Rupiah bergerak fluktuatif, nyaris sentuh level Rp 13.400 per USD
Rupiah menyentuh level tertingginya di Rp 13.383 per USD.
Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) bergerak fluktuatif hingga perdagangan siang ini, Selasa (15/11). Rupiah dibuka di level Rp 13.350 lalu melemah nyaris menyentuh Rp 13.400 per USD.
Mengutip data Bloomberg, Rupiah menyentuh level tertingginya di Rp 13.383 per USD. Lalu, Rupiah kembali menguat tajam dan menyentuh Rp 13.301 per USD. Saat ini, Rupiah berada di Rp 13.311 per USD.
-
Bagaimana Pejuang Rupiah bisa menghadapi tantangan ekonomi? "Tidak masalah jika kamu bekerja sampai punggungmu retak selama itu sepadan! Kerja keras terbayar dan selalu meninggalkan kesan abadi."
-
Bagaimana redenominasi rupiah dilakukan di Indonesia? Nantinya, penyederhanaan rupiah dilakukan dengan mengurangi tiga angka nol di belakang, contohnya Rp 1.000 menjadi Rp 1.
-
Mengapa Redenominasi Rupiah sangat penting untuk Indonesia? Rupiah (IDR) termasuk dalam golongan mata uang dengan daya beli terendah. Hal ini semakin menunjukan urgensi pelaksanaan redenominasi rupiah di Indonesia.
-
Apa manfaat utama dari Redenominasi Rupiah untuk mata uang Indonesia? Direktur Eksekutif Segara Research Institute, Piter Abdullah, menyatakan manfaat utama dari redenominasi rupiah adalah untuk mempertahankan harkat dan martabat rupiah di antara mata uang negara lain.
-
Apa yang membuat Pejuang Rupiah istimewa? "Makin keras kamu bekerja untuk sesuatu, makin besar perasaanmu ketika kamu mencapainya."
-
Apa yang dijelaskan oleh Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, mengenai redenominasi rupiah? Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan, implementasi redenominasi rupiah ini masih menunggu persetujuan dan pertimbangan berbagai hal.
Bank Indonesia (BI) menyebut kondisi perekonomian Indonesia pada 2017 dihadapkan berbagai tantangan yang tidak ringan, baik yang datang dari eksternal maupun domestik. Apalagi, terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden AS di luar ekspektasi pelaku pasar sehingga berdampak terhadap pasar keuangan khususnya nilai tukar Rupiah yang melemah.
Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI, Juda Agung mengatakan, terjadinya gejolak di pasar keuangan bukan hanya terjadi di Indonesia saja tetapi juga pada negara berkembang lainnya seperti India dan Brasil.
"Pasar keuangan shock dan menarik dananya di emerging market karena pemenangnya di luar ekspektasi, tapi ini hanya sementara. Mereka (pelaku pasar) menunggu program pemerintah AS, di mana pada Februari 2017 sudah ada kejelasan apakah sesuai kampanye atau tidak," ujar Juda di Jakarta, Selasa (15/11).
Kendati demikian, secara umum Indonesia tidak terlalu rentan terhadap gejolak ekonomi global dibandingkan negara tetangga seperti Malaysia.
"Secara fundamental, eksposur kita ke AS tidak terlalu besar, karena kita mengandalkan ekonomi dari domestik. Jadi Indonesia bisa dinilai masih safe haven untuk negara emerging market," jelas dia.
Baca juga:
Ini penjelasan BI soal Rupiah melemah usai terpilihnya Donald Trump
Perluas jangkauan KUR, BNI buka layanan pengajuan kredit online
Wamenkeu sebut sistem keuangan jadi fokus utama negara-negara ASEAN
Energi, pariwisata, infrastruktur modal ASEAN hadapi pelemahan dunia
BPS: Neraca perdagangan RI surplus USD 1,21 miliar di Oktober 2016