Parkir Liar dan Kenaikan Biaya Sewa Tempat Jadi Alasan di Balik Tutupnya 400 Gerai Alfamart
Daya beli masyarakat yang melemah dan berbagai tekanan ekonomi lainnya juga turut memengaruhi operasional minimarket seperti Alfamart.
Baru-baru ini beredar kabar terkait penutupan 400 gerai Alfamart yang diduga disebabkan oleh kenaikan harga sewa. Pengamat bisnis Teguh Hidayat menjelaskan isu penutupan gerai sebenarnya merupakan hal yang biasa dalam bisnis ritel, dan tidak selalu berarti jumlah total gerai berkurang. Menurutnya penutupan gerai di suatu lokasi kerap kali diiringi dengan pembukaan gerai baru di lokasi lain.
"Harus kita lihat penutupan gerai itu sebenarnya biasa jadi bukan berarti jumlah gerainya itu berkurang bisa jadi sebenernya dipindah jadi di satu lokasi ditutup, tapi di lokasi yang lain dibuka ya dan kedua jadi intinya gini penutupan belum tentu berarti pengurangan jumlah gerai," kata Teguh kepada Merdeka.com, Selasa (17/12).
Teguh menjelaskan ada banyak faktor yang memengaruhi keputusan penutupan gerai di suatu lokasi. Salah satu faktor yang saat ini ramai dibicarakan adalah kenaikan harga sewa.
Teguh bilang kenaikan harga sewa memang bisa menjadi salah satu alasan. Tetapi, selain itu, ada juga faktor lain seperti penurunan daya beli masyarakat, lokasi yang kurang strategis, hingga adanya parkir liar.
"Kedua ada banyak faktor yang bisa menyebabkan satu lokasi minimarket itu sepi rugi dan akhir dan alhasil, ya daripada bakar duit terus gitu ya, sebaiknya ditutup bukan cuman karena kenaikan harga sewa yang sekarang lagi-lagi ramai dibicarakan itu loh, parkir liar," jelas Teguh.
Di sisi lain, menurut Teguh, daya beli masyarakat yang melemah dan berbagai tekanan ekonomi lainnya juga turut memengaruhi operasional minimarket seperti Alfamart.
Meski dampak dari kenaikan PPN 12 persen tahun depan diperkirakan tidak terlalu signifikan, jika digabungkan dengan faktor-faktor lain seperti kenaikan biaya operasional, beban tersebut bisa menjadi tantangan berat bagi perusahaan ritel.
"Mungkin juga dia ada kenaikan harga sewa ya. Dan mungkin ditambah lagi dengan ada imbas dari PPN ini jadi, faktornya ada banyak yang bisa menyebabkan 1 lokasi alfamart atau indomaret ini sepi gitu ya, dan sayangnya memang tidak ada 1 faktor tertentu yang sifatnya positif yang bisa pihak perusahaan berani untuk ekspansi bikin yang baru lagi gitu," terang dia.
Daya Beli dan Perubahan Perilaku Konsumen
Ia menilai penurunan daya beli dan perubahan perilaku konsumen, serta penerapan PPN 12 persen diberlakukan akan menjadi tantangan tersendiri.
"Seperti daya beli juga lagi turun dan seterusnya, jadi memang betul kalau memang nanti PPN itu diberlakukan, bisa semakin menambah beban dari perusahaan-perusahaan ritel ini yang sejak awal sudah cukup berat," tegasnya.
Dalam konteks ini, Teguh menyarankan agar isu penutupan gerai tidak langsung diartikan sebagai tanda penurunan kinerja perusahaan secara keseluruhan. Sebaliknya, hal ini bisa menjadi bagian dari strategi untuk mengoptimalkan lokasi dan mengurangi kerugian operasional di tengah tekanan ekonomi yang semakin kompleks.
"Tapi kalau memang dengan PPN ini ya akhirnya berpengaruh juga gitu. Tapi kalau misalnya cuma PPN nya doang ya sebenernya pengaruhnya tidak sebesar itu, tapi kan ditambah faktor-faktor yang lain gitu alhasil dampaknya ya mungkin bisa lumayan gitu," Teguh mengakhiri.