Rupiah Bergerak Melemah Seiring Tingginya Volatilitas Pasar
Rupiah dibuka di Rp14.440 per USD, melemah tipis dibanding penutupan di perdagangan sebelumnya di Rp14.432 per USD. Rupiah masih melanjutkan pelemahan usai pembukaan. Meski begitu, Rupiah kemudian bergerak stagnan dan saat ini berada di Rp14.460 per USD.
Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah di perdagangan hari ini, Kamis (24/6). Pagi ini, Rupiah dibuka di Rp14.440 per USD, melemah tipis dibanding penutupan di perdagangan sebelumnya di Rp14.432 per USD.
Mengutip data Bloomberg, Rupiah masih melanjutkan pelemahan usai pembukaan. Meski begitu, Rupiah kemudian bergerak stagnan dan saat ini berada di Rp14.460 per USD.
-
Apa yang dimaksud dengan nilai tukar Dolar Singapura dan Rupiah? Nilai tukar antara Dolar Singapura dan Rupiah mencerminkan perbandingan nilai antara mata uang Singapura (SGD) dan mata uang Indonesia (IDR).
-
Kapan Pejuang Rupiah harus bersiap? "Jangan khawatir tentang menjadi sukses tetapi bekerjalah untuk menjadi signifikan dan kesuksesan akan mengikuti secara alami." – Oprah Winfrey
-
Kapan Ayat Seribu Dinar turun? Ayat seribu dinar adalah sebutan untuk dua ayat dalam Surat At Thalaq, yaitu ayat 2 bagian akhir dan ayat 3 seluruhnya.
-
Apa yang membuat Pejuang Rupiah istimewa? "Makin keras kamu bekerja untuk sesuatu, makin besar perasaanmu ketika kamu mencapainya."
-
Apa itu Rupiah Digital? Rupiah Digital merupakan uang Rupiah yang memiliki format digital.
-
Kenapa seni rupa penting? Seni rupa, sebagai salah satu cabang seni yang sangat beragam dan kaya akan ekspresi kreatif, telah memberikan sumbangan berharga dalam menggambarkan kompleksitas dunia visual.
Tim Riset NH Korindo Sekuritas mengatakan, nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta melemah seiring masih tingginya volatilitas pasar akibat perubahan kebijakan moneter di AS. "Pelaku pasar mencermati pernyataan Gubernur The Fed, bahwa kenaikan inflasi AS itu bakal bersifat temporer atau sesaat," tulis tim dalam kajiannya di Jakarta, dikutip Antara, Kamis (24/6).
Pernyataan Gubernur The Fed Jerome Powell menekankan bahwa ekonomi AS menguat, walaupun masih terdampak pandemi COVID-19. Pada Rabu (23/6) kemarin, rupiah kembali tertekan. Analis pasar uang Bank Mandiri Rully Arya mengatakan terkoreksinya rupiah secara umum lebih dominan dari faktor eksternal.
"Ketidakpastian yang tinggi, terutama terkait dengan perubahan stance kebijakan moneter di beberapa negara, terutama AS, menyebabkan volatilitas pasar masih tinggi dan kemungkinan ke depan masih akan tinggi," ujar Rully.
Dari domestik, sentimen negatif dipicu oleh kondisi pandemi yang cenderung memburuk di mana jumlah kasus baru harian sudah mencapai belasan ribu kasus. "Sudah terjadi second wave di Indonesia, yang lebih tinggi kasus penambahan hariannya dibandingkan dengan gelombang pertama di awal tahun ini," tandasnya.
Baca juga:
Rupiah Ditutup Melemah ke Level Rp14.402 per USD
Kasus Positif Covid-19 Melonjak, Rupiah Melemah ke Rp14.443 per USD
Nilai Tukar Rupiah Rawan Melemah Imbas Tingginya Kasus Positif Covid-19
Rupiah Menguat Dibayangi Sikap Hawkish The Fed
BI Catat Uang Beredar Pada Mei 2021 Rp 6.994,9 Triliun
15 Objek Wisata Keren di Gambar Uang Kertas Rupiah, Sudah Pernah Mampir?