Rupiah Melemah 1,2 Persen Akibat Ketidakpastian Pasar Keuangan Global
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan nilai tukar rupiah terdepresiasi atau melemah 1,2 persen dibandingkan tingkat akhir April 2022 lalu, karena terdampak ketidakpastian pasar keuangan global.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan nilai tukar rupiah terdepresiasi atau melemah 1,2 persen dibandingkan tingkat akhir April 2022 lalu, karena terdampak ketidakpastian pasar keuangan global.
"Nilai tukar rupiah terdepresiasi sejalan dengan mata uang regional lainnya dengan meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global. Nilai tukar rupiah pada 23 mei 2022 terdepresiasi 1,2 persen dibanding dengan akhir April 2022," katanya dalam pengumuman hasil Rapat Dewan Gubernur BI, Selasa (24/5).
-
Bagaimana Pejuang Rupiah bisa menghadapi tantangan ekonomi? "Tidak masalah jika kamu bekerja sampai punggungmu retak selama itu sepadan! Kerja keras terbayar dan selalu meninggalkan kesan abadi."
-
Kenapa Bank Indonesia mengembangkan Rupiah Digital? Selain menjadi mata uang yang cepat, mudah, murah, aman, dan andal dalam ekosistem digital di masa depan, Rupiah Digital juga menjadi solusi yang memastikan Rupiah tetap menjadi satu-satunya mata uang yang sah di NKRI.
-
Apa yang dijelaskan oleh Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, mengenai redenominasi rupiah? Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan, implementasi redenominasi rupiah ini masih menunggu persetujuan dan pertimbangan berbagai hal.
-
Bagaimana Bank Indonesia memastikan bahwa rencana redenominasi rupiah tetap berjalan? Bank Indonesia pun memastikan bahwa rencana redenominasi rupiah atau Rp1.000 ke Rp1 masih terus berjalan. Bahkan, Bank Indonesia sudah siap dengan skenario dalam penerapan redenominasi rupiah ini.
-
Bagaimana cara bank pemerintah berperan dalam mengatasi tantangan ekonomi? Selain itu, bank pemerintah juga seringkali memiliki peran strategis dalam mengatasi tantangan ekonomi, seperti mengelola krisis keuangan dan memberikan dukungan finansial kepada sektor-sektor yang dianggap vital bagi pembangunan ekonomi.
-
Bagaimana BRI meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia? Sebagai bank yang berfokus pada pemberdayaan UMKM, BRI memiliki jutaan database nasabah, baik simpanan maupun pinjaman. Ini menyebabkan BRI terpapar risiko data privacy breach dan cyber security system.
Depresiasi tersebut disebabkan oleh aliran modal asing keluar seiring dengan meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global di tengah terjaganya pasokan valas domestik. Khususnya, dari korporasi dan persepsi positif terhadap prospek perekonomian Indonesia.
"Dengan perkembangan ini, nilai tukar rupiah sampai 23 Mei 2022 terdepresiasi sekitar 2,87 persen year-to-date dibandingkan dengan tingkat akhir 2021," imbuhnya.
Kendati demikian, Perry menyebut tingkat depresiasi ini relatif lebih kecil dibandingkan dengan yang terjadi di beberapa negara tetangga. Contohnya, India yang mengalami depresiasi sebesar 4,11 persen, Malaysia 5,1 persen, dan Korea Selatan 5,97 persen.
Dia memprediksi, ke depannya stabilitas nilai tukar rupiah akan tetap terjaga, didukung oleh kondisi fundamental ekonomi indonesia yang tetap terjaga. Tercermin dari rendahnya defisit transaksi berjalan, memadainya pasokan valas dari korporasi yang terus berlanjut serta komitmen dari Bank Indonesia.
"Bank Indonesia terus memperkuat kebijakan stabilitas nilai tukar rupiah sesuai dengan bekerjanya mekanisme pasar dan fundamental ekonomi Indonesia," jelasnya.
Reporter: Arief Rahman H.
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
BI Catat Dana Asing Rp19,14 Triliun Keluar dari Pasar Domestik
BI Prediksi Uang Masuk Usai Lebaran di Kota Solo Tembus 100 Persen
Sandiaga Uno Prediksi Perputaran Uang Selama Lebaran Capai Rp72 Triliun
BI Terbitkan Aturan Penggunaan Rupiah di Kegiatan Internasional
Penarikan Uang Tunai Naik 16,6 Persen Saat Masa Ramadan 2022
Jasa Penukar Uang Lesu Meski Musim Mudik Telah Tiba