Pengusaha Makanan & Minuman Ungkap Sederet Tantangan Dihadapi Industri di 2024
Namun demikian, tantangan ini bukan tak ada solusi. Teknologi dipercaya akan memperkuat industri makanan dan minuman dalam negeri.
Adopsi teknologi diyaikini menjadi salah satu solusi mendukung industri pangan dan agro.
Pengusaha Makanan & Minuman Ungkap Sederet Tantangan Dihadapi Industri di 2024
Tantangan Industri Makanan dan Minuman
Industri makanan dan minuman di tanah air saat ini menghadapi banyak tantangan. Mulai dari dampak geopolitik, perubahan iklim, krisis kesehatan, krisis logistik yang membuat harga pangan tinggi, kebijakan pembatasan oleh negara maju, hingga melonjaknya harga energi. Namun demikian, tantangan ini bukan tak ada solusi. Teknologi dipercaya akan memperkuat industri makanan dan minuman dalam negeri.
- Ganjar Ungkap Strategi agar Hasil Panen Petani Lokal Banyak Diserap Industri
- Industri SKT di Tanah Air Serap Banyak Tenaga Kerja dan Beri Efek Ganda Bagi Perekonomian
- Di Tengah Gempuran AI, Peluang jadi Penulis Lepas Justru Meningkat
- Ganjar Dorong Petani Milenial Manfaatkan Teknologi Tingkatkan Produksi Pertanian
"Semua tantangan ini harus kami hadapi tahun depan dan seterusnya. Oleh karena itu, kami perlu mengantisipasi. Salah satu yang penting bagi industri makanan dan minuman adalah bagaimana kami harus didukung teknologi," kata Ketua Umum Gabungan Produsen Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi), Adhi S. Lukman dalam konferensi Agri-Food Tech Expo Asia (AFTEA) 2023 di Jakarta, dikutip dari Antara, Kamis (3/8).
Adhi menilai, adopsi teknologi baik industri 4.0, maupun inovasi dan teknologi sangat penting dalam mendukung industri pangan dan agro. Gapmmi pun menyambut baik pameran AFTEA 2023 untuk memamerkan perkembangan inovasi dan teknologi untuk produk/jasa agro dan makanan dari hulu ke hilir.
Dia berharap, akan ada teknologi dari Indonesia yang bisa ditampilkan dalam ajang internasional tersebut guna mendongkrak daya tarik perusahaan yang ingin mengembangkan diri.
Pentingnya Jaga Produktivitas
Direktur Pangan dan Pertanian Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas), Jarot Indarto mengatakan, untuk mencapai target Indonesia menjadi negara maju di 2045, tantangan utama yang dihadapi adalah produktivitas. "Kalau soal produktivitas, salah satu beban untuk mengangkat itu adalah di sektor pangan dan pertanian. Transformasi di sektor pangan dan pertanian itu jadi kontribusi besar bagaimana kita menuju negara maju 2045," katanya.
Bappenas, lanjut Jarot, terus mencari peluang agar sektor pangan dan pertanian bisa meningkatkan produktivitasnya salah satunya dengan bioekonomi.
Jarot menyebut potensi bioekonomi di bidang pangan dan pertanian dinilai sangat besar. Pihaknya pun tengah mengidentifikasi dan memetakan inovasi yang sudah berkembang. Namun, diakuinya, saat ini inovasi dan teknologi itu masih terbatas pada pengembangan di kementerian/lembaga.
“Pameran ini membantu kami memperluas perspektif kami soal inovasi dan teknologi yang dilakukan pelaku lainnya baik dari asosiasi atau swasta. Harapannya, kita bisa membawa investasi yang signifikan di sektor pangan dan pertanian,” katanya.
Event Director Constellar, Wendy Chng Petit, selaku penyelenggara AFTEA 2023 mengatakan ajang pameran tersebut digelar untuk memberi kesempatan pelaku bisnis agrikultur RI untuk berbagi wawasan dan membangun jaringan untuk memajukan teknologi agrikultur di Tanah Air. "Kami menyediakan ruang untuk meningkatkan peluang jejaring antara pembeli dan penjual di pameran ini," kata Wendy.
AFTEA 2023 akan digelar pada 31 Oktober-2 November 2023 di Sands Expo & Convention Center, Singapura, dengan mengangkat tema ‘Meningkatkan Ekosistem Pangan untuk Masa Depan yang berkelanjutan’ dan fokus pada tiga hal yaitu inovasi, keberlanjutan dan keamanan.