SDM di Indonesia Masih Perlu Dibenahi di Era Ekonomi Digital
Pendidikan vokasi bisa menjawab tantangan ekonomi digital di Indonesia.
Pendidikan vokasi bisa menjawab tantangan ekonomi digital di Indonesia.
SDM di Indonesia Masih Perlu Dibenahi di Era Ekonomi Digital
Untuk menangkap peluang ekonomi digital secara optimal, perlu ada korelasi antara institut pendidikan dengan industri. Tujuannya, agar sektor pendidikan dapat memenuhi kebutuhan industri, khususnya ekonomi digital.
Di satu sisi, Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Digital, Ketenagakerjaan dan UMKM Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Mohammad Rudy Salahuddin tidak menampik bahwa Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia masih butuh pembenahan sistematis agar dapat mengimbangi kebutuhan industri ekonomi digital.
Merdeka.com
Satu hal yang menjadi sorotan Rudy adalah penilaian masyarakat terhadap pendidikan vokasi.
Menurut Rudy, pendidikan vokasi tidak lain seperti opsi terakhir jika seorang murid tidak memenuhi standar di sekolah umum.
"Kejuruaan ini ternyata kalau di Indonesia, masih menjadi pendidikan nomor 2 dibanding pendidikan umum. Jadi kita melihat kalau vokasi itu pasti orang-orang yang memang tidak memenuhi persyaratan untuk di sekolah umum," kata Rudy saat mengunjungi SCTV Tower, Kamis (16/11).
Merdeka.com
Untuk itu, pemerintah saat ini fokus memperbaiki citra pendidikan vokasi.
Di antaranya melakukan upaya revitalisasi pendidikan, dan lelatihan vokasi, baik itu yang ada di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ataupun yang ada di Kementerian Ketenagakerjaan.
Pemerintah juga akan memberikan insentif khusus bagi swasta yang turut menyukseskan vokasi di sekolah-sekolah atau lembaga pendidikan vokasi.
Menurut Rudy, persepsi pendidikan vokasi penting untuk diubah karena menurutnya pendidikan vokasi bukan sebatas sekolah alternatif. Pendidikan vokasi memiliki kontribusi dan peran yang cukup penting sebagai penghubung antara sektor pendidikan dengan kebutuhan industri, khususnya ekonomi digital.
"Itu enggak instan. Apalagi digital kita bicara artificial intelligence, computing, dan lain sebagainya. Logic thinking kita juga mesti kuat itu yang kita harus lakukan, dengan cara misalnya perubahan kurikulum tapi hasilnya tidak secara instan," ungkapnya. Pada Maret 2023, Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Saryadi, mengatakan bahwa pemerintah telah menempatkan pendidikan vokasi sebagai pilar utama menuju Indonesia emas 2045, utamanya dalam hal penyiapan SDM yang sesuai dengan kebutuhan dunia usaha dan dunia industri (DUDI).
“Keutamaan vokasi adalah pada keterampilan spesifik yang nanti akan digunakan lulusan vokasi manakala mereka memasuki dunia kerja, apakah bekerja untuk orang lain, memulai usaha sendiri, atau bekerja mandiri,” kata Saryadi di Jakarta, Selasa (7/3).
Menurut Saryadi, Perpres Nomor 68 Tahun 2022 tentang Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi sendiri juga mengamanatkan bahwa pendidikan vokasi harus memiliki keterampilan spesifik.
Keterampilan spesifik ini menjadi modal yang sangat berharga agar mampu merespons pertumbuhan ekonomi wilayah maupun keunggulan yang ada di wilayah tersebut.