Curhat Juru Parkir Alfamart Tutup 400 Gerai, Khawatir Tak Ada Penghasilan
Pendapatan sebagai juru parkir tidak hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan pangan.
Isu penutupan 400 gerai Alfamart akibat kenaikan harga sewa tengah menjadi topik hangat di berbagai platform media sosial. Kabar ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat yang menggantungkan penghasilan mereka pada keberadaan gerai minimarket tersebut. Salah satunya adalah para juru parkir yang setiap harinya mengais rezeki dari kendaraan para pelanggan Alfamart.
Pengamat bisnis Teguh Hidayat menjelaskan penutupan gerai dalam dunia ritel merupakan hal yang wajar dan tidak selalu berarti bahwa total gerai akan berkurang secara keseluruhan.
Dia menegaskan strategi bisnis seperti ini sering kali diiringi dengan pembukaan gerai baru di lokasi yang dinilai lebih strategis. Menurut Teguh, keputusan untuk menutup sebuah gerai tidak hanya dipengaruhi oleh kenaikan harga sewa.
“Kenaikan harga sewa memang menjadi salah satu alasan, tetapi ada juga faktor lain seperti penurunan daya beli masyarakat, lokasi yang kurang strategis, hingga masalah parkir liar,” ujar Teguh kepada merdeka.com pada Selasa (17/12).
Juru Parkir Terimbas Langsung
merdeka.com mencoba mewawancarai sejumlah juru parkir yang bekerja di area gerai Alfamart untuk mendengar tanggapan mereka.
Salah seorang juru parkir di Alfamart daerah Cilangkap, Lihardi, mengaku tidak mengetahui detail kabar soal penutupan 400 gerai tersebut.
Namun, ia menyayangkan kemungkinan dampak yang bisa terjadi pada profesinya.
"Kalau soal tutup gerai Alfa saya kurang tau ya. Cuma sangat sayang kan kalo sampai ditutup semua. apalagi kaya saya yang masih nganggur, kalo bukan dari hasil markir darimana lagi," kata Lihardi kepada merdeka.com, Rabu (18/12).
Ia mengungkapkan dari hasil parkir di Alfamart, ia bisa memperoleh penghasilan harian antara Rp100.000 - Rp150.000, tergantung pada tingkat keramaian pelanggan.
“Kalau soal penghasilan yang tergantung ramainya, paling banyak saya bisa sampai 150 atau lebih, itu juga kalau lagi ramai. Kalau lagi ngga ramai ya paling cuma dapet receh doang buat dapur ngebul," jelas dia.
Lihardi juga menjelaskan tidak ada prosedur formal untuk menjadi juru parkir di Alfamart. Namun, jika gerai tempatnya bekerja tutup, ia tidak bisa langsung pindah ke gerai lain.
"Kalau prosedur si nggak ada, cuma kalau pindah gerai gabisa kak. palingan kalau ada kenalan markir digerai lain aja si," tambah Lihardi.
Ketidakpastian Membayangi
Kekhawatiran serupa diungkapkan oleh Rozak, seorang juru parkir di Alfamart Pondok Ranggon. Sebagai kepala keluarga, ia merasa sangat terpukul apabila gerai tempatnya bekerja juga terdampak penutupan.
"Ya gimana ya, kalau tutup gerai ini saya bingung dapat uang buat dapur di rumah gimana," kata Rozak kepada Merdeka.com.
Ia mengatakan pendapatannya dari bekerja sebagai juru parkir tidak hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan pangan, tetapi juga membantu menyekolahkan anaknya.
"Lumayan uangnya buat beli beras sampai biaya kebutuhan sekolah," ungkapnya.
Rozak berharap isu penutupan ini tidak benar-benar terjadi, terutama pada gerai tempatnya bekerja.
"Saya sih berharap supaya ini (gerai Alfamart) tidak tutup, nanti saya bingung mau nyari di mana lagi," tutup Rozak.