Pemerintah Target Swasembada Gula 2028, PTPN Putar Otak Tingkatkan Produksi
Untuk menarik minat generasi muda terhadap sektor pertanian, sebuah program inovatif bernama Inkubator Agripreneur Tebu telah dibentuk.
Pemerintah Indonesia menargetkan untuk mencapai swasembada gula pada tahun 2028. Dalam upaya mencapai sasaran ini, Indonesia dihadapkan pada tantangan besar terkait produktivitas guna memenuhi kebutuhan konsumsi nasional.
Meskipun banyak rintangan yang harus dihadapi, terdapat peluang signifikan bagi generasi muda untuk aktif berpartisipasi dalam sektor pertanian, terutama dalam pengembangan industri tebu.
- Produksi Gula PTPN Tahun 2024 Tembus 851 Ribu Ton
- Dapat Tugas Jaga Stabilitas Pangan, Dirut PTPN: Produktivitas Tebu Meningkat Jadi 8 Ton Gula per Hektare
- Strategi Pemerintah Tingkatkan Produksi Pangan Demi Swasembada Beras
- Wujudkan Swasembada Gula, Holding PTPN III Fokus Tingkatkan Kompetensi Petani Tebu
Untuk menarik minat generasi muda terhadap sektor pertanian, sebuah program inovatif bernama Inkubator Agripreneur Tebu telah dibentuk.
Program ini diinisiasi oleh PT Sinergi Gula Nusantara (SGN), yang merupakan anak perusahaan dari Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) dan bergerak di bidang komoditas gula. Program ini didukung oleh Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian Republik Indonesia sebagai solusi untuk menyelaraskan isu produktivitas dengan peran generasi muda dalam sektor pertanian.
"Kami akan melatih dan mendampingi generasi muda yang berminat menjadi agripreneur profesional mengelola perkebunan tebu secara modern, produktif dan berkelanjutan. Bisnis tebu merupakan bisnis yang low risk dan menguntungkan," ungkap Mahmudi, Direktur Utama SGN, setelah acara Talk Show Agripreneur Tebu pada Kamis (14/11) di Pekalongan.
Mahmudi juga menambahkan bahwa para peserta akan mendapatkan pelatihan teknis, dukungan bisnis, serta pendampingan dari para ahli. Hal ini diharapkan dapat memperkuat kapasitas para peserta dalam membangun usaha tani yang berdampak positif bagi sektor pertanian di Indonesia.
"Peserta yang lolos seleksi akan mengelola lahan tebu antara 50-100 hektar, dikelola seperti perusahaan, dan menggunakan teknologi," lanjutnya.
Kegiatan ini mendapat apresiasi dari Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero), yang menyatakan bahwa program ini mendorong generasi muda untuk menjadi petani yang tangguh, meningkatkan kesejahteraan mereka sendiri serta para petani, dan pada akhirnya berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi.
"Saya apresiasi atas terselenggaranya acara ini kepada manajemen PT SGN. Bukan semata meningkatkan kinerja perusahaan, tetapi memiliki makna yang mendalam, memberi makna yang luas mengajak para anak muda bertani yang tidak seperti ayah dan kakek kita tetapi menggunakan peralatan mekanisasi, menggunakan teknologi, digitalisasi sehingga transparansi akan terjaga dengan digitalisasi. Mari saling bahu membahu wujudkan swasembada pangan, bahkan dalam sisi lain mampu menghasilkan pendapatan yang lebih menarik dan lebih baik daripada profesi lain," jelas Mohammad Abdul Ghani dalam sambutannya.
Pendamping Tebu Rakyat
Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian memberikan apresiasi terhadap rencana SGN yang akan menyiapkan petugas pendamping untuk petani tebu rakyat.
"Saya mengapresiasi betul kepada SGN karena sudah menyiapkan 2 ribu karyawan yang berfungsi seperti penyuluh atau pendamping kepada petani tebu rakyat. Kami sangat berharap SGN menjadi motor untuk stakeholder yang lain dengan pengembangan yang sudah dilakukan melalui ETERA dan sekarang program Inkubator Agripreneur Tebu," harap Heru Tri Widarto, Plt Direktur Jenderal Perkebunan.
Inkubator Agripreneur Tebu yang diluncurkan menarik perhatian besar dari kalangan generasi muda, dengan jumlah pendaftar mencapai 1.110 peserta dalam waktu tiga hari. Saat ini, proses seleksi sedang berlangsung, yang mencakup beberapa tahap, seperti seleksi awal, bootcamp, pelatihan lapangan, pendampingan oleh ahli, inkubasi usaha, serta pendanaan dan kemitraan. Semua tahapan ini saling mendukung untuk menciptakan petani muda yang kompetitif dan siap berkontribusi terhadap ketahanan pangan nasional.
Program ini tidak hanya mendorong pencapaian swasembada, tetapi juga memberikan kesempatan bagi peserta untuk berkontribusi dalam program pemerintah.
Selain itu, Inkubator Agripreneur Tebu memberikan banyak keuntungan bagi para pesertanya. Melalui program ini, peserta memiliki peluang untuk membangun usaha mandiri dengan dukungan akses terhadap teknologi pertanian modern, bibit unggul, serta sarana dan prasarana yang memadai untuk memulai usaha tani tebu dengan standar tinggi.
Inkubator Agripreneur Tebu merupakan terobosan signifikan dalam memberikan kesempatan bagi generasi muda untuk menjadi pelopor dalam revolusi pertanian modern. Ini adalah kesempatan berharga bagi mereka yang ingin berperan dalam sektor strategis yang sangat penting untuk masa depan ketahanan pangan Indonesia.
Target Produktisi Gula 8 Ton per Hektare
Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) mengungkapkan bahwa produksi tebu nasional mengalami peningkatan sebesar 13 persen dibandingkan tahun sebelumnya, di mana setengah dari peningkatan tersebut berasal dari kontribusi PTPN melalui SGN.
"Untuk gula, produksi tahun ini memang meningkat 13 persen dari tahun lalu, dimana peningkatan paling besar dikontribusikan oleh PTPN melalui SGN. Jadi separuh dari peningkatan produksi tebu nasional, produksi gula nasional dari 2,2 juta ton per tahun menjadi 2,4 juta ton per tahun. Itu separuhnya kontribusi SGN," jelasnya.
Selanjutnya, dalam Astacita yang disampaikan oleh Presiden Republik Indonesia Prabowo, poin kedua menekankan bahwa Indonesia harus mampu mencapai swasembada pangan dalam waktu 4 hingga 5 tahun ke depan.
Ghani juga berharap agar produktivitas tebu dapat meningkat dari 5 ton menjadi 8 ton per hektar, sebagai langkah percepatan dalam mencapai swasembada gula nasional.
"Kalau naik 8 ton, sesungguhnya bukan angka yang terlalu tinggi karena 8 ton hanya separuh dari apa yang sudah dicapai di 100 tahun lalu. Isunya hanya kemitraan yang saling bergantung. Kemudian kita harapkan dukungan pemerintah terutama dalam kaitannya dengan menjaga agar gula yang masuk atau impor dapat dikendalikan," lanjut Ghani.