Rupiah Berpotensi Menguat Usai Inflasi AS Tak Sesuai Ekspektasi
Rupiah dibuka Rp14.380 per USD, menguat tipis dibanding penutupan di perdagangan sebelumnya di Rp14.382 per USD. Rupiah langsung melemah usai pembukaan ke Rp14.395, namun menguat kembali ke Rp14.385 per USD. Meski sempat melemah lagi, Rupiah kembali menguat dan saat ini berada di Rp14.378 per USD.
Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak fluktuatif di perdagangan hari ini, Kamis (12/8). Rupiah dibuka Rp14.380 per USD, menguat tipis dibanding penutupan di perdagangan sebelumnya di Rp14.382 per USD.
Mengutip data Bloomberg, Rupiah langsung melemah usai pembukaan ke Rp14.395, namun menguat kembali ke Rp14.385 per USD. Meski sempat melemah lagi, Rupiah kembali menguat dan saat ini berada di Rp14.378 per USD.
-
Kapan Pejuang Rupiah harus bersiap? "Jangan khawatir tentang menjadi sukses tetapi bekerjalah untuk menjadi signifikan dan kesuksesan akan mengikuti secara alami." – Oprah Winfrey
-
Apa yang dimaksud dengan nilai tukar Dolar Singapura dan Rupiah? Nilai tukar antara Dolar Singapura dan Rupiah mencerminkan perbandingan nilai antara mata uang Singapura (SGD) dan mata uang Indonesia (IDR).
-
Kapan Ayat Seribu Dinar turun? Ayat seribu dinar adalah sebutan untuk dua ayat dalam Surat At Thalaq, yaitu ayat 2 bagian akhir dan ayat 3 seluruhnya.
-
Kenapa seni rupa penting? Seni rupa, sebagai salah satu cabang seni yang sangat beragam dan kaya akan ekspresi kreatif, telah memberikan sumbangan berharga dalam menggambarkan kompleksitas dunia visual.
-
Apa yang membuat Pejuang Rupiah istimewa? "Makin keras kamu bekerja untuk sesuatu, makin besar perasaanmu ketika kamu mencapainya."
-
Bagaimana redenominasi rupiah dilakukan di Indonesia? Nantinya, penyederhanaan rupiah dilakukan dengan mengurangi tiga angka nol di belakang, contohnya Rp 1.000 menjadi Rp 1.
Pengamat pasar uang, Ariston Tjendra mengatakan, nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis berpotensi menguat setelah data inflasi AS terbaru tak sesuai ekspektasi.
"Rupiah mungkin bisa menguat terhadap dolar AS hari ini setelah data indikator inflasi AS, indeks harga konsumen, semalam menunjukkan kenaikan inflasi tidak setinggi ekspektasi semula," kata Ariston di Jakarta, dikutip Antara, Kamis (12/8).
Departemen Tenaga Kerja AS mengumumkan indeks harga konsumen (IHK) meningkat 0,5 persen secara bulanan (mom) pada Juli dibandingkan Juni 0,9 persen (mom) dan merupakan penurunan terbesar inflasi dalam 15 bulan. "Hasil data tersebut menyingkirkan sementara isu tapering atau pengetatan moneter sehingga dolar AS melemah terhadap nilai tukar lainnya," ujar Ariston.
Meski demikian, tingkat inflasi di AS masih tinggi di kisaran 5 persen, di atas target The Fed di kisaran 2 persen. Menurut Ariston, isu tapering berpeluang kembali lagi bila data-data ekonomi AS terus menunjukkan perbaikan di tengah pandemi.
"Di sisi lain, kekhawatiran pasar terhadap pandemi masih berpeluang menahan penguatan nilai tukar aset berisiko," katanya.
Terkait pandemi, jumlah kasus harian COVID-19 di Tanah Air pada Rabu (11/8) mencapai 30.625 kasus sehingga total jumlah kasus terkonfirmasi positif COVID-19 mencapai 3,75 juta kasus. Sedangkan jumlah kasus meninggal akibat terpapar COVID-19 bertambah 1.579 kasus sehingga totalnya mencapai 112.198 kasus.
Sementara itu, sebanyak 3,21 juta orang telah dinyatakan sembuh sehingga total kasus aktif COVID-19 mencapai 426.170 kasus. Ariston mengatakan rupiah hari ini berpotensi menguat ke area Rp14.350 per USD dengan potensi resisten di kisaran Rp14.440 per USD.
Baca juga:
PPKM Diperpanjang, Rupiah Ditutup Melemah di Rp14.383 per USD
Rupiah Melemah ke Rp14.393 per USD Seiring Perpanjangan PPKM
'Penggunaan QRIS Buat Pembayaran Lebih Aman, Cepat dan Praktis'
Kurs Rupiah Melemah ke Rp14.353/USD Dibayangi Pengurangan Stimulus Bank Sentral AS
Kurs Rupiah Tetap Melemah Meski Ekonomi Indonesia Tumbuh Positif
Kerja Sama LCS Jadi Alternatif Kurangi Ketergantungan Terhadap Dollar