Kisah Ali Kembangkan Usaha Batik Hingga Mejeng di New York Fashion Week
Saat ini usahanya berkembang dengan memiliki 8 perajin batik dan telah memasarkan batiknya sampai ke tingkat nasional.
Sanggar Masri merupakan sanggar batik pertama di Kutai Timur, yang menggunakan pewarna alami dan sintetis.
Kisah Ali Kembangkan Usaha Batik Hingga Mejeng di New York Fashion Week
Kisah Ali Kembangkan Usaha Batik Hingga Mejeng di New York Fashion Week
Pengembangan batik Wakaroros patut diacungi jempol. Pengembangan ini berawal pada 2008 melalui pembinaan terhadap perajin batik yang sudah ada.
Almarhumah Masriah, adalah salah satu pembatik di Kecamatan Rantau Pulung, pengelola sanggar batik Masri, yang sebelumnya adalah pembatik motif Cirebon.
Sanggar Masri merupakan sanggar batik pertama di Kutai Timur, yang menggunakan pewarna alami dan sintetis.
Pemasaran dilakukan melalui sosial media dan bermitra dengan Olsabara, pusat oleh-oleh khas Sangatta. Masriah kerap menjadi pelatih membatik bagi kelompok usaha baru dan siswa sekolah di Rantau Pulung.
Sepeninggalan Masiah yang meninggal tahun 2021, sanggar batik Masri dilanjutkan oleh menantu Masriah, Ali. Meski demikian, Ali sejak tahun 2018 telah membangun brandnya sendiri bernama sanggar batik Ali.
Saat ini usahanya berkembang dengan memiliki 8 perajin batik dan telah memasarkan batiknya sampai ke tingkat nasional.
Untuk meningkatkan skala usahanya, Ali mengikuti program pelatihan dan pendampingan usaha yang digelar PT Kaltim Prima Coal (KPC), sebuah program UKM Tangguh batch 1 tahun 2018 dan dilanjukan mengikuti program Sahabat Tangguh batch 1 tahun 2021.
Seiring berbagai pelatihan dan pendampingan yang dilakukan oleh KPC, usaha batik, termasuk motif Wakaroros terus berkembang di Kutai Timur.
Batik ini dikembangkan oleh sanggar batik Maju Bersama oleh almarhumah Juwita di Kabo, Sangatta, sanggar batik Trisno dan batik Arit Lepo yang dikembangkan oleh Ises Rahayu.
Wakaroros sendiri merupakan seni ukir kayu khas Dayak Basap yang hampir punah dan diadaptasi menjadi motif batik khas Kabupaten Kutai Timur.
Seiring dengan semakin terkenalnya batik Wakarosos, permintaan pun semakin meningkat. Bersamaan dengan itu juga batik Wakaroros ditetapkan sebagai batik khas Kutai Timur dan dijadikan seragam oleh Pemerintah Kabupaten Kutai Timur.
Pemerintah Kabupaten Kutai Timur melalui Dinas Pariwisata, turut andil mengembangkan batik Wakaroros. Salah satu kegiatanya, mengikuti New York Fashion Week di Amerika Serikat dan ajang Indonesia Fashion Week di Jakarta.
Berbagai upaya ini telah meningkatkan omzet pelaku kerajinan batik dan UKM turunannya di Kutai Timur.
Selain itu, seni ukir akar roros, yang hampir punah, berubah menjadi Ikon Kutai Timur dan mendunia melalui batik Wakaroros yang ditampilkan pada kegiatan fashion show yang terus digelar.
Pengembangan UMKM, termasuk batik merupakan salah satu Program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) yang dilaksanakan KPC.
Presiden Direktur PT Bumi Resources Tbk, Adika Nuraga Bakrie mengatakan, KPC juga ingin menciptakan agen perubahan yang memacu keberlanjutan dengan menggalang partisipasi masyarakat.
"Semoga hal ini dapat memberi nilai tambah bagi pemangku kepentingan dan berkontribusi dalam menciptakan masyarakat mandiri pascatambang. More than mining menjadi mantra dalam setiap program pemberdayaan masyarakat," tutupnya.