Pengelolaan Kelapa Sawit Butuh Terobosan dan Inovasi, Begini Strategi Dijalankan PTPN
Saat ini, PTPN Group mempekerjakan sekitar 120-an ribu pegawai serta 200 ribu petani plasma sawit
Salah satu strategi dijalankan PTPN yaitu transformasi perusahaan.
Pengelolaan Kelapa Sawit Butuh Terobosan dan Inovasi, Begini Strategi Dijalankan PTPN
Pengelolaan Kelapa Sawit Butuh Terobosan dan Inovasi, Begini Strategi Dijalankan PTPN
- Pangkas Penggunaan Energi Fosil, PTPN IV PalmCo Siapkan Strategi Dukung Program B35
- Terungkap, Begini Strategi Holding PTPN Capai Target Swasembada Gula Indonesia di 2030
- Pungutan Ekspor Sawit Tembus Rp15,88 Triliun
- Kondisi Perusahaan Membaik, PTPN I Bayar Santunan Hari Tua Rp550 Miliar ke Pensiunan
Ketua Federasi Serikat Pekerja Perkebunan Nusantara (FSPBUN), Asmanudin Sinaga menegaskan bahwa pengelolaan industri kelapa sawit nasional embutuhkan terobosan dan inovasi seperti yang telah dilakukan PTPN.
Salah satu strategi dijalankan PTPN yaitu transformasi perusahaan.
Transformasi PTPN menggabungkan 13 perusahaan di bawah holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) menjadi tiga subholding, yakni Palm Co, Sugar Co, dan Supporting Co.
“Tentunya kami bangga menjadi bagian dari PTPN Group dan menjadi salah satu bagian dalam keberhasilan transformasi ini,” ungkapnya di Jakarta, Rabu (7/2).
Asmanudin mengatakan bahwa saat ini PTPN Group mempekerjakan sekitar 120-an ribu pegawai serta 200 ribu petani plasma sawit dan tebu rakyat yang secara konsisten berkomitmen untuk terus memberikan kontribusi kepada masyarakat, perusahaan, dan negara.
“Kami mendukung sepenuhnya PTPN sebagai BUMN untuk melanjutkan program-program kerjanya dalam mengemban tugas pembangunan dan pengembangan perekonomian di Indonesia,” ujarnya.
Namun demikian, Asmanudin menyayangkan munculnya ide perubahan status BUMN menjadi koperasi beberapa waktu terakhir. Menurut dia, itu merupakan ide yang keliru.
Dia mengatakan bahwa BUMN dan koperasi merupakan dua jenis usaha yang berbeda, baik dari sisi tujuan, operasional, kebutuhan modal, strategi bisnis, dan budaya kerja.
"Sungguh tidak mungkin kalau mau diubah begitu saja jadi koperasi. Tidak usah bicara soal bagaimana mencari keuntungan dulu. Bagaimana nasib para buruh dan pekerja seperti kami? Apa bisa diurus jika jadi koperasi? Jangan-jangan, mereka yang punya ide itu tidak mikir soal pekerja seperti kami. Jual mimpi siang bolong saja," kata Asmanudin.