Produksi Minyak Sentuh Level Tertinggi Sejak 1987, Kebutuhan Energi Selama Lebaran Dipastikan Aman
Tingkat produksi itu dicapai atas keberhasilan sumur pengembangan ST-217 yang berkontribusi sebesar 269 BOPD.
Langkah ini untuk menjamin pasokan guna mendukung distribusi energi selama Ramadan hingga Lebaran.
Produksi Minyak Sentuh Level Tertinggi Sejak 1987, Kebutuhan Energi Selama Lebaran Dipastikan Aman
Produksi Minyak Sentuh Level Tertinggi Sejak 1987, Kebutuhan Energi Selama Lebaran Dipastikan Aman
- Capai Pengapalan ke-1.000, Kementerian ESDM Target Produksi Minyak Blok Cepu 1 Miliar Barel
- Realisasi Produksi Minyak 1 Juta Barel per Hari Mundur ke 2033, Ini Biang Keroknya
- Naik 10 Persen, Produksi Minyak Pertamina Hulu Energi Tembus 566.000 Barel per Hari di 2023
- Dewan Energi Nasional: PHE Mampu Sejajar dengan Perusahaan Migas Dunia
PT Pertamina Hulu Energi (PHE), sebagai bagian Satuan Tugas Ramadhan Idul Fitri (Satgas RAFI) 2024 PT Pertamina (Persero) memastikan operasional berjalan dengan baik.
Langkah ini untuk menjamin pasokan guna mendukung distribusi energi selama Ramadan hingga Lebaran.
Corporate Secretary Subholding Upstream Pertamina, Arya Dwi Paramita menyatakan, PHE selaku Subholding Upstream Pertamina, mempunyai tugas utama untuk mencari sumber minyak dan gas yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan energi dalam negeri.
Beberapa upaya untuk mendukung distribusi tersebut di antaranya dicapai PT Pertamina EP (PEP) Sangatta Field yang mampu memproduksi minyak sebesar 3.545 BOPD (barrel of oil per day atau barel minyak per hari) pada Maret 2024 atau tertinggi sejak 1987.
Tingkat produksi itu dicapai atas keberhasilan sumur pengembangan ST-217 yang berkontribusi sebesar 269 BOPD sejak diproduksikan pada 20 Maret 2024 dan sumur workover ST-194 yang menyumbang sebesar 206 BOPD sejak 21 Maret 2024.
Saat ini, PEP Sangatta Field berada di bawah Subholding Upstream Pertamina Regional 3 Zona 9.
"Hal ini merupakan wujud nyata upaya Subholding Upstream dalam menahan laju penurunan alami (natural declining rate) dan mempertahankan tingkat produksi lapangan yang dikelola," ujarnya.
Selain itu, untuk menjaga keberlanjutan pasokan migas dalam negeri, kegiatan pengeboran eksplorasi terus dijalankan, salah satunya sumur Julang Emas yang berada di wilayah Pertamina EP Donggi Matindok Field (PEP DMF), Banggai, Sulawesi Tengah.
"Diharapkan temuan ini nantinya akan mendorong angka produksi PEP DMF berupa gas yang saat ini tercatat sebesar 95 juta standar kaki kubik gas per hari (MMSCFD)," katanya.
Dikatakannya, PHE juga merupakan kontributor produksi minyak nasional sebesar 68 persen dan gas sebesar 33 persen.
Dengan kinerja berbasis manajemen risiko, PHE pun mencatatkan lebih dari 57 juta jam kerja selamat dengan jumlah manpower mencapai 127.665 per hari sepanjang 2023.
Mengacu proyeksi kebutuhan energi primer Indonesia berdasarkan Rencana Umum Energi Nasional (RUEN), maka minyak dan gas bumi masih akan menempati porsi 44 persen (gas 24 persen dan minyak 20 persen) dari total 1.000 megaton oil equivalent (MTOE) pada 2050.
Menyikapi hal tersebut, menurut dia, penetrasi PHE dalam mengupayakan ketersediaan energi di industri hulu migas menjadi hal penting sejalan dengan kinerja optimal yang dilakukan selama ini.
Memastikan produksi berjalan dengan baik dan sesuai dengan prosedur, telah dilaksanakan peninjauan langsung oleh jajaran direksi dan manajemen PHE, di antaranya di Pertamina Hulu Mahakam, dan beberapa area kerja lain, mulai dari Regional Sumatera hingga Regional Internasional serta anak perusahaan, melalui kegiatan management walkthrough (MWT) sejalan dengan kegiatan Safari Ramadan 1445 Hijriah.
Kegiatan MWT guna meninjau hasil dari produksi mampu didistribusikan dengan lancar kepada industri hilir migas dan memastikan kebutuhan energi dapat terpenuhi dengan baik, terlebih dengan meningkatnya kebutuhan akan sumber daya energi di Ramadhan dan Idul Fitri 2024.