Program Bagi-Bagi Rice Cooker Gratis Pemerintah Gagal Mencapai Target, Ini Penyebabnya
Sisa anggaran untuk program bagi-bagi rice cooker gratis itu akan kembali diserahkan kepada negara.
Realisasinya hanya tersalurkan 342.621 unit, atau sekitar 68,5 persen dari target.
Program Bagi-Bagi Rice Cooker Gratis Pemerintah Gagal Mencapai Target, Ini Penyebabnya
Program Bagi-Bagi Rice Cooker Gratis Pemerintah Gagal Mencapai Target, Ini Penyebabnya
- Kementerian ESDM Kembali Bagi-Bagi Rice Cooker Gratis ke Warga, Berapa Anggarannya?
- Lagi, Pemerintah Bagi-Bagi Rice Cooker di Tahun 2024 Ini Sasarannya
- Gerak Cepat, Pemerintah Bahas Anggaran Makan Siang Gratis Program Prabowo-Gibran Pekan Depan
- Realisasi Pembagian Rice Cooker Gratis Capai 68,5 Persen, Jawa-Bali Paling Besar
Program bagi-bagi Alat Memasak Berbasis Listrik (AML) dalam bentuk rice cooker gratis gagal mencapai target 500.000 unit.
Realisasinya hanya tersalurkan 342.621 unit, atau sekitar 68,5 persen dari target.
Direktur Jenderal Kelistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jisman P Hutajulu mengatakan, sisa anggaran untuk program bagi-bagi rice cooker gratis itu akan kembali diserahkan kepada negara.
Adapun total anggaran yang dialokasikan Kementerian Keuangan untuk 500.000 rice cooker gratis tersebut senilai Rp347,5 miliar, berasal dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Kementerian ESDM Tahun 2023.
"Kan yang sisanya kembali ke negara, uangnya. Nanti kita lihat, apakah tahun ini mau dilanjutkan atau tidak," ujar Jisman sesuai meresmikan Hydrogen Refueling Station (HRS) Senayan di Jakarta, Rabu (21/2).
Jisman menyampaikan, program rice cooker gratis ini gagal mencapai target karena waktu pelaksanaan yang terlalu mepet.
Demi tata kelola perusahaan yang baik atau good corporate governance (GCG), pemerintah juga tak bisa asal memberikan kompor masak listrik gratis tersebut.
*Kan karena waktunya juga sempit kemarin, juga kan kita perlu GCG, kita tidak tidak boleh sembarangan dengan data. Jadi itu lah yang firm, yang bisa diverifikasi di lapangan, dan sudah ada secara administrasi sudah didukung untuk kita bisa berikan," tuturnya.
Oleh karenanya, Jisman belum bisa menyebut apakah program bersangkutan akan dilanjut lagi ke depannya. Dia pun buka kemungkinan jika rice cooker nantinya diganti jadi program bagi-bagi kompor listrik.
"Kita lihat nanti. Kan itu sudah beda tahun, Kementerian Keuangan sudah beda. Kalau ada proposal nanti untuk Kementerian Keuangan mau kita dorong kompor listrik, ya bisa juga," pungkas dia.
Menurut catatan Kementerian ESDM, program pembagian rice cooker gratis masih didominasi untuk wilayah Jawa dan Bali, sekitar 56,30 persen.
Alasannya, Jawa dan Bali dianggap lebih memiliki kesiapan subsistem kelistrikan lantaran unit rice cooker memakan daya listrik 300-350 Watt.
Mengacu data Ditjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, berikut realisasi pembagian rice cooker:
I. Jumlah penyebaran wilayah:
36 provinsi, 325 kabupaten/kota, 2.460 kecamatan, 12.961 desa/kelurahan
1. Jawa-Bali, 192.890 unit (56,30 persen)
2. Sumatera 61.040 unit (17,82 persen)
3. Sulawesi 36.648 unit (10,70 persen)
4. Kalimantan 35.307 unit (10,30 persen)
5. Nusa Tenggara, 7.459 unit (2,18 persen)
6. Maluku, 5.640 unit (1,65 persen)
7. Papua 3.637 unit (1,06 persen)
Total, 342.621 unit (68,5 persen)