Pengguna Internet Tinggi, Ekonomi Digital RI Ditargetka Naik ke Peringkat 20
Indonesia terus meraih peluang untuk memaksimalkan ekonomi digital.
Indonesia terus meraih peluang untuk memaksimalkan ekonomi digital.
Pengguna Internet Tinggi, Ekonomi Digital RI Ditargetka Naik ke Peringkat 20
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan Indonesia terus berpeluang untuk memaksimalkan ekonomi digital. Terlihat dari populasi dengan angkatan kerja sebesar 70 persen. Bahkan 40 persen transaksi ekonomi ASEAN berasal dari Indonesia.
"Adopsi teknologi tinggi sebanyak 78 persen populasi Indonesia terhubung dengan internet dan digitalisasi ekonomi dan keuangannya juga terus meningkat," ujar Airlangga dalam acara Peluncuran Buku Putih Strategi Nasional Pengembangan Ekonomi Digital Indonesia, Jakarta, Rabu (6/12).
Merdeka.com
Dia menjelaskan, pengembangan ekonomi digital menjadi katalisator, di mana pertumbuhannya sudah lebih dari pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.
Melihat hal itu, diperlukan pengadopsian ekonomi digital, sebab pengembangannya akan menciptakan lapangan kerja baru.
"Tidak ada belahan dunia manapun yang sudah maju memikirkan ekosistem digital kecuali ASEAN," ungkapnya.
"Fase transformasi adalah percepatan transformasi dan fase Leading adalah kita untuk memimpin inovasi masa depan," terangnya.
Ketua Partai Golkar itu bilang dengan digital ekonomi Framework ekonomi ASEAN bisa mencapai 2 triliun di tahun 2030. Dia pun menyatakan bahwa sebanyak 40 persen-nya berada di Indonesia.
"Jadi ini peluang yang luar biasa, maka tentu daya saing yang digital kita yang saat sekarang di peringkat ke 51 perlu ditingkatkan ke peringkat 20. Kemudian kedua kontribusi terhadap PDB dinaikkan ke 20 persen," jelasnya.
Di sisi lain, Airlangga menyebut keterampilan untuk berkembang perkembangan di sektor digital membutuhkan tenaga digital sekitar 9 juta orang dalam waktu 15 tahun.
"Kemarin bapak presiden dalam rapat khusus menanyakan beberapa kebutuhan tenaga digital kita yaitu sekitar untuk 15 tahun adalah 9 juta orang atau 600.000 per tahun. Dan kita sudah bekerja dengan pra kerja Digital talent dengan Apple, Microsoft, Amazon jadi harus terus didorong," pungkasnya.
Merdeka.com