Pemilu tak bantu angkat pendapatan iklan Surya Citra Media
Peningkatan pendapatan dari iklan Pemilu diperkirakan tidak lebih dari 5 persen.
PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) mengatakan kehadiran Pemilu tidak berkontribusi signifikan pada pendapatan perseroan dari sisi iklan. Berdasarkan pengalaman, Pemilu hanya menambah pemasukan iklan tidak lebih dari 5 persen.
"Kalau kita lihat dari pemilu-pemilu yang sebelumnya memang terjadi kenaikan, kenaikannya tidak terlalu signifikan rangenya umumnya di bawah 5 persen. Antara 2-3 persen," kata Direktur Utama SCMA Sutanto Hartono di SCTV Tower, Jakarta, Jumat (6/12).
-
Kapan PT Tera Data Indonusa Tbk melantai di bursa saham? Bahkan pada 2022, saat pandemi berlangsung, perusahaan ini berani mengambil langkah melantai di bursa saham.
-
Siapa yang merencanakan aksi teror di Bursa Efek Singapura? Pendalaman itu dibenarkan Juru Bicara Densus 88 Antiteror Polri Kombes Aswin Siregar bahwa YLK memang hendak merencanakan aksi teror ini pada 2015 silam.
-
Kenapa harga saham bisa naik turun? Salah satu yang sering jadi dilema adalah harga saham yang begitu cepat naik turun bagaikan roller coaster. Jadi, sebenarnya apa sih penyebab harga saham bisa naik turun?
-
Apa penyebab naik turunnya harga saham? Prinsip Ekonomi Dasar: Hubungan antara Penawaran dan Permintaan Saat banyak orang mencari suatu barang, stoknya akan terbatas sehingga harganya cenderung akan naik.
-
Kapan Bursa Berjangka Aset Kripto diluncurkan? Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan meluncurkan Bursa Berjangka Aset Kripto di Jakarta, Jumat (28/7).
-
Mengapa Pemilu 2024 penting? Pemilu memegang peranan penting dalam sistem demokrasi sebagai alat untuk mengekspresikan kehendak rakyat, memilih pemimpin yang dianggap mampu mewakili dan melayani kepentingan rakyat, menciptakan tanggung jawab pemimpin terhadap rakyat, serta memperkuat sistem demokrasi.
Menurut Sutanto, Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) yang telah terjadi beberapa waktu belakangan ini juga memberi kontribusi terhadap pendapatan perseroan. Perubahan pola kampanye ini, menurut Sutanto, menjadi salah satu penyebab pendapatan perseroan dari iklan di tahun pemilu, tidak terlalu signifikan.
"Jadi di Pilkada itu juga sebenarnya terjadi spending dalam waktu yang berbeda-beda sesuai dengan provinsi yang menyelenggarakan Pilkada tersebut. Dengan adanya Pilkada ini tentu saja spending spike yang terjadi di Pemilu Nasional menjadi tidak terlalu signifikan dibanding sebelumnya," ungkap Sutanto.
Meski begitu, Sutanto optimis perusahaan yang menaungi media SCTV, Indosiar, dan Nex Media ini akan bertumbuh pesat tahun depan dari sisi pendapatan dengan mematok target hingga lebih dari 20 persen. Sementara tahun ini, perseroan mematok pertumbuhan pendapatan mencapai 12 persen hingga 15 persen dari tahun lalu.
(mdk/bim)