Rupiah Berpotensi Melemah Hari Ini Dipicu Ekspektasi Tapering
Rupiah dibuka di Rp14.405 per USD, melemah dibanding penutupan di perdagangan sebelumnya di Rp14.372 per USD. Rupiah sempat menguat tipis usai pembukaan ke Rp14.400 per USD. Namun, Rupiah kembali melemah dan bergerak stagnan. Saat ini, Rupiah berada di Rp14.410 per USD.
Nilai tukar (kurs) Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah stagnan di perdagangan hari ini, Kamis (19/8). Rupiah dibuka di Rp14.405 per USD, melemah dibanding penutupan di perdagangan sebelumnya di Rp14.372 per USD.
Mengutip data Bloomberg, Rupiah sempat menguat tipis usai pembukaan ke Rp14.400 per USD. Namun, Rupiah kembali melemah dan bergerak stagnan. Saat ini, Rupiah berada di Rp14.410 per USD.
-
Apa yang dimaksud dengan nilai tukar Dolar Singapura dan Rupiah? Nilai tukar antara Dolar Singapura dan Rupiah mencerminkan perbandingan nilai antara mata uang Singapura (SGD) dan mata uang Indonesia (IDR).
-
Kapan Pejuang Rupiah harus bersiap? "Jangan khawatir tentang menjadi sukses tetapi bekerjalah untuk menjadi signifikan dan kesuksesan akan mengikuti secara alami." – Oprah Winfrey
-
Kapan Ayat Seribu Dinar turun? Ayat seribu dinar adalah sebutan untuk dua ayat dalam Surat At Thalaq, yaitu ayat 2 bagian akhir dan ayat 3 seluruhnya.
-
Apa yang membuat Pejuang Rupiah istimewa? "Makin keras kamu bekerja untuk sesuatu, makin besar perasaanmu ketika kamu mencapainya."
-
Apa itu Rupiah Digital? Rupiah Digital merupakan uang Rupiah yang memiliki format digital.
-
Kenapa seni rupa penting? Seni rupa, sebagai salah satu cabang seni yang sangat beragam dan kaya akan ekspresi kreatif, telah memberikan sumbangan berharga dalam menggambarkan kompleksitas dunia visual.
Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan, nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta berpotensi melemah dipicu ekspektasi pelaku pasar terhadap bank sentral Amerika Serikat The Fed yang diperkirakan akan melakukan penarikan stimulus atau tapering.
"Rupiah mungkin bisa melemah terhadap dolar AS hari ini karena pasar kembali mengantisipasi kemungkinan tapering di akhir tahun ini," kata Ariston di Jakarta, dikutip Antara, Kamis (19/8).
Setelah notulen rapat kebijakan moneter The Fed dirilis dini hari tadi, dolar AS terlihat menguat terhadap mata uang utama dunia dan mata uang regional. Dari notulen tersebut, pasar melihat ada kemungkinan The Fed mulai mengurangi kebijakan pembelian obligasi mulai tahun ini.
"Ini artinya likuiditas dolar mulai ditarik dari pasar keuangan dan bisa mendorong penguatan dolar AS," imbuhnya.
Selain itu, tekanan terhadap rupiah juga bisa dari kekhawatiran pasar terhadap kenaikan kasus COVID-19 di dunia akibat varian delta yang kurvanya belum ada tanda penurunan. "Namun di sisi lain, surplus neraca perdagangan RI bulan Juli yang di atas 2 miliar dolar AS mungkin bisa menahan pelemahan nilai tukar rupiah hari ini," jelasnya.
Terkait pandemi, jumlah kasus harian COVID-19 di Indonesia terus menurun di mana pada Rabu (18/8) mencapai 15.768 kasus sehingga total jumlah kasus terkonfirmasi positif COVID-19 mencapai 3,91 juta kasus. Jumlah kasus meninggal akibat terpapar COVID-19 mencapai 1.128 kasus sehingga totalnya mencapai 121.141 kasus.
Sementara itu, jumlah kasus sembuh bertambah sebanyak 29.794 kasus sehingga total pasien sembuh mencapai 3,44 juta kasus. Dengan demikian, total kasus aktif COVID-19 mencapai 343.203 kasus. Ariston mengatakan rupiah hari ini akan bergerak melemah ke kisaran Rp14.400 per USD dengan support di kisaran Rp14.360 per USD.
Baca juga:
Bank Indonesia: Rupiah Melemah 2,24 Persen Hingga 18 Agustus 2021
Rupiah Ditutup Stagnan Rp14.373 per USD
Kasus Harian Covid-19 Turun, Rupiah Ditutup Menguat di Rp14.373 per USD
Rupiah Berpeluang Menguat Didorong Turunnya Kasus Covid-19
Minim Sentimen, Rupiah Ditutup Melemah Tipis ke Level Rp14.388 per USD