Rupiah Kembali Menguat di Level Rp14.264 per USD
Rupiah dibuka di level Rp14.264 per USD, menguat dibanding penutupan kemarin di Rp14.326 per USD. Rupiah sempat melemah tipis usai pembukaan hingga menyentuh level Rp14.275, lalu menguat tipis dan saat ini kembali melemah di level Rp14.275 per USD.
Nilai tukar (kurs) Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) kembali menguat hari ini, Rabu (19/6), setelah sempat melemah terimbas kekhawatiran perang dagang. Pagi ini, Rupiah dibuka di level Rp14.264 per USD, menguat dibanding penutupan kemarin di Rp14.326 per USD.
Dikutip data Bloomberg, Rupiah sempat melemah tipis usai pembukaan hingga menyentuh level Rp14.275, lalu menguat tipis dan saat ini kembali melemah di level Rp14.275 per USD.
-
Kapan Pejuang Rupiah harus bersiap? "Jangan khawatir tentang menjadi sukses tetapi bekerjalah untuk menjadi signifikan dan kesuksesan akan mengikuti secara alami." – Oprah Winfrey
-
Kenapa seni rupa penting? Seni rupa, sebagai salah satu cabang seni yang sangat beragam dan kaya akan ekspresi kreatif, telah memberikan sumbangan berharga dalam menggambarkan kompleksitas dunia visual.
-
Apa yang membuat Pejuang Rupiah istimewa? "Makin keras kamu bekerja untuk sesuatu, makin besar perasaanmu ketika kamu mencapainya."
-
Apa yang dimaksud dengan nilai tukar Dolar Singapura dan Rupiah? Nilai tukar antara Dolar Singapura dan Rupiah mencerminkan perbandingan nilai antara mata uang Singapura (SGD) dan mata uang Indonesia (IDR).
-
Mengapa 'uang perahu' dilarang? Tindakan pemberian uang perahu merupakan hal yang dilarang oleh Undang-undang No 7 Tahun 2017 tentang pemilu. Karena merupakan tindakan politik uang yang merusak demokrasi dan menciptakan kondisi politik tidak sehat.
-
Siapa yang menolak menerima uang suap ratusan juta rupiah? Jujurnya Jenderal TNI Tolak Uang Suap Ratusan Juta Banyak pejabat tersandung kasus korupsi, tapi Mayjen Eddie M Nalapraya justru tak tergiur uang suap.
Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih di Jakarta, Rabu, mengatakan, sentimen pasar masih akan positif memfaktorkan rencana pertemuan Presiden Trump dan Presiden Xi Jinping pada G20 tanggal 28-29 Juni 2019 mendatang.
"Di tengah optimisme pasar global pagi ini, mata uang kuat Asia yen, dolar Hong Kong dan dolar Singapura justru dibuka kompak melemah terhadap dolar AS, yang bisa menjadi sentimen pelemahan rupiah hari ini," ujar Lana.
Dari eksternal, kepemilikan China pada obligasi pemerintah AS masih turun. Sejak Maret 2019, China terus mengurangi kepemilikannya pada obligasi pemerintah AS.
Pada posisi April 2019, kepemilikan tersebut tercatat sebesar USD 1,1 triliun, merupakan yang terendah sejak Mei 2017, dari USD 1,12 triliun pada Maret 2019. Lana memprediksi rupiah hari ini berpotensi melemah menuju kisaran antara Rp14.330 sampai Rp14.340 per USD.
Penurunan ini berjalan perlahan, dan China mulai memperbesar posisi cadangan devisanya dengan mulai membeli emas. Tidak hanya China, Jepang sebagai investor asing kedua terbesar setelah China juga mulai mengurangi posisinya.
"Untuk saat ini para analis menilai penurunan ini bukan bisa jadi merupakan 'balasan' China atas isu perang dagang AS-China tetapi jika berlanjut, penjualan ini bagian dari diplomasi China untuk kompromi," kata Lana.
Baca juga:
Awal Pekan, Rupiah Melemah Sentuh Level Rp14.353 per USD
Hingga 12 Juni 2019, Rupiah Menguat 1,02 Persen
Strategi Pemerintah Jaga Rupiah di 2020
BI Prediksi Nilai Tukar Rupiah Capai Rp14.000 per USD di 2020
Bank Indonesia Catat Rp112,9 T Dana Asing Masuk RI Sejak Awal 2019
Nilai Tukar Rupiah Bergerak Stabil Jelang Libur Panjang