Pemerintah Upayakan Pertumbuhan Ekonomi Tak Sampai di Bawah 2,3 Persen
Kepala BKF, Febrio Kacaribu menegaskan pemerintah berusaha sekuat tenaga agar pertumbuhan ekonomi nasional pada 2020 tidak jatuh lebih rendah dari 2,3 persen. Bukan tanpa alasan. Menurutnya, apabila pertumbuhan tersebut jatuh terlalu rendah, perekonomian Indonesia akan kesulitan bangkit pada tahun 2021.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF), Febrio Kacaribu menegaskan pemerintah berusaha sekuat tenaga agar pertumbuhan ekonomi nasional pada 2020 tidak jatuh lebih rendah dari 2,3 persen. Bukan tanpa alasan. Menurutnya, apabila pertumbuhan tersebut jatuh terlalu rendah, perekonomian Indonesia akan kesulitan bangkit pada tahun 2021.
"Kita upayakan secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi tahun ini bisa 2,3 persen. Karena ini akan sangat menentukan seberapa cepat pemulihan ekonomi kita pada 2021," kata Febrio Kacaribu dalam Indonesia Macroeconomy Update, Senin (20/4).
-
Apa yang dilakukan Kemenkumham untuk meningkatkan perekonomian Indonesia? Menurut Yasonna, dengan diselenggarakannya Temu Bisnis Tahap VI, diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan perekonomian Indonesia.
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023 dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya? Jika dibandingkan dengan kuartal II-2022, ekonomi RI mengalami perlambatan. Sebab tahun lalu di periode yang sama, ekonomi mampu tumbuh 5,46 persen (yoy).
-
Mengapa pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023 meningkat dibandingkan dengan kuartal I-2023? “Pertumbuhan ekonomi kita secara kuartal (q-to-q) lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang ini sejalan dengan pola yang terjadi di tahun-tahun sebelumnya, yaitu pertumbuhan triwulan II selalu lebih tinggi dibandingkan di triwulan I,” terang Edy.
-
Kapan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,17 persen secara tahunan? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Apa saja yang dilakukan Kemenko Perekonomian untuk mewujudkan transportasi berkelanjutan di Indonesia? Pemerintah telah menetapkan pengembangan infrastruktur sebagai salah satu prioritas dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019, dengan pembentukan Proyek Strategis Nasional (PSN). Pengembangan infrastruktur yang signifikan akan terus dilanjutkan sebagaimana dijelaskan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045 guna mewujudkan visi strategis 100 tahun Indonesia. Menko Airlangga juga menyampaikan bahwa Pemerintah telah membangun lebih dari 2.000 km jalan tol yang menghubungkan pusat-pusat komersial, industri, dan perumahan utama di tanah air, menciptakan value chain perdagangan yang lebih kuat. Dalam program PSN tersebut, Indonesia juga mengembangkan proyek transportasi perkotaan seperti MRT yang telah selesai pada tahun 2019 dan proyek LRT Jabodebek yang baru saja selesai.
-
Bagaimana Kemendag memastikan kelancaran kegiatan ekonomi? Pemerintah selalu memastikan keberadaan sarana, prasarana, dan utilitas perdagangan yang baik bagi seluruh pihak terkait. Baik bagi pelaku usaha, maupun masyarakat sebagai konsumen akhir. Dengan begitu, diharapkan kegiatan ekonomi akan terus berjalan tanpa hambatan yang berarti," terang Wamendag Jerry.
Pemerintah sendiri telah mengeluarkan tiga stimulus untuk menjaga pertumbuhan ekonomi nasional agar tetap berjalan, masing-masing stimulus I sebesar Rp8,5, stimulus II senilai Rp22,5 triliun, dan terakhir, stimulus III sebesar Rp405,2 triliun.
"Walaupun stimulus I dan stimulus II dikeluarkan saat konteks virus corona masih hanya terjadi di China. Saat wabah ini ternyata meluas ke seluruh dunia, pemerintah mengeluarkan Stimulus III," imbuhnya.
Stimulus III yang dikeluarkan melalui Perppu No 1 Tahun 2020, menjadi dasar hukum bagi pemerintah untuk melakukan langkah cepat dan luar biasa dalam penanganan Covid-19. "Saat ini bukan waktunya lagi mengandalkan kebijakan yang bersifat text book," jelasnya.
Bos BKPM Prediksi Ekonomi Tumbuh 4,7 Persen di 2020
Realisasi investasi pada triwulan I-2020 tercatat tetap mengalami peningkatan meski dihantam virus corona (Covid-19). Investasi di tiga bulan pertama 2020 ini naik 8 persen menjadi Rp210,7 triliun dibanding Rp195,3 triliun pada periode sama di 2019.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia mengungkapkan, nilai realisasi investasi di triwulan pertama ini sudah mencapai 23,77 persen dari target investasi pada 2020 yang sebesar Rp886,1 triliun.
Dia memprediksi, capaian investasi di triwulan I tersebut akan membuat pertumbuhan ekonomi nasional mencapai 4,7 persen di 2020.
"Saya punya perhitungan, dengan realisasi kita Rp210,7 triliun pada triwulan I, analisa kami di BKPM pertumbuhan ekonomi nasional bisa 4,7 persen," jelas dia dalam siaran pers online, Senin (20/4).
Reporter: Pipit Ika Ramadhani
Sumber: Liputan6.com
(mdk/azz)