Mengenal GamaWarni, Alat Pewarna Alami untuk Kain Karya Peneliti UGM
Pengembangan alat itu diharapkan bisa membantu industri kecil dan menengah dalam menghasilkan produk berkualitas
Pengembangan alat itu diharapkan bisa membantu industri kecil dan menengah dalam menghasilkan produk berkualitas
Mengenal GamaWarni, Alat Pewarna Alami untuk Kain Karya Peneliti UGM
Lembaga akademis UGM terus menghasilkan karya bagi negeri. Terbaru mereka mengembangkan penggunaan pewarna alami yang dinamakan GamaWarni.
Ketua Tim Peneliti GamaWarni, Edia Rahayunungsih, mengembangkan sebenarnya riset pengembangan pewarna alami tersebut sudah dirintis sejak tahun 2007.
Namun penelitiannya mulai diintensifkan kembali mulai tahun 2018 dalam wadah Indonesia Naturan Dye Institute (INDI) UGM.
-
Apa saja jenis pewarna alami yang ada? Thoyib mengatakan, di lingkungannya ada dua jenis pewarna alami yaitu pewarna yang mewarnai, dan pewarna yang menodai.
-
Dimana pewarna alami digunakan? Dengan makin tercemarnya lingkungan hidup, saat ini di beberapa negara dunia produk pewarna alam yang lebih ramah lingkungan jauh diterima dari pada pewarna sintetis.
-
Bagaimana peneliti menentukan warna kaos kaki kuno? Namun setelah menggunakan pencitraan multispektrum, ilmuwan memastikan kaos kaki ini menggunakan pewarna.
-
Bagaimana cara Ralsasam mewarnai kain tenun? Dilansir dari Indonesia.go.id, kain tenun yang diproduksi Ralsasam menggunakan benang pabrik warna. Tetapi sisi yang menampilkan motif kuno pada bagian tengah kain masih dibuat dengan teknik ikat menggunakan pewarna kimia.
-
Kenapa batik Kebon Indah pakai pewarna alami? 'Memilih warna alam itu pilihan kami karena ingin ikut melestarikan lingkungan, karena warna kimia biasanya berdampak langsung ke air yang digunakan,' terangnya
-
Bagaimana cara mendapatkan pewarna alami dari tanaman Indigofera? 'Jadi petani datang, tanaman kita timbang, terus kita bayar. Lalu kita masukkan ke bak fermentasi untuk difermentasi. Setelah kita fermentasi, lalu kita airasi, setelah diairasi, di tong ini menjadi pasta, lalu dari pasta kita campurkan dengan gula jawa panas, lalu tanaman itu mengandung indigotin, nanti saat sudah nempel ke kain namanya indigo,'
Edia menjelaskan bahwa pengembangan GamaWarni merupakan wujud mekanisasi teknologi pewarnaan kain yang mengacu pada teknik pewarnaan manual untuk dihilirkan ke industri.
Dengan begitu, penggunaan pewarna alami bisa terakselerasi sehingga secara bertahap bisa mengurangi pemakaian pewarna buatan.
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa GamaWarni dibuat karena saat ini Indonesia masih menggunakan dan mengimpor pewarna sintetis untuk tekstil dalam kapasitas besar. Data dari Badan Pusat Statistik pada tahun 2021 mengatakan bahwa impor pewarna sintetis ke Indonesia selama 5 tahun terakhir mencapai 42.000 ton per tahun.
Padahal Indonesia punya budaya warisan nenek moyang dalam penggunaan pewarna alami yang aman. Selain itu Indonesia juga punya kekayaan alam dan biodiversitas yang melimpah dengan lebih dari 150 jenis pewarna alami.
Namun potensi itu belum dimanfaatkan secara optimal. Penggunaannya baru sebatas diterapkan oleh perajin batik, jumputan, ulos, tenun, dan lainnya.
"Untuk itu usaha memproduksi dan menggunakan kembali pewarna alami perlu dilakukan agar dapat mengurangi penggunaan pewarna sintetis yang berbahaya dan mengurangi impor pewarna sintetis," kata Edia dikutip dari Liputan6.com pada Selasa (14/11).
Edia mengatakan bahwa GamaWarni mendukung penggunaan pewarna buatan dalam skala perajin maupun skala industri dengan mekanisasi.
Namun untuk mesin industri pewarna alami ini belum dapat diaplikasikan karena punya karakter khusus tidak seperti pada pewarna buatan yang kompatibel dengan mesin industri.
“Mesin-mesin yang ada di industri saat ini tidak kompatibel dengan pewarna alami. Oleh sebab itu kami membuat mesin pewarna kain dan benang yang cocok dengan karakter pewarna alami,” ujar Edia.
Demi memperbaiki kualitas, tim UGM terus mengembangkan beragam pewarna yang terstandar untuk pewarnaan mesin dengan katalog varian warna.
Warna-warna yang tersedia antara lain indigo, soga, tingi, jalawe, tegaran, dan merbo. Proses pewarnaan kain menggunakan mesin ini bisa digunakan untuk kain jenis katun dan rayon.
“Kapasitasnya tergantung jenis kain dan warna apakah tua atau muda. Kalau untuk rol-nya sendiri bisa sampai ratusan meter,” kata Edia dikutip dari Liputan6.com.
Edia berharap, alat pewarna alami GamaWarni bisa membantu industri pewarnaan kain khususnya di tingkat kecil dan menengah. Riset pengembangan alat pewarna alami itu dilakukan dengan dukungan data LPDP melalui Riset Inovatif Produktif (Rispro) tahun 2020-2023.