Rupiah masih melemah di Rp 14.783 per USD
Rupiah dibuka di level Rp 14.781 per USD melemah dibanding penutupan perdagangan sebelumnya di Rp 14.710 per USD. Rupiah terus melemah usai pembukaan hingga menyentuh level Rp 14.783 per USD. Namun kembali menguat, dan saat ini berada di level Rp 14.779 per USD.
Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) masih melemah di perdagangan hari ini, Senin (3/9). Rupiah dibuka di level Rp 14.781 per USD melemah dibanding penutupan perdagangan sebelumnya di Rp 14.710 per USD.
Mengutip data Bloomberg, Rupiah terus melemah usai pembukaan hingga menyentuh level Rp 14.783 per USD. Namun kembali menguat, dan saat ini berada di level Rp 14.779 per USD.
-
Bagaimana Pejuang Rupiah bisa menghadapi tantangan ekonomi? "Tidak masalah jika kamu bekerja sampai punggungmu retak selama itu sepadan! Kerja keras terbayar dan selalu meninggalkan kesan abadi."
-
Bagaimana redenominasi rupiah dilakukan di Indonesia? Nantinya, penyederhanaan rupiah dilakukan dengan mengurangi tiga angka nol di belakang, contohnya Rp 1.000 menjadi Rp 1.
-
Mengapa Redenominasi Rupiah sangat penting untuk Indonesia? Rupiah (IDR) termasuk dalam golongan mata uang dengan daya beli terendah. Hal ini semakin menunjukan urgensi pelaksanaan redenominasi rupiah di Indonesia.
-
Apa manfaat utama dari Redenominasi Rupiah untuk mata uang Indonesia? Direktur Eksekutif Segara Research Institute, Piter Abdullah, menyatakan manfaat utama dari redenominasi rupiah adalah untuk mempertahankan harkat dan martabat rupiah di antara mata uang negara lain.
-
Apa yang membuat Pejuang Rupiah istimewa? "Makin keras kamu bekerja untuk sesuatu, makin besar perasaanmu ketika kamu mencapainya."
-
Apa yang dijelaskan oleh Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, mengenai redenominasi rupiah? Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan, implementasi redenominasi rupiah ini masih menunggu persetujuan dan pertimbangan berbagai hal.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan ada 3 sumber ketidakpastian global yang memengaruhi nilai tukar Rupiah. Ketidakpastian pertama, yaitu pertumbuhan ekonomi global yang saat ini hanya bertumpu pada Amerika Serikat (AS). Pertumbuhan ekonomi yang kuat saat ini hanya terjadi di AS saja.
"Sejumlah negara lain pertumbuhan menurun, kita sebut ekonomi dunia tidak didukung pertumbuhan merata. Ini salah satu menjadi sumber ketidakpastian. Apa ini terus berlanjut apa bagaimana itu tidak pasti," jelas Perry.
Ketidakpastian yang kedua, masih datang dari AS yaitu suku bunga acuan The Fed alias bank sentral AS. Menurut Perry, bank sentral AS akan menaikkan suku bunga empat kali di tahun ini. Hingga kini, The Fed telah menaikkan suku bunga dua kali.
"The Fed mungkin menaikkan suku bunga dua kali lagi, kemungkinan September. Ini menimbulkan investor global menarik dana dari negara berkembang terjadilah capital outflow. Mereka lebih menanamkan modal di Amerika Serikat. Dan ini juga menjadi salah satu sumber nilai tukar di belahan dunia melemah. Banyak negara mengalami tekanan nilai tukar," imbuhnya.
Terakhir, sumber ketidakpastian global adalah perang dagang AS dengan China, Eropa, Kanada dan Turki. Ketegangan ini menimbulkan ketidakpastian ekonomi global dan investor semakin tidak pasti semakin menarik dana mereka dari emerging market
"Ini menimbulkan tekanan tekanan nilai tukar dan ekonomi di belahan dunia," tandasnya.
Baca juga:
Besok, sanksi membawa uang asing bernilai mulai Rp 1 M berlaku
Nilai tukar Dolar sentuh Rp 14.800, money changer ini masih sepi pengunjung
Strategi Menteri Rini kala Rupiah merosot tajam
Reksadana masih positif meski Rupiah anjlok
Rupiah tembus Rp 14.700 per USD, ini dampak ke industri
Bos BI beberkan 3 sumber ketidakpastian global hingga ganggu nilai tukar