Pulau Batam dan Pulau Buluh Kini Tersambung Kabel Bawah Laut, Listrik Menyala 24 Jam
Beroperasi kabel laut sepanjang 1,16 kms ini membawa angin segar bagi pertumbuhan ekonomi warga di Pulau Buluh.
Ini juga akan meningkatkan pasokan listrik di Pulau Buluh menjadi 24 jam dari sebelumnya 14 jam.
- Menhub Budi Beri Kabar Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Bakal Lewat Jalur Selatan Jawa
- Selamat Tinggal Kegelapan, Warga Kampung Terpencil di Riau Bahagia Kini Terang Benderang 24 Jam
- Ini Diduga Pemicu Kabel Bali Tower Menjuntai hingga Jerat Leher Sultan
- Penataan Kabel Kusut di Jakarta, Apa Harus Tunggu Korban lagi?
Pulau Batam dan Pulau Buluh Kini Tersambung Kabel Bawah Laut, Listrik Menyala 24 Jam
PT Perusahaan Listrik Negara atas PLN (Persero) menghubungkan Pulau Batam dan Pulau Buluh Provinsi Kepulauan Riau melalui pembangunan Saluran Kabel Laut Tegangan Menengah (SKLTM) bertegangan 20 kiloVolt (kV) sepanjang 1,16 kilometer sirkuits (kms).
Dengan terhubungnya SKLTM tersebut, maka pasokan listrik Pulau Buluh yang sebelumnya disuplai dari Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) akan segera beralih menggunakan pasokan listrik dari Sistem Grid PLN Batam.
Ini juga akan meningkatkan pasokan listrik di Pulau Buluh menjadi 24 jam dari sebelumnya 14 jam.
General Manager PLN Unit Induk Distribusi Riau & Kepulauan Riau (UIDRKR) Agung Murdifi mengatakan, pekerjaan pembentangan kabel laut telah berhasil dilaksanakan oleh PLN dan saluran kabel telah mencapai landing point Pulau Batam - Pulau Buluh.
"Setelah terhubungnya landing point Pulau Batam - Pulau Buluh, selanjutnya petugas PLN melakukan pemeriksaan bentangan kabel agar berada dalam kondisi rapi, aman dari jangkauan kapal yang melintas dan terpasang pemberat untuk memastikan kabel tersebut berada di dasar lautan,” ujar Agung kepada merdeka.com.
Agung mengatakan, PLN akan melakukan proses uji coba sebelum kabel laut dioperasikan. Hal ini dilakukan untuk memastikan kabel laut siap digunakan untuk memasok listrik bagi warga di Pulau Buluh.
Listrik yang sebelumnya hanya bisa dinikmati selama 14 jam akan segera beralih menjadi listrik 24 jam yang lebih andal, tidak bergantung kepada energi fosil dan ramah lingkungan.
“Beroperasi kabel laut sepanjang 1,16 kms ini membawa angin segar bagi pertumbuhan ekonomi warga di Pulau Buluh. Nelayan bisa memanfaatkan cool storage untuk menyimpan ikan, tambak udang bisa beroperasi maksimal, sektor pariwisata akan tumbuh, usaha kecil mikro dan menengah akan bermunculan,” kata Agung.
Agung menambahkan, PLN memiliki roadmap untuk mengembangkan sistem kelistrikan di Kepulauan Riau. Pembangunan SKLTM bertegangan 20 kV di Pulau Buluh ini merupakan bagian dari rencana kerja tersebut.
“Merupakan kebanggaan bagi kami dapat melistriki hingga ke daerah-daerah terpencil. Kami akan terus upayakan pemerataan listrik, sesuai dengan misi PLN untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat melalui ketersediaan listrik yang berkeadilan,” jelas Agung.