Polemik di balik larangan dan pembatasan impor bahan baku
Pengamat ekonomi dari CSIS, Yose Rizal Damuri mengatakan, ada kesalahan paradigma yang cukup luas di Indonesia mengenai impor bahan baku selama ini. Dalam pandangan Yose, semakin tinggi impor konten atau bahan baku, maka semakin tinggi pula ekspornya. Sebaliknya-pun demikian.
Munculnya peraturan larangan dan pembatasan (lartas) impor bahan baku industri seperti garam, jagung, tembakau dan beberapa bahan baku lainnya membuat khawatir para pelaku industri. Sebab, komoditas-komoditas tersebut merupakan bahan baku utama bagi industri.
Benny Wahyudi dari Asosasi Gula Rafinasi mengatakan, ketersediaan bahan baku sangat penting bagi keberlanjutan dan pertumbuhan industri. Senada dengan Benny Wahyudi, Sekretaris Jenderal Gabungan Perserikatan Pabrik Rokok Indonesia (Gappri),Hasan Aoni Azizmengingatkan agar pemerintah memperhatikan regulasi soal impor.
-
Bagaimana Kemendag memfasilitasi eksportir Indonesia di pameran EIM? “Kemendag memfasilitasi puluhan eksportir Indonesia untuk memamerkan produk-produk potensial melalui pameran EIM agar pangsa pasar produk Indonesia di negara Meksiko semakin luas,” tambahnya.
-
Kenapa ekspor telur ke Singapura bisa menjadi bukti keberhasilan Indonesia di pasar dunia? Singapura menjadi salah satu negara dengan standar mutu dan keamanan pangan yang tinggi, sehingga ekspor ini menjadi salah satu keberhasilan Indonesia di pasar dunia.
-
Apa julukan internasional Jakarta? Istilah ini agaknya masih asing di telinga masyarakat Indonesia, terlebih bagi warga Jakarta itu sendiri. Padahal, kepopulerannya sudah lama melekat di kalangan internasional. Menariknya, sematan kata “The Big Durian” membuatnya sering disamakan dengan Kota New York di Amerika.
-
Kenapa bisnis baju bekas impor dilarang di Indonesia? Presiden Jokowi mengungkapkan bisnis baju bekas impor ilegal sangat mengganggu industri tekstil dalam negeri.
-
Apa saja yang dilakukan Kemenko Perekonomian untuk mewujudkan transportasi berkelanjutan di Indonesia? Pemerintah telah menetapkan pengembangan infrastruktur sebagai salah satu prioritas dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019, dengan pembentukan Proyek Strategis Nasional (PSN). Pengembangan infrastruktur yang signifikan akan terus dilanjutkan sebagaimana dijelaskan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045 guna mewujudkan visi strategis 100 tahun Indonesia. Menko Airlangga juga menyampaikan bahwa Pemerintah telah membangun lebih dari 2.000 km jalan tol yang menghubungkan pusat-pusat komersial, industri, dan perumahan utama di tanah air, menciptakan value chain perdagangan yang lebih kuat. Dalam program PSN tersebut, Indonesia juga mengembangkan proyek transportasi perkotaan seperti MRT yang telah selesai pada tahun 2019 dan proyek LRT Jabodebek yang baru saja selesai.
-
Apa yang ditawarkan Adira Finance di Jakarta Fair Kemayoran? Dalam rangka tema HUT tahun ini, yaitu Jakarta sebagai Kota Global Dengan Berjuta Pesona, Adira Finance hadirkan Kampung Adira di Jakarta Fair dengan tujuan menyediakan solusi finansial yang unik dan mempesona bagi para pengunjung melalui sinergi dengan ekosistem.
"Seluruh regulasi yang mengatur soal industri harus mengedepankan soal reward bukan punish, regulasi harus menyesuaikan tingkah laku konsumen," ujar Hasan Aoni di Jakarta, Kamis (24/8).
Pengamat ekonomi dari CSIS, Yose Rizal Damuri mengatakan, ada kesalahan paradigma yang cukup luas di Indonesia mengenai impor bahan baku selama ini. "Ini perlu ada perubahan paradigma bahwa impor itu jelek. Impor itu adalah bagian dari produksi, saat ini kita tidak bisa menempatkan impor itu jelek," ungkapnya.
Dalam pandangan Yose, semakin tinggi impor konten atau bahan baku, maka semakin tinggi pula ekspornya. Sebaliknya-pun demikian.
Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian, Bambang mengatakan, petani dan industri harus sinergis demi menekan angka impor. Kebijakan lartas importasi ini bertujuan untuk melindungi Indonesia yang merupakan negara agraris. Lartas bertujuan untuk mencari titik temu keseimbangan. "Apabila ada jenis yang belum mampu diproduksi, monggo di impor," ujarnya.
Menanggapi isu dalam kebijakan Lartas ini, Asisten Deputi Pengembangan Industri Kemenko Perekonomian, Atong Soekirman menyampaikan bahwa pihaknya akan mengeluarkan regulasi, penting sekali untuk mengajak bicara industri. Apalagi terkait bahan baku industri. Tanpa dukungan bahan baku yang memadai, hal ini akan berdampak pada penurunan daya saing industri.
Baca juga:
Indonesia investasi Rp 13,34 T bangun pelabuhan di Vietnam
Menteri Jonan lebih pilih jual gas dari Natuna ke Vietnam, ini alasannya
Mendag minta pengusaha tak gentar hadapi persaingan ekspor
Strategi Mendag Enggar kejar target ekspor nasional 5,6 persen
5 Fakta pabrik bahan lem tulang buatan anak bangsa pertama di Asia Tenggara