Peredaran rokok ilegal turun dalam 2 tahun, penerimaan terselamatkan Rp 1,5 triliun
Direktur Jenderal Bea Cukai Kementerian Keuangan Heru Pambudi mengatakan, peredaran rokok ilegal sempat mengalami peningkatan dari 2010 sebesar 6,1 persen menjadi 12,1 persen pada 2016, kemudian mengalami penurunan menjadi 10,9 persen pada 2017 dan 2018 menjadi 7,04 persen.
Direktorat Jenderal Bea Cukai Kementerian Keuangan berhasil menyelamatkan potensi kehilangan penerimaan negara sebesar Rp 1,5 triliun, atas penurunan jumlah peredaran rokok ilegal. Tercatat, pada 2013, instansinya melakukan 635 tindakan sedangkan pada 2017 meningkat drastis menjadi 3.366 tindakan.
Direktur Jenderal Bea Cukai Kementerian Keuangan Heru Pambudi mengatakan, peredaran rokok ilegal sempat mengalami peningkatan dari 2010 sebesar 6,1 persen menjadi 12,1 persen pada 2016, kemudian mengalami penurunan menjadi 10,9 persen pada 2017 dan 2018 menjadi 7,04 persen.
-
Apa yang disita Bea Cukai Soekarno Hatta? Puluhan kilogram sisik tenggiling yang digagalkan itu dikemas dalam lima paket, yang diperkirakan nilainya mencapai Rp3 miliar. Paket itu dengan pemberitahuan cassava chips dan saat diperiksa didapati keripik singkong bercampur sisik tenggiling yang telah dikeringkan," tegas Kepala Kantor Bea Cukai Soekarno Hatta, Gatot Sugeng Wibowo, Rabu (20/12).
-
Bagaimana cara Bea Cukai mengamankan narkoba yang didominasi sabu? "Direktorat Jenderal Bea Cukai di tahun 2023 telah berhasil mengamankan 5,6 ton narkotika yang didominasi oleh sabu atau amfetamin,” jelasnya.
-
Kenapa Presiden Soeharto membekukan Ditjen Bea Cukai? Presiden Soeharto mengeluarkan Instruksi Presiden No. 4 Tahun 1985 untuk memperlancar arus barang demi mendukung ekonomi, setelah berkonsultasi dengan menteri dan mengevaluasi dari BPKP.
-
Kapan Curug Bengkawah dapat diakses? Dari pusat Kota Pemalang, air terjun ini dapat ditempuh selama 45 menit hingga 1 jam.
-
Apa yang terjadi di gudang peluru di Bekasi? Gudang peluru di Bantargebang, Bekasi meledak. Api membumbung tinggi. Ledakan juga terjadi berkali-kali.
-
Apa yang membuat Presiden Soeharto membekukan Ditjen Bea Cukai? Presiden Soeharto sempat bekukan Ditjen Bea Cukai pada masanya akibat maraknya pungli.
"Tahun ini 7,04 persen artinya terjadi pembalikan trend mengalami penurunan berkurang dari 2 tahun lalu," kata Heru, di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Kamis (20/9).
Heru mengungkapkan, dibanding dua tahun lalu, dengan presentase pelanggaran 12,14 persen maka nilai pelanggaran atau kehilangan potensi pendapatan negara karena rokok ilegal sebesar Rp 2,42 triliun. Sedangkan, tahun ini dengan pelanggaran rokok ilegal 7,04 persen maka potensi kehilangan negara sebesar Rp 909 miliar, sehingga dalam dua tahun potensi pendapatan negara yang dapat diselamatkan mencapai Rp 1,51 triliun.
"Jadi negara kehilangan Rp 2,42 triliun dari cukai, jika dibandingkan dengan sekarang Ditjen Bea Cukai berhasil menyelamatkan keuangan negara Rp 1,51 triliun," tuturnya.
Menurut Heru, pencapaian tersebut merupakan buah dari penindakan terhadap peredaran rokok ilegal. "Tentunya ini tidak dengan sendirinya turun, karena kita melakukan penindakan, penindakan dilakukan Bea Cukai naik tajam 2013 635 tindakan 2017 3.366 tindakan. Ini naik 6-7 kali lipat ini kenapa rokok ilegal turun," tandasnya.
Reporter: Pebrianto Eko Wicaksono
Sumber: Liputan6
Baca juga:
2018, peredaran rokok ilegal di Indonesia menurun
Misbakhun puji keseriusan DJBC berantas rokok ilegal
Bea Cukai gagalkan penyelundupan 50.664 botol Miras dan 30 juta batang rokok ilegal
Bea Cukai Aceh musnahkan rokok pita cukai palsu
Bea Cukai Kendari musnahkan 3,4 juta batang rokok ilegal senilai Rp 1,1 miliar
Bea Cukai Banjarmasin musnahkan 5 juta batang rokok dan 600 miras ilegal
Bea Cukai Samarinda musnahkan ratusan ribu batang rokok ilegal & barang impor ilegal