Penerapan PPN 12 Persen Buat Konsumen Beralih dari Alfamart Cs ke Warung Madura? Begini Kata Pengamat
Jika skenario terburuk diterapkan, yaitu kenaikan PPN untuk semua jenis barang, dampaknya terhadap harga barang kebutuhan sehari-hari tetap dianggap kecil.
Rencana penerapan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 12 persen tahun depan menimbulkan berbagai spekulasi mengenai dampaknya terhadap sektor ritel, khususnya minimarket seperti Alfamart, Indomaret, Alfamidi dan lain-lainnya.
Pengamat bisnis, Teguh Hidayat penerapan PPN 12 persen pasti berdampak, namun tidak signifikan. Dia menjelaskan kebijakan ini belum memiliki kejelasan apakah kenaikan PPN akan berlaku untuk semua barang atau hanya untuk barang tertentu seperti barang mewah.
"Dampaknya pasti ada. Tapi mungkin tidak signifikan ya karena pertama ini kan masih belum jelas soal PPN 12 persen ini ada yang bilang katanya hanya untuk barang mewah ya," kata Teguh kepada Merdeka.com, Selasa (17/12).
Namun, jika skenario terburuk diterapkan, yaitu kenaikan PPN untuk semua jenis barang, dampaknya terhadap harga barang kebutuhan sehari-hari tetap dianggap kecil.
"Tapi ada juga yang bilang ya untuk semua jenis barang seperti itu. Tapi kalau kita ambil kemungkinan terburuknya, ya itu bahwa itu semuanya untuk-untuk semua jenis barang seperti itu ya, dampaknya pasti ada, tapi mungkin tetep tidak-tidak terlalu signifikan," jelas dia.
Ia memberikan contoh, jika harga barang Rp10.000 dengan PPN saat ini sebesar 11 persen, maka harga jual menjadi Rp11.100. Dengan kenaikan PPN menjadi 12 persen, harga hanya naik menjadi Rp11.200, atau bertambah Rp100 saja.
Menurutnya, kenaikan ini tidak akan mendorong konsumen untuk berpindah ke warung lokal, seperti warung Madura, karena faktor-faktor lain, seperti kenyamanan dan kepraktisan yang ditawarkan minimarket, lebih menentukan keputusan konsumen.
“Menurut saya enggak akan bikin orang jadi, pindah ke yang tadi mbak sebut warung Madura atau semacamnya ya karena penetrasi dari retail-retail itu terutama minimarket, itu sangat-sangat luar biasa sampai ke pelosok juga ada,” ujarnya.
Potensi Peningkatan Penjualan Warung
Ketika ditanya lebih lanjut mengenai potensi peningkatan penjualan warung lokal akibat kenaikan PPN, Teguh menyatakan hal tersebut belum tentu terjadi. Ia menyatakan minimarket memiliki keunggulan dalam hal lokasi yang strategis, sering kali dekat dengan pusat pemukiman penduduk.
Selain itu, kepraktisan berbelanja di minimarket, yang menawarkan berbagai produk dalam satu tempat, menjadi alasan utama konsumen tetap memilihnya.
Dengan demikian, meskipun kenaikan PPN berpotensi menambah beban konsumen, daya tarik utama minimarket dalam hal lokasi, kepraktisan, dan penetrasi yang luas di berbagai daerah membuat dampaknya terhadap sektor ini tetap terkendali.
"Apa namanya kepraktisan jarak-jarak dari rumah dan alfamart atau ya minimarket, intinya minimarket itu mereka punya keunggulan dengan lokasinya yang sangat dekat dengan pusat-pusat pemukiman penduduk," tutup Teguh.