Petani Biarkan Tomat Membusuk Akibat Harga Terlalu Murah
Sejumlah petani di Minahasa mengatakan harga tomat saat ini hanya Rp 2.000 per kilogram, karena harga jual di tingkat pedagang hanya Rp 3.000 per kg.
Petani di Kabupaten Minahasa, Provinsi Sulawesi Utara membiarkan tomat membusuk dan tidak dipetik akibat harga yang sangat murah di pasaran.
"Kami membiarkan tomat tidak dipetik karena biaya produksi dengan harga jual sangat jauh, dan akan lebih merugikan petani," kata Yori P, petani tomat asal Langowan Minahasa seperti dikutip dari Antara Senin (16/9).
-
Di mana harga bahan pangan di pantau? Situs Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Rabu 21 Februari 2024 pukul 13.00 WIB menunjukkan kenaikan harga beberapa bahan pangan, terutama beras dan cabai rawit merah.
-
Kenapa tomat itu sulit ditemukan? “Kenyataannya – kelembapan di sana sekitar 17 persen – mungkin sudah kering hingga Anda tidak tahu apa itu.
-
Kapan Tomat Hijau dipanen? Tomat hijau memiliki tekstur yang lebih keras daripada tomat sayur karena dipanen sebelum waktunya.
-
Kapan harga bahan pangan di Jakarta terpantau naik? Situs Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Rabu 21 Februari 2024 pukul 13.00 WIB menunjukkan kenaikan harga beberapa bahan pangan, terutama beras dan cabai rawit merah.
-
Kapan tomat-tomat itu ditemukan? Tomat tersebut, atau lebih tepatnya sisa-sisa tomat itu, kini telah ditemukan oleh kru ISS.
Dia mengatakan, harga tomat di tingkat petani kian menurun sejak beberapa pekan terakhir.
Sejumlah petani di Minahasa mengatakan harga tomat saat ini hanya Rp2.000 per kilogram, karena harga jual di tingkat pedagang hanya Rp3.000 per kg.
Harga tersebut anjlok sejak sebulan terakhir, padahal sebelumnya harga tomat di sentra perdagangan Kota Manado sempat mencapai Rp12.000 per kg.
Dia juga tidak menampik fluktuasi harga kerap kali terjadi lantaran masa panen tomat cenderung bersamaan dengan pertanian luar daerah. Anjloknya harga tomat menyebabkan para petani enggan untuk memanen tanamannya.
Petani justru membiarkan buahnya memerah di ladang bahkan dibiarkan masyarakat sekitar untuk memetiknya.
Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulut, Ronny Erungan mengatakan pihaknya akan terus melakukan pemantauan harga di pasar agar tetap stabil dan terkendali.
Harus diakui, katanya, harga tomat turun karena produksi petani yang sangat banyak.
Biasanya, hukum pasar akan berlaku jika stok banyak pasti harga akan turun, dan sebaliknya jika stok kurang, pasti harga meningkat.
"Kami akan terus mengawasi dan memantau agar kebutuhan pokok masyarakat akan selalu terpenuhi, tidak terjadi kekosongan," jelasnya.
Baca juga:
Usai Anjlok ke Rp8.000 per Kg, Harga Ayam di Tingkat Peternak Berangsur Naik
Harga Ayam Anjlok, Peternak Geruduk Kantor Darmin Nasution
Jaga Stabilitas Harga, Kemendag Minta Industri Serap Bawang Petani
BPS Ingatkan Pemerintah Waspadai Musim Kemarau
Harga Cabai Masih Jadi Pemicu Inflasi, Ini Kata Kementan
BPS: Harga Grosir Cabai, Kelapa Sawit dan Kambing Naik di Agustus 2019