Pesanan Alkes Impor Capai Rp12,5 Triliun, Produk Dalam Negeri Hanya Rp2,9 Triliun
Menurutnya, diperlukan aksi afirmatif oleh pemerintah untuk meningkatkan belanja alkes dalam negeri, minimal sebesar Rp6,5 triliun untuk 5.462 barang untuk tahun anggaran 2021 dan dilakukan melalui e-katalog.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan mengakui bahwa penyerapan produk alat kesehatan (alkes) dalam negeri masih rendah jika dibandingkan produk impor. Tercatat, hingga Juni 2021, pemesanan alkes dalam negeri Rp2,9 triliun, sedangkan alkes impor Rp12,5 triliun.
"Kami melihat serapan belanja pemerintah untuk produk dalam negeri cukup rendah dibandingkan impor khususnya belanja alat kesehatan. Untuk tahun anggaran 2021, jumlah pesan Alkes impor 5 kali lebih besar senilai Rp12,5 triliun melalui e-katalog," kata Menko Luhut dalam konferensi Pers Upaya Peningkatan Penggunaan PDN Bidang Alat Kesehatan, Selasa (15/6).
-
Kapan Kurniawan Dwi Yulianto lahir? Kelahiran Kurniawan Dwi Yulianto 13 Juli 1976
-
Kapan Alimin bin Prawirodirjo lahir? Lahir di Surakarta, Jawa Tengah pada tahun 1889, pria yang kerap disapa Alimin ini terlahir dari kalangan keluarga miskin.
-
Kenapa ekspor telur ke Singapura bisa menjadi bukti keberhasilan Indonesia di pasar dunia? Singapura menjadi salah satu negara dengan standar mutu dan keamanan pangan yang tinggi, sehingga ekspor ini menjadi salah satu keberhasilan Indonesia di pasar dunia.
-
Kenapa bisnis baju bekas impor dilarang di Indonesia? Presiden Jokowi mengungkapkan bisnis baju bekas impor ilegal sangat mengganggu industri tekstil dalam negeri.
-
Siapa yang menjadi pelopor berdirinya penerbangan komersial di Indonesia? Pria ini menjadi pelopor adanya industri penerbangan komersil sekaligus menjabat KASAU pertama.
-
Kapan Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo lahir? Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo lahir pada 7 Januari 1905, di Cepu, Jawa Tengah.
Menurutnya, diperlukan aksi afirmatif oleh pemerintah untuk meningkatkan belanja alkes dalam negeri, minimal sebesar Rp6,5 triliun untuk 5.462 barang untuk tahun anggaran 2021 dan dilakukan melalui e-katalog. Selain itu perlu peningkatan kapasitas produksi alkes dalam negeri dan investasi di bidang alkes.
"Kemarin kami dua minggu lalu dengan menteri Budi pergi ke Korea dan kemarin saya ke China dengan wakil menteri kesehatan juga melihat betapa banyaknya kita mengimpor alat yang ternyata bisa kita produksi dalam negeri," ujarnya.
Bahkan Presiden pun sudah memberikan arahan ke Menteri Kesehatan, Menteri BUMN dan dirinya agar lebih banyak lagi produksi alkes dalam negeri dengan mengundang investor-investor ke Indonesia.
Sudah Diproduksi Dalam Negeri
Meskipun saat ini penyerapan produk alkes masih rendah di dalam negeri, namun dari 358 jenis alkes yang sudah di produksi di dalam negeri, 79 jenis alkes sudah mampu mensubstitusi atau menggantikan produk impor untuk kebutuhan nasional.
"Oleh karena itu seperti yang dilihat ini kemampuan alat produksi alat kesehatan dalam negeri seperti itu, saya kira sudah mau mulai langkah bagus. Jadi bangga buatan Indonesia ini sudah kita mulai maksud dengan ini," ujarnya.
Menurut Luhut, terdapat 5.462 alkes impor yang sudah tersubstitusi produk dalam negeri sejenis dan akan dialihkan untuk belanja produk dalam negeri di e-katalog. Dia meyakini bahwa produsen dalam negeri mampu memproduksi alkes sesuai dengan kebutuhan pemerintah.
Reporter: Tira Santia
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)