Rupiah Ditutup Menguat Tipis ke Level Rp15.610 Per USD
Nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat (USD) mengalami penguatan pada penutupan perdagangan hari ini, Selasa (14/4). Rupiah dikunci perkasa ke posisi Rp15.610 per USD.
Nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat (USD) mengalami penguatan pada penutupan perdagangan hari ini, Selasa (14/4). Rupiah dikunci perkasa ke posisi Rp15.610 per USD.
Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan, penguatan mata uang Garuda ini, salah satunya dipicu oleh pengumuman Bank Indonesia yang tetap mempertahankan suku bunga acuannya di 4,5 persen. Hal ini karena fundamental ekonomi masih cukup stabil.
-
Kenapa Bank Indonesia mengembangkan Rupiah Digital? Selain menjadi mata uang yang cepat, mudah, murah, aman, dan andal dalam ekosistem digital di masa depan, Rupiah Digital juga menjadi solusi yang memastikan Rupiah tetap menjadi satu-satunya mata uang yang sah di NKRI.
-
Bagaimana redenominasi rupiah dilakukan di Indonesia? Nantinya, penyederhanaan rupiah dilakukan dengan mengurangi tiga angka nol di belakang, contohnya Rp 1.000 menjadi Rp 1.
-
Apa yang dijelaskan oleh Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, mengenai redenominasi rupiah? Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan, implementasi redenominasi rupiah ini masih menunggu persetujuan dan pertimbangan berbagai hal.
-
Bagaimana Bank Indonesia memastikan bahwa rencana redenominasi rupiah tetap berjalan? Bank Indonesia pun memastikan bahwa rencana redenominasi rupiah atau Rp1.000 ke Rp1 masih terus berjalan. Bahkan, Bank Indonesia sudah siap dengan skenario dalam penerapan redenominasi rupiah ini.
-
Apa manfaat utama dari Redenominasi Rupiah untuk mata uang Indonesia? Direktur Eksekutif Segara Research Institute, Piter Abdullah, menyatakan manfaat utama dari redenominasi rupiah adalah untuk mempertahankan harkat dan martabat rupiah di antara mata uang negara lain.
-
Siapa yang memimpin rencana redenominasi rupiah di Indonesia? Rencana penyederhanaan mata uang telah digulirkan oleh Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia (BI) melalui Peraturan Menteri Keuangan Nomor 77/PMK.01/2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Keuangan Tahun 2020-2024.
Menurutnya, walaupun saat ini masa kerja dari rumah atau work from home (WFH), namun perdagangan sudah aktif bertransaksi sejak pembukaan perdagangan tadi pagi. Selain itu, kondisi global akibat pandemi virus corona ini sudah di antisipasi sebelumnya oleh Bank Indonesia.
"Sehingga Bank Indonesia dengan sigap dan melakukan penjagaan ketat dan ekstra waspada terhadap mata uang Garuda," kata Ibrahim di Jakarta.
Intervensi yang cukup ketat dan ekstra waspada mampu membawa Rupiah kembali menguat walaupun tipis, namun apa yang dilakukan Bank Indonesia sudah maksimal sehingga bisa membantu menstabilkan mata uang ke zona hijau.
Meski demikian, pasar masih mewaspadai sejumlah komponen ekonomi makro. Di mana pemerintah melalui Menteri Keuangan mengungkapkan skenario terberat pada pertumbuhan ekonomi pada kuartal ke-2 tahun 2020 akan berada di posisi 0,3 persen hingga minus 2,6 persen akibat merebaknya pandemi Virus Corona.
"Di sisi lain untuk tekanan pertumbuhan ekonomi masih akan berlanjut hingga kuartal ke-3, namun ada kemungkinan pertumbuhan ekonomi di kuartal ke-4 akan kembali membaik," jelasnya.
Untuk menahan jatuhnya pertumbuhan ekonomi, pemerintah akan mengerahkan APBN 2020 pada tiga prioritas, yakni sektor kesehatan, jaring pengaman sosial (social safety net) dan dukungan kepada dunia usaha. "Dan yang terpenting adalah perkembangan pandemi virus corona yang berangsur-angsur berkurang sehingga skenario ini bisa berjalan seperti yang diinginkan," paparnya.
Menguat Karena Mekanisme Pasar
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyatakan, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang terus bergerak menguat di level Rp15.000 per USD tercipta berkat mekanisme pasar.
"Saya nyatakan penguatan dan stabilitas rupiah adalah mekanisme pasar. Dalam bentuk bid sama over dari pelaku, bank, broker, itu berjalan dengan baik," kata Perry dalam siaran pers online di Gedung Bank Indonesia, Selasa (14/4).
Dia mengapresiasi peran perbankan, pelaku usaha, terutama eksportir yang dianggapnya sangat berperan terhadap penguatan tersebut. Dia yakin jika kurs rupiah terus menguat hingga menyentuh target Rp15.000 per USD di akhir 2020, maka itu dapat mengatasi pelemahan ekonomi yang saat ini terjadi akibat pandemi Covid-19.
"Terima kasih pada pelaku pasar, terutama juga para eksportir. Mari kita terus tingkatkan, pasok dolar, stabilkan nilai tukar. Ini demi NKRI. Kalau kita bisa lakukan ini, dampak Covid-19 Insya Allah bisa teratasi," ucapnya.
Reporter: Maulandy Rizky Bayu Kencana
Sumber: Liputan6.com
(mdk/azz)