Rupiah kembali melemah dan lewati level Rp 13.800 per USD
Rupiah sempat menyentuh level terendahnya di Rp 13.810 per USD.
Pergerakan nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika (USD) cenderung melemah di perdagangan siang ini. Rupiah bahkan kembali melewati level Rp 13.800 per USD.
Data Bloomberg mencatat, Rupiah sempat menyentuh level terendahnya di Rp 13.810 per USD yaitu pukul 12.05 WIB. Kemudian Rupiah sedikit menguat dan saat ini berada di 13.800 per USD.
-
Bagaimana Pejuang Rupiah bisa menghadapi tantangan ekonomi? "Tidak masalah jika kamu bekerja sampai punggungmu retak selama itu sepadan! Kerja keras terbayar dan selalu meninggalkan kesan abadi."
-
Bagaimana redenominasi rupiah dilakukan di Indonesia? Nantinya, penyederhanaan rupiah dilakukan dengan mengurangi tiga angka nol di belakang, contohnya Rp 1.000 menjadi Rp 1.
-
Mengapa Redenominasi Rupiah sangat penting untuk Indonesia? Rupiah (IDR) termasuk dalam golongan mata uang dengan daya beli terendah. Hal ini semakin menunjukan urgensi pelaksanaan redenominasi rupiah di Indonesia.
-
Apa manfaat utama dari Redenominasi Rupiah untuk mata uang Indonesia? Direktur Eksekutif Segara Research Institute, Piter Abdullah, menyatakan manfaat utama dari redenominasi rupiah adalah untuk mempertahankan harkat dan martabat rupiah di antara mata uang negara lain.
-
Apa yang membuat Pejuang Rupiah istimewa? "Makin keras kamu bekerja untuk sesuatu, makin besar perasaanmu ketika kamu mencapainya."
-
Apa yang dijelaskan oleh Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, mengenai redenominasi rupiah? Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan, implementasi redenominasi rupiah ini masih menunggu persetujuan dan pertimbangan berbagai hal.
Pagi tadi, Rupiah dibuka di Rp 13.783 atau menguat tipis satu poin dari penutupan perdagangan kemarin di Rp 13.784 per USD.
Analis NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada mengatakan, mulai adanya sentimen positif membuat laju Rupiah mampu berbalik arah menguat pada pagi tadi. Sentimen dari melemahnya laju USD seiring rilis Chicago PMI di bawah ekspektasi yang diikuti oleh pending home sales dan Dallas Fed manufacturing index yang juga di bawah ekspektasi.
Kemudian menguatnya laju AUD seiring ekspektasi akan membaiknya ekonomi Australia dengan adanya pelonggaran ekonominya, serta ekspektasi akan naiknya Yuan setelah IMF menambahkannya ke dalam mata uang cadangan (meskipun di akhir perdagangan ditutup melemah).
Sentiment dari dalam negeri berupa rilis inflasi yang dinilai rendah (walaupun ini pun tidak serta merta memicu BI untuk menurunkan BI rate).
Terpantau, laju EUR, GBP, CNY, CHF, JPY, dan beberapa lainnya kembali mengalami kenaikan. Kenaikan laju Rupiah ini pun mampu mengesampingkan ekspektasi kami akan adanya pelemahan.
"Laju Rupiah diharapkan dapat melanjutkan kenaikannya seiring mulai menguatnya sejumlah mata uang terhadap laju USD. Namun demikian, tetap mencermati sentimen yang ada dan mewaspadai jika penguatan tersebut hanya sementara," ujarnya dalam riset harian.
(mdk/idr)