Rupiah Bakal Menguat Saat Ketegangan Ekonomi Global Mereda
Stabilitas eksternal yang terjaga tercermin dari perkiraan transaksi berjalan yang akan seimbang pada tahun depan, setelah tahun ini menghadapi surplus yang didukung oleh kinerja ekspor yang baik.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memperkirakan nilai tukar rupiah akan bergerak menguat sesuai dengan faktor fundamentalnya saat ketegangan dan gejolak global mereda.
"Faktor fundamental tersebut yakni pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tinggi, inflasi yang rendah, imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN) yang menarik, dan dukungan stabilitas eksternal yang terjaga," ungkap Gubernur BI Perry Warjiyo dalam Seminar Nasional Outlook Perekonomian Jakarta 2023, dikutip Antara, Rabu (14/12).
-
Kapan Pejuang Rupiah harus bersiap? "Jangan khawatir tentang menjadi sukses tetapi bekerjalah untuk menjadi signifikan dan kesuksesan akan mengikuti secara alami." – Oprah Winfrey
-
Apa yang dimaksud dengan nilai tukar Dolar Singapura dan Rupiah? Nilai tukar antara Dolar Singapura dan Rupiah mencerminkan perbandingan nilai antara mata uang Singapura (SGD) dan mata uang Indonesia (IDR).
-
Kenapa seni rupa penting? Seni rupa, sebagai salah satu cabang seni yang sangat beragam dan kaya akan ekspresi kreatif, telah memberikan sumbangan berharga dalam menggambarkan kompleksitas dunia visual.
-
Kapan Ayat Seribu Dinar turun? Ayat seribu dinar adalah sebutan untuk dua ayat dalam Surat At Thalaq, yaitu ayat 2 bagian akhir dan ayat 3 seluruhnya.
-
Apa yang membuat Pejuang Rupiah istimewa? "Makin keras kamu bekerja untuk sesuatu, makin besar perasaanmu ketika kamu mencapainya."
-
Bagaimana redenominasi rupiah dilakukan di Indonesia? Nantinya, penyederhanaan rupiah dilakukan dengan mengurangi tiga angka nol di belakang, contohnya Rp 1.000 menjadi Rp 1.
Stabilitas eksternal yang terjaga tercermin dari perkiraan transaksi berjalan yang akan seimbang pada tahun depan, setelah tahun ini menghadapi surplus yang didukung oleh kinerja ekspor yang baik. Neraca modal juga akan mengalami surplus yang berasal dari penanaman modal asing dan potensi masuknya investasi portofolio, sehingga pada akhirnya akan mendukung peningkatan cadangan devisa.
Meski saat ini cenderung terdepresiasi, Perry menilai stabilitas nilai tukar rupiah tetap terjaga karena didukung oleh komitmen BI yang tinggi untuk terus menjaga stabilitas kurs Garuda.
Dari sisi kebijakan moneter, untuk menurunkan inflasi dan melakukan stabilitas rupiah, tiga instrumen BI terus semakin dioptimalkan. Pertama, kebijakan suku bunga acuan yang frontloaded, pre-emptive, dan forward looking secara terukur untuk menurunkan ekspektasi inflasi yang saat ini masih tinggi dan memastikan inflasi inti kembali ke sasarannya.
Bank sentral memproyeksikan inflasi inti akan turun ke bawah level 4 persen pada semester I 2023 sehingga masuk dalam target dua sampai 4 persen pada tahun depan. Instrumen kedua, yaitu kebijakan stabilisasi rupiah akan terus dilakukan untuk memitigasi tekanan global, sehingga triple intervention akan terus dilakukan baik di pasar spot, pasar Domestic Non Delivery Forward (DNDF), maupun transaksi SBN di pasar sekunder.
"Stabilitas nilai tukar rupiah sangat penting untuk memitigasi imported inflation guna menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta tentu saja mendorong pemulihan ekonomi kita," tuturnya.
Kemudian, instrumen ketiga yaitu koordinasi erat dengan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) untuk memastikan kenaikan imbal hasil SBN, khususnya jangka panjang, tidak berlebihan dan tetap terjaga untuk pembiayaan fiskal, menarik investor asing masuk, dan menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.
Oleh karena itu, BI akan terus mengoptimalkan twist operation dengan melakukan penjualan SBN tenor jangka pendek dan melakukan pembelian SBN tenor jangka panjang.
Rupiah Menguat
Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta ditutup menguat, ditopang ekspektasi berkurangnya agresivitas bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (Fed), usai rilis data inflasi AS. Rupiah menguat 64 poin atau 0,41 persen ke posisi Rp15.593 per USD dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.657 per USD.
"Dolar AS melemah dipicu perilisan data inflasi konsumen AS yang lebih rendah dari estimasi yang memperkuat ekspektasi bahwa Federal Reserve dalam pertemuan mereka yang hasilnya diumumkan tengah malam nanti akan memberikan keputusan yang tidak agresif," kata Analis Monex Investindo Futures Faisyal dalam kajiannya di Jakarta, Rabu.
Dolar AS terkoreksi dibalik pasar yang mempertimbangkan rilis data inflasi konsumen AS yang turun lebih lanjut pada November, yang mengindikasikan bahwa tekanan harga di AS telah mencapai puncaknya dan kemungkinan akan menurun.
Data menunjukkan bahwa inflasi konsumen AS turun lebih besar dari perkiraan untuk menjadi 7,1 persen (yoy) pada November pada tingkat tahunan, yang disebabkan oleh kebijakan moneter yang ketat, penurunan harga bahan bakar, dan pertumbuhan ekonomi yang melambat di AS. Angka inflasi tersebut juga menjadi yang terendah dalam setahun terakhir.
Fokus pasar saat ini tertuju ke kesimpulan dari pertemuan The Fed terakhir pada tahun ini yang hasilnya diumumkan pada Kamis dini hari nanti. Bank sentral AS itu diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin (bps).
Setelah itu pasar juga akan menantikan pidato dari Ketua The Fed Jerome Powell untuk melihat apakah bank sentral berpikir inflasi telah cukup mereda untuk mulai memangkas laju kenaikan suku bunga lebih lanjut. Rupiah pada pagi hari dibuka menguat ke posisi Rp15.556 per USD. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp15.555 per USD hingga Rp15.648 per USD.
(mdk/azz)