperin juga meyakini keberhasilan peningkatan penggunaan produk dalam negeri adalah hasil sinergi dari berbagai pihak. Hal ini terlihat dari realisasi belanja produk dalam negeri (PDN) yang meningkat cukup signifikan dari tahun 2022 hingga tahun 2024.
“Nilai komitmen pembelian produk dalam negeri pada pengadaan barang/jasa pemerintah tahun 2024 tercatat sebesar Rp 1.428,25 Triliun. Angka ini berasal dari komitmen dari Kementerian, Lembaga, dan Pemerintah Daerah sebesar Rp585,69 Triliun, serta komitmen dari BUMN sebesar Rp.842,56 Triliun,” ungkap Wamenperin.
Angka tersebut, lanjut Faisol Riza, mencerminkan optimisme dalam memperkuat industri dalam negeri. di tengah kondisi geopolitik dan geoekonomi global yang dinamis. Pemerintah bersama pelaku industri dan masyarakat semakin siap menghadapi industrialisasi yang lebih baik, sesuai dengan misi ke-lima Asta Cita, yaitu “Hilirisasi dan Industrialisasi: Meningkatkan nilai tambah di dalam negeri melalui pengolahan sumber daya lokal.”
Tak dapat dipungkiri, berbagai tantangan kondisi global memberikan dampak pada perekonomian dunia dan turut mempengaruhi perekonomian nasional. Perubahan kebijakan perdagangan internasional yang memicu terbentuknya Pakta Ekonomi Dunia baru untuk memperkuat hegemoni negara-negara anggotanya juga menambah tantangan tersebut.
“Belum lagi ditambah dengan kemajuan perkembangan teknologi yang begitu pesat, menuntut kita untuk bersikap proaktif mengantisipasi perkembangan yang terjadi,” tegas Wamenperin.
Penjabat Gubernur Nusa Tenggara Barat Hassanudin menyampaikan, Gernas BBI/BBWI Ite Begawe Fest 2024 telah menjadi platform yang penting untuk mempromosikan produk-produk unggulan indonesia serta memperkuat kemitraan antar pelaku industri, pemerintah, dan masyarakat.
“Diharapkan program dan event ini akan membuka peluang baru bagi pengembangan industri kreatif dan manufaktur di daerah, serta meningkatkan daya saing produk-produk lokal di pasar domestik maupun internasional,” tambah Hassanudin.
Hassanudin turut mengungkapkan besarnya peran IKM bagi perekonomian masyarakat NTB, “Di NTB, IKM bukan hanya menjadi penyokong ekonomi lokal, tetapi juga telah membuka peluang bagi masyarakat untuk terus berinovasi dan meningkatkan kualitas hidup. Bahkan, kehadiran IKM di NTB telah memperlihatkan kemampuan bersaing di pasar nasional dan internasional," tandasnya.