Rupiah kembali melemah dan sentuh level Rp 13.263 per USD
Rupiah dibuka di Rp 13.250 per USD atau melemah dibanding penutupan perdagangan kemarin.
Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) bergerak melemah di perdagangan hari ini, Rabu (24/8). Rupiah dibuka di Rp 13.250 per USD atau melemah dibanding penutupan perdagangan kemarin di Rp 13.222 per USD.
Mengutip data Bloomberg, Rupiah terus melemah usai pembukaan. Bahkan, Rupiah sempat menyentuh level Rp 13.263 per USD.
-
Bagaimana Pejuang Rupiah bisa menghadapi tantangan ekonomi? "Tidak masalah jika kamu bekerja sampai punggungmu retak selama itu sepadan! Kerja keras terbayar dan selalu meninggalkan kesan abadi."
-
Bagaimana redenominasi rupiah dilakukan di Indonesia? Nantinya, penyederhanaan rupiah dilakukan dengan mengurangi tiga angka nol di belakang, contohnya Rp 1.000 menjadi Rp 1.
-
Mengapa Redenominasi Rupiah sangat penting untuk Indonesia? Rupiah (IDR) termasuk dalam golongan mata uang dengan daya beli terendah. Hal ini semakin menunjukan urgensi pelaksanaan redenominasi rupiah di Indonesia.
-
Apa manfaat utama dari Redenominasi Rupiah untuk mata uang Indonesia? Direktur Eksekutif Segara Research Institute, Piter Abdullah, menyatakan manfaat utama dari redenominasi rupiah adalah untuk mempertahankan harkat dan martabat rupiah di antara mata uang negara lain.
-
Apa yang membuat Pejuang Rupiah istimewa? "Makin keras kamu bekerja untuk sesuatu, makin besar perasaanmu ketika kamu mencapainya."
-
Apa yang dijelaskan oleh Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, mengenai redenominasi rupiah? Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan, implementasi redenominasi rupiah ini masih menunggu persetujuan dan pertimbangan berbagai hal.
Beberapa hari ini, nilai tukar USD terhadap mata uang utama dunia lainnya bergerak melemah. Investor percaya bahwa kemungkinan kenaikan suku bunga September menjadi lebih rendah setelah rilis risalah 'dovish' untuk pertemuan Federal Reserve pada Juli.
Pelemahan nilai tukar USD membuat harga minyak bergairah. Dolar yang melemah membuat minyak dalam denominasi dolar lebih menarik bagi pemegang mata uang lainnya.
Hari ini, harga minyak patokan AS atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober naik USD 0,69 menjadi menetap di USD 48,10 per barel di New York Mercantile Exchange.
Sementara itu, patokan Eropa, minyak mentah Brent untuk pengiriman Oktober naik USD 0,8 menjadi ditutup pada USD 49,96 per barel di London ICE Futures Exchange.
Menguatnya harga minyak juga didorong laporan terbaru yang menyatakan bahwa Iran, produsen terbesar ketiga dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC), dapat mendukung upaya-upaya oleh OPEC dan Rusia guna membatasi produksi dan mendorong kenaikan harga.
Baca juga:
Bos BKPM soal investasi: Vietnam saingan utama Indonesia di Asia
Sri Mulyani: Saya pilih peran lebih berarti untuk negeri
Ekspor membaik, BI prediksi utang luar negeri swasta kembali naik
4 Fakta terbaru utang Indonesia tembus Rp 4.290 T
Hingga Juli 2016, produksi migas Pertamina naik 11 persen
Lika-liku Freeport terancam tak bisa ekspor konsentrat tahun depan
REI: Dana repatriasi masuk properti pilihan aman