Rupiah Ditutup Melemah ke Level Rp14.273/USD Dipicu Kenaikan Imbal Hasil Obligasi AS
Rupiah ditutup melemah 20 poin atau 0,14 persen ke posisi Rp14.273 per USD dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.253 per USD.
Nilai tukar atau kurs Rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa sore ditutup melemah, dipicu kenaikan imbal hasil atau yield obligasi Amerika Serikat (AS).
Rupiah ditutup melemah 20 poin atau 0,14 persen ke posisi Rp14.273 per USD dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.253 per USD.
-
Apa yang dimaksud dengan nilai tukar Dolar Singapura dan Rupiah? Nilai tukar antara Dolar Singapura dan Rupiah mencerminkan perbandingan nilai antara mata uang Singapura (SGD) dan mata uang Indonesia (IDR).
-
Bagaimana Pejuang Rupiah bisa menghadapi tantangan ekonomi? "Tidak masalah jika kamu bekerja sampai punggungmu retak selama itu sepadan! Kerja keras terbayar dan selalu meninggalkan kesan abadi."
-
Bagaimana redenominasi rupiah dilakukan di Indonesia? Nantinya, penyederhanaan rupiah dilakukan dengan mengurangi tiga angka nol di belakang, contohnya Rp 1.000 menjadi Rp 1.
-
Kapan Indonesia mendevaluasi nilai tukar rupiah untuk pertama kalinya? Pada 7 Maret 1946, pemerintah mendevaluasi nilai tukar rupiah sebesar 29,12 persen, dari Rp1,88 per USD1 menjadi Rp2,65 per USD1.
-
Apa yang dijelaskan oleh Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, mengenai redenominasi rupiah? Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan, implementasi redenominasi rupiah ini masih menunggu persetujuan dan pertimbangan berbagai hal.
-
Bagaimana nilai IDR ditentukan? Perubahan nilai IDR dapat dipengaruhi oleh faktor ekonomi dan politik, seperti inflasi, tingkat pertumbuhan ekonomi, stabilitas politik, dan faktor-faktor global seperti kondisi pasar internasional.
"Dolar AS bergerak solid karena ditopang kenaikan tingkat imbal hasil obligasi AS," tulis Tim Riset Monex Investindo Futures dalam kajiannya di Jakarta, Selasa (28/9).
Tingkat imbal hasil obligasi AS terdorong lebih tinggi karena perubahan nada yang cenderung hawkish oleh bank sentral AS, Federal Reserve (Fed).
The Fed pada pekan lalu mengumumkan bahwa bank sentral mungkin akan segera memulai pemangkasan stimulus paling cepat pada November dan diikuti kenaikan suku bunga yang mungkin akan lebih cepat dari perkiraan sebelumnya.
Selain itu jumlah pejabat Fed yang saat ini melihat adanya kenaikan suku bunga pada 2022 pun bertambah.
Semalam, tiga pejabat The Fed mengatakan siap untuk menarik langkah-langkah dukungan ekonomi meskipun mereka tidak melihat adanya ancaman dari inflasi.
Dalam pidato terpisah, Gubernur Fed Lael Brainard dan Presiden wilayah New York John Williams, serta dari Chicago Charles Evans, semuanya menunjukkan kenyamanan dengan pengetatan kebijakan fase pertama, dengan pemangkasan bertahap dalam pembelian obligasi bulanan yang telah memberikan dukungan untuk pasar dan ekonomi.
Meskipun begitu, mereka menekankan bahwa langkah tersebut yaitu pemangkasan pembelian obligasi, belum tentu menjadi sinyal lanjutan untuk kenaikan suku bunga.
Selanjutnya pada hari ini fokus pasar akan tertuju ke testimoni Ketua The Fed Jerome Powell di hadapan Senat AS yang dijadwalkan pukul 21:00 WIB malam nanti.
Jika Jerome Powell memberikan sinyal pengetatan kebijakan moneter dari lembaganya, hal itu berpotensi memicu penguatan dolar AS. Namun, jika Jerome Powell tidak memberikan sinyal pengetatan, berpeluang memicu pelemahan dolar AS.
Sentimen Dalam Negeri
Dari dalam negeri, jumlah kasus harian Covid-19 di pada Senin (27/9) bertambah 1.390 kasus sehingga total jumlah kasus terkonfirmasi positif Covid-19 mencapai 4,21 juta kasus.
Sedangkan jumlah kasus meninggal akibat terpapar Covid-19 mencapai 118 kasus sehingga totalnya mencapai 141.585 kasus. Sementara itu jumlah kasus sembuh bertambah sebanyak 3.771 kasus sehingga total pasien sembuh mencapai 4,03 juta kasus. Dengan demikian, total kasus aktif Covid-19 mencapai 40.270 kasus.
Untuk vaksinasi, jumlah masyarakat yang sudah disuntik vaksin dosis pertama mencapai 87,16 juta orang dan vaksin dosis kedua 48,92 juta orang dari target 208 juta orang yang divaksin.
Rupiah pada pagi hari dibuka melemah ke posisi Rp14.262 per USD. Sepanjang hari, Rupiah bergerak di kisaran Rp14.256 per USD hingga Rp14.282 per USD.
Sementara itu kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Selasa melemah ke posisi Rp14.269 per USD dibandingkan posisi hari sebelumnya Rp14.258 per USD.
(mdk/idr)